Jurnal Belajar Deskripsi Teoritik

Jurnal, log, buku harian, portofolio merupakan wadah untuk menulis yang dicatat selama periode tertentu. Penulisan mungkin menyertai program pembelajaran, pekerjaan, lapangan kerja, atau penempatan pengalaman atau sebuah proyek penelitian. Jurnal atau log dan buku harian dapat datang dalam bentuk yang berbeda dan digunakan untuk memenuhi tujuan yang berbeda. Jurnal belajar atau buku harian dan portofolio semakin digunakan dalam pendidikan tinggi sebagai sarana memfasilitasi atau menilai pembelajaran. Jurnal belajar atau buku harian dan portofolio memiliki berbagai tujuan dan struktur yang diperkenalkan dengan kebutuhan- kebutuhan yang sesuai untuk tujuan-tujuan mereka dan untuk gaya belajar mereka. Secara umum, jurnal belajar atau buku harian dan portofolio tampaknya untuk membantu dalam personalisasi dan memperdalam kualitas pembelajaran dan dalam membantu peserta didik untuk mengintegrasikan materi pembelajaran, seperti dari modul yang berbeda atau belajar teoritis dan praktis. Jurnal belajar atau buku harian dan portofolio mungkin sangat terstruktur atau “bebas” dan mereka telah digunakan untuk meningkatkan pembelajaran di hampir setiap area subyek termasuk matematika dan sains, dan khususnya di pengembangan profesi. 20 Log belajar merupakan dasar dari sebuah log atau rekaman atau jurnal dari belajar. Hal ini tidak selalu formal „akademis’ bagian dari pekerjaan. Hal ini merupakan catatan pribadi dari belajar. Karena itu merupakan dokumen unik yang tidak bis a menjadi „benar’ atau „salah’. Log belajar membantu untuk mencatat menyusun, berpikir dan refleksi, merencanakan, mengembangkan dan bukti belajar seseorang. Sebuah log belajar merupakan sebuah jurnal sebagai bukti belajar dan pengembang keterampilan. Ini bukan hanya sebuah buku harian yang 20 Jennifer Moon, op. cit. mencatat „apa yang telah anda lakukan’ tapi mencatat apa yang telah dipelajari, di coba dan refleksi kritis. 21 Jurnal belajar, log dan buku harian reflektif adalah istilah yang sering digunakan secara bergantian. Namun tujuan dari ketiganya mungkin sedikit berbeda. Ketika membuat jurnal belajar, penekanannya adalah pada membuat eksplisit dan merekam pembelajaran yang terjadi. Buku harian reflektif, seperti namanya lebih fokus dengan menunjukan refleksi dari pengalaman, sedangkan log adalah catatan peristiwa yang telah terjadi. Mereka semua memiliki aspek refleksi di dalamnya. 22 Pada dasarnya sebuah jurnal belajar, membantu merefleksikan pembelajaran. Ini berarti bahwa jurnal belajar tidak harus menjadi catatan yang murni deskriptif dari apa yang dilakukan, melainkan kesempatan untuk mengkomunikasikan proses berpikir yakni bagaimana dan mengapa melakukan apa yang dilakukan serta apa yang dipikirkan tentang apa yang dilakukan. 23 Jurnal diterima dan secara luas digunakan mata pelajaran dasar kemanusiaan. Hal ini terutama berlaku dalam kasus profesi yang memerlukan beberapa pengalaman kerja praktik seperti pendidikan, perawatan, kerja sosial dan kementrian agama. Refleksi ini memberikan kesempatan untuk belajar dari kasus-kasus sebelumnya dan untuk memaksimalkan manfaat dari pengalaman melalui refleksi. 24 Pembelajaran reflektif adalah proses belajar yang membutuhkan waktu dan latihan. Hal ini merupakan proses aktif yang melibatkan pemikiran melalui masalah diri sendiri, mengajukan pertanyaan, dan mencari informasi yang relevan untuk membantu pemahaman. Pembelajaran reflektif bekerja paling baik apabila seorang berpikir 21 Anon, Learning Log or Learning Journals, 2012, www.hull.ac.ukphpcesaghdocuments LEARNINGLOG.doc 22 Jennifer Moon, op. cit. 23 Anon, Learning Journals, op. cit. 24 Susan E. George, Learning and the Reflective Journal in Computer Science, 2012, http:crpit. comconfpapersCRPITV4George.pdf tentang apa yang ia lakukan sebelum, selama dan yang akan dilakukan setelah belajar. 25 Menulis reflektif adalah sumber daya serbaguna. Menulis tidak hanya mendukung refleksi dan pembelajaran profesional dalam banyak peraturan mengajar, itu juga bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan dan sociable. Banyak guru yang tidak yakin dengan apa yang mereka pikirkan sebelum mereka menulis, tetapi menemukan bahwa praktik menulis membawa wawasan baru dan pemahaman, selera pribadi dan pencapaian profesional, dan kesiapan untuk berbagi wawasan dengan orang lain. 26 Refleksi sangat penting untuk mengembangkan kemampuan yang mengharuskan seseorang untuk berpikir bagaimana seorang secara pribadi berkaitan dengan proses pembelajaran. 27 Refleksi yang dilakukan pada saat belajar, dapat membantu seorang meningkatkan pemahaman dan membantu untuk merenungkan apa yang telah dipelajari dan apa yang seseorang coba untuk mencapai sesuatu. Selain itu dapat mendorong seseorang untuk berpikir tentang topik yang dibahas dalam kelas serta mengambil posisi pada masalah dan berpikir kritis. 28 Jurnal refleksi adalah rekaman pribadi dari pengalaman- pengalaman pembelajaran. Para siswa biasanya ditanya oleh instruktur mereka untuk merekam pembelajaran mereka antara lain kejadian- kejadian yang berhubungan, biasanya selama proses pembelajaran tetapi lebih sering ketika kejadian tersebut baru saja berlangsung. 29 Dalam pengajaran profesional dan pengajaran bermakna disebutkan bahwa jurnal refleksi pembelajaran merupakan sebuah dokumen yang hidup dan tumbuh yang selalu ditulis untuk merekam pembelajaran. 25 Anon, Learning Journals, op. cit. 26 Jill Burton, “Reflective Writing – Getting to The Heart of Teaching and Learning”, dalam Jill Burton., et al., ed., Reflective writing ‘A way to lifelong teacher learning’, 2012, p. 1, http: tesl-ej.orgbooksreflective_writing.pdf. 27 Anon, Learning Journals, op. cit. 28 Anon, Writing a Journal or Learning Log, op. cit., p.1. 29 Anon, Reflective Journals and Learning Logs, 2012 http:www.niu.edufacdevresour cesguideassessmentreflective_journals20and_learning_logs.pdf. Jurnal refleksi pembelajaran bukan merupakan rangkuman bahan ajar, melainkan biasanya difokuskan pada tanggapan atau penilaian tentang apa yang sudah dipelajari dari pada hanya menjelaskan apa yang sudah dibaca dan juga bukan sebuah buku harian kegiatan belajar. 30 Penggunaan jurnal belajar reflektif merupakan pendekatan umum dan bernilai. Saat membuat jurnal belajar reflektif dapat mengadopsi struktur untuk setiap jurnal, yakni mencakup pengaturan dan tanggal, apa yang dilakukan, kunci catatan kritis pada refleksi kegiatan, apa yang dipikirkan telah dipelajari. 31 Dalam jurnal dan pembelajaran atas dasar pengalaman learning log dapat didorong oleh pertanyaan-pertanyaan mengenai konten pelajaran, tugas-tugas, ulangan-ulangan, ide-ide milik para siswa, dan proses pemikiran siswa-siswa tentang apa yang telah terjadi di kelas dalam periode waktu tertentu. Jurnal dan pembelajaran atas dasar pengalaman learning log kemudian dikumpulkan kepada instruktur untuk dijadikan feedback umpan balik. Paper-based dan jurnal atau log online dapat dikembalikan sebelum atau sesudah periode kelas atau pada waktu lain yang telah ditentukan. 32 Kegiatan untuk menyusun jurnal belajar learning journal, menurut Sudrajat dapat berupa hal-hal sebagai berikut: a. Mencatat hal-hal yang menarik dan ingin ditindaklanjuti secara lebih dalam dari suatu buku atau artikel yang dibaca. b. Mencatat pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benak seputar topik materi yang dibaca atau dipelajari. c. Mencatat tentang hal-hal utama yang baru saja diketahui dari bahan yang telah dipelajari. d. Mencatat bahan yang relevan dari sumber lain yang telah dibaca, seperti artikel dalam surat kabar. 30 Anon, Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna, op, cit., h.61. 31 Anon, Keeping a Reflective Journal, 2012, http:www.open.ac.ukskillsfor studybe-aware -of-your-habits.php 32 Anon, Reflective Journal and Learning Logs, op. cit. e. Mencatat tentang refleksi atas apa yang telah dipelajari, hingga sejauh mana telah dapat memenuhi kebutuhan belajarnya. 33 Dalam sebuah jurnal belajar, yang harus ditulis adalah beberapa hal yang dianggap menarik dalam kegiatan pembelajaran dan direncanakan untuk menikdaklanjutinya secara mendalam pada masa mendatang, beberapa pertanyaan yang muncul dalam pikiran sebagai dampak dari apa yang dibaca, sesuatu yang sudah dipelajari, komentar tentang suatu program dan seberapa jauh program itu dapat memenuhi kebutuhan proses pembelajaran, serta seberapa jauh pelajaran dalam suatu program berkaitan dengan pelajaran lain yang dipelajari dengan pendekatan lain. Dalam pengajaran profesional bermakna, disebutkan bahwa jurnal pembelajaran dapat memiliki format dengan berbagai pertanyaan, diantaranya: a. Apa yang saya pelajari hari ini? b. Apa yang saya rasakan menarik? c. Apa yang masih membingungkan? d. Apakah saya menemukan masalah dan issu yang tidak diharapkan? e. Apa jenis pembelajaran tingkat tinggi yang saya alami? f. Apa jenis pembelajaran tingkat rendah yang saya alami? g. Apa yang saya rasakan dengan pendekatan yang digunakan untuk membahas issu, topik pelajaran? h. Bagaimana saya memperbaiki teknik pembelajaran? i. Apa yang ingin dan perlu ku ketahui lebih banyak lagi? j. Apa sumber belajar yang memberi ilham dan menyenangkan saya? photo, websites, dll 34 33 Kartono dan Ali Imron, Penerapan Teknik Penilaian Learning Journal pada Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Segiempat, 2012, h. 60-61 http:journal.unnes.ac.idnjuindex.phpkreanoarticledownload 1246 1298 34 Anon, Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna, op. cit., h.62 Selain berbagai pertanyaan yang telah disebutkan di atas, pada jurnal belajar juga mungkin mengandung unsur-unsur seperti : a. Informasi, yaitu sebuah jurnal harus menunjukkan bahwa seorang telah menghadiri kelas, telah membaca, memahami masalah dan teori yang ada, dan harus mencakup interpretasi pribadi dari program kerja b. Observasi, berupa deskripsi dari apa yang dibaca atau aktivitas yang telah dilakukan c. Spekulasi, yaitu siswa bertanya-tanya tentang makna dan implikasi dari peristiwa, bacaan, masalah, diskusi yang terkait d. Memahami, yakni membuat pengertian sendiri dari masalah dan konsep e. Pertanyaan, yakni mencakup pertanyaan akademik, keraguan diri sendiri, hal-hal yang ingin seorang cari tahu f. Sintesis, yakni siswa secara bersama-sama menarik ide untuk menemukan keterkaitan dan hubungan. g. Kritik, yakni identifikasi kekuatan dan kelemahan teori, bacaan dan aktivitas h. Revisi, berupa perwujudan ide-ide yang telah berubah serta memperluasnya dalam beberapa cara. 35 Penulisan reflektif tidak memerlukan gaya tulisan resmi. Karena tulisan reflektif merupakan pengembangan pemahaman seseorang. Jurnal belajar berisi tentang catatan pengalaman belajar siswa, apa yang telah dimengerti, apa yang belum dimengerti oleh siswa beserta alasan maupun kendala yang tengah dihadapi. Serta apa yang akan dilakukan selanjutnya oleh siswa terutama berkaitan dengan apa yang belum dimengerti oleh siswa. Tulisan resmi akan membuat siswa menjadi lebih kaku dan tidak merasa leluasa mengungkapkan apa yang ada dipikirannya. 35 Anon, Writing a Journal or Learning Log, op. cit., p.1. Berikut ini merupakan contoh prosedur penggunaan jurnal belajar seperti tertulis pada buku yang ditulis oleh Silberman 2006 yaitu : a. Menjelaskan kepada siswa bahwa pengalaman tidak mesti menjadi guru terbaik dan bahwa sangatlah penting untuk merenungkan kembali pengalaman guna menyadari apa yang kita dapatkan dari pengalaman itu. b. Memerintahkan siswa untuk membuat jurnal tentang bagaimana belajar mereka c. Menyarankan agar mereka menulis dua kali seminggu, sebagian dari apa yang mereka pikirkan dan rasakan tentang hal-hal yang mereka pelajari. d. Memerintahkan siswa untuk berfokus pada beberapa atau semua kategori dibawah ini : 1 Apa yang belum jelas bagi mereka atau apa yang mereka tidak setujui. 2 Bagaimana kaitan antara pengalaman belajar dengan kehidupan pribadi mereka. 3 Bagaimana pengalaman belajar terefleksikan dalam hal-hal lain yang mereka baca, lihat dan kerjakan. 4 Apa yang mereka amati tentang diri mereka dan orang lain semenjak merasakan pengalaman belajar. 5 Apa yang mereka petik dari pengalaman belajar. 6 Apa yang hendak mereka kerjakan sebagai hasil dari pengalaman belajar. e. Mengumpulkan, membaca, dan mengomentari jurnal tersebut secara berkala agar siswa menjadi merasa bertanggung jawab untuk menyimpannya dan agar guru dapat menerima umpan balik dari hasil belajar mereka. 36 Mount Mercy Colage MMC memiliki klasifikasi dari jenis jurnal yang meliputi: a. Jurnal pribadi – buku harian dari pikiran, aktifitas, respon emosional, catatan kehidupan sehari-hari. b. Jurnal respon – menanggapi sebuah literatur; peristiwa, rangkaian perstiwa atau pengalaman. c. Log belajar – ringkasan tidak resmi dari apa yang telah dipelajari; terkadang mendetil dengan pengetahuan dan pendapat yang ditentukan. d. Jurnal dialog – ruang untuk dua orang dua orang murid, guru atau lainnya berkomentar tentang tugas, peristiwa, dan lainnya sebagai tanggapan terhadap satu sama lain. e. Catatan ganda jurnal – ruang untuk komentar awal dengan ruang yang berdekatan untuk komentar selanjutnya setelah refleksi atau waktu selanjutnya yang ditentukan. f. Jurnal membaca – tempat untuk meringkas dan mengomentari untuk bacaan di kelas, pribadi dan minat akademik, paper atau persiapan tugas. g. Jurnal menulis – sebuah ringkasan dari pengamatan, pemikiran, wawasan dan lain-lain mencatat dari waktu ke waktu dalam persiapan tugas. Mount Mercy College MMC mengklasifikasi beberapa hasil belajar yang dapat diamati siswa mereka. Termasuk peningkatan berikut ini : a. Deskripsi situasi, peristiwa dan hubungan b. Meningkatkan kesadaran diri dan kemampuan untuk menganalisis kemampuan diri sendiri 36 Melvin L. Silberman, Active learning : 101 cara belajar siswa aktif, Bandung: Nusamedia, 2011, h. 205-206. c. Mengidentifikasi dan „verbalisasi’ salah satunya adalah pengetahuan yang telah ada dan baru diperoleh d. Mensintesis dan mengintegrasi informasi lebih ringkas e. Menilai, membuat pertimbangan, mengevaluasi peristiwa pada satu kehidupan dan aktivitas pendidikan f. Perkembangan baru, tambahan atau alternatif perspektif pada satu hubungan, interaksi dan peristiwa g. Personalisasi pengalaman pendidikan lab, percobaan klinis, praktikum, grup diskusi dan lebih mengetahui apa yang sedang dipelajari h. Mendorong pembentukan hubungan antar teori, penelitian, observasi, dan percobaan i. Mengkomunikasikan apa yang sedang dipelajari dan untuk menilai suatu pengalaman, dan j. Menghargai pembelajaran mereka sendiri, berkembang, menghargai diri sendiri 37 Menulis sebuah jurnal belajar ada beberapa hal yang disarankan, diantaranya: a. Menulis jurnal secara teratur, bahkan dengan catatan pendek. b. Fokus pada peristiwa tertentu atau masalah yakni berpikir bagaimana bisa mengatasi atau menyelesaikan masalah tersebut, atau bagaimana cara meningkatkannya. c. Gunakan pertanyaan atau petunjuk untuk fokus pada tugas. d. Hindari penulisan deskriptif – mengambil pendekatan analisis. e. Gunakan teknik seperti peta pikiran, diagram, sketsa atau kartun. Gunakan warna untuk membuat lebih menarik dan mengesankan. f. Ulaslah catatan yang telah ditulis, apakah dapat menemukan tema dan dapat mengenali tindakan yang mungkin diambil untuk jangka 37 Susan E. George, op. cit. panjang. misalnya untuk meningkatkan keterampilan pelajaran tertentu. g. ingatlah bahwa menulis dapat digunakan sebagai alat belajar, menulis dapat digunakan untuk mengeksplorasi ide-ide sebagai cara untuk memahaminya. Dalam Keeping a reflection journal ditulis bahwa „Apapun yang anda pilih untuk ditulis, jangan lepaskan penilaian – ingat bahwa tidak ada jawaban benar atau salah, bersikap jujur, terbuka, dan langsung. Refleksi yang efektif adalah apabila anda bisa menjadi diri sendiri’. 38 Menurut Jennifer Moon dalam sumber pengajaran dan pembelajaran UCD yang berjudul Learning Journals and Logs, jurnal belajar memiliki beberapa tujuan, yakni: a. Merekam pengalaman b. Mengembangkan pembelajaran yakni dengan cara yang meningkatkan pembelajaran lainnya c. Memperdalam kualitas pembelajaran, dalam bentuk pemikiran kritis atau mengembangkan sikap mempertanyakan d. Mengaktifkan peserta didik untuk memahami proses belajar mereka e. Memfasilitasi belajar dari pengalaman f. Meningkatkan keterlibatan aktif dalam pembelajaran dan kepemilikan pribadi belajar g. Meningkatkan kemampuan untuk merefleksikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran h. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah i. Sebagai sarana penilaian dalam pendidikan formal j. Meningkatkan praktik profesional atau profesional diri dalam praktek k. Mengeksplorasi diri, membangun makna pribadi dan salah satunya memandang dunia. Untuk meningkatkan penilaian pribadi menuju pemberdayaan diri 38 Anon, Keeping a Reflective Journal , op. cit. l. Sebagai sarana memperlambat pembelajaran, mempertimbangkan situasi yang lebih menyeluruh m. Meningkatkan kreativitas dengan membuat lebih baik penggunaan pemahaman intuitif n. Menyediakan suara alternatif bagi mereka yang tidak pandai mengekspresikan diri mereka sendiri o. Membina interaksi reflektif dan kreatif dalam kelompok 39 Universty of Worcester dalam Learning Journals mengungkapkan beberapa hal yang menjadi alasan kenapa seorang menggunakan jurnal belajar, yakni : a. Untuk memberikan „gambaran hidup’ dari perkembangan pemahaman dari mata pelajaran atau pengalaman b. Untuk menunjukkan bagaimana mengembangkan belajar c. Untuk menyimpan catatan pikiran dan ide-ide dari pengalaman belajar d. Untuk membantu mengidentifikansi kekuatan, kelemahan, dan keinginan dalam belajar 40 Dengan membuat sebuah jurnal belajar atau pembelajaran reflektif serta mengembangkannya ada keuntungan yang didapat, yakni : a. Menjadi termotivasi, mengetahui apa yang coba mereka capai dan kenapa b. Menjadi lebih aktif dalam memperluas pemahaman mereka tentang topik dan subjek c. Menggunakan kemampuan yang telah ada untuk membantu mereka mengembangkan pemahaman tentang ide-ide baru d. Memahami konsep baru dengan mengaitkannya dengan pengalaman mereka sebelumnya e. Memahami bahwa penelitian tambahan dan membaca secara luas dapat meningkatkan pemahaman mereka 39 Jennifer Moon, op. cit. 40 Anon, Learning Journals, op. cit. f. Mengembangkan pembelajaran dan berpikir mereka dengan membangun penilaian kritis dari pengalaman belajar sebelumnya g. Menjadi lebih sadar diri, mampu mengidentifikasi, menjelaskan, dan mengatasi kelebihan serta kelemahan mereka sendiri. 41

4. Hakikat Belajar

Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah pada yang lebih baik atau pun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal lain yang juga selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman, pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya. Unsur perubahan dan pengalaman hampir selalu ditekankan dalam rumusan atau definisi tentang belajar, yang dikemukakan para ahli. Menurut Witherington “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Crow dan Hilgard. Menurut Crow “belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pen getahuan dan sikap baru”, sedang menurut Hilgard “belajar adalah suatu proses di mana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respons. 42 Beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu : a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih buruk. 41 Anon, Learning Journals, op. cit. 42 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011, cet. 24, h. 155-156 b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi. c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya berakhir dari satu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan ataupun bertahun- tahun. Ini berarti kita harus mengenyampingkan perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang, yang biasanya hanya berlangsung sementara. d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti; perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap. 43 Menurut Oemar Hamalik, hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku siswa. 44 Sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinata hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. 45 43 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, Cet. 24, h. 85 44 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2009. h.159 45 Nana Syaodih Sukmadinata, op. cit., h.102-103 Evaluasi hasil belajar sebagai keseluruhan kegiatan pengukuran, pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang telah dicapai siswa memiliki beberapa tujuan tertentu, yaitu: 1 Memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajar melalui berbagai kegiatan belajar. 2 Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan-kegiatan belajar siswa lebih lanjut 3 Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa, menetapkan kesulitannya dan menyarankan kegiatan remedial 4 Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mendorong motivasi belajar siswa dengan mengenal kemajuannya sendiri dan merangsangnya untuk melakukan perbaikan 5 Memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa, sehingga guru dapat membantu perkembangannya menjadi warga masyarakat dan pribadi yang berkualitas. 6 Memberikan informasi yang tepat untuk membimbing siswa memilih sekolah atau jabatan yang sesuai dengan kecakapan, minat dan bakatnya 46

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian jurnal belajar sebelumnya dilakukan oleh Kartono dan Ali Imron dengan judul “Penerapan Teknik Penilaian Learning Journal Pada Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Segiempat”. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIC SMPN 3 Karanglewas. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes dan metode observasi yang kemudian dilakukan analisis untuk merumuskan 46 Oemar Hamalik, op. cit., h 160 hasil penelitian. Hasil penelitian tersebut bahwa penerapan teknik penilaian learning journal pada model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII C SMPN 3 Karanglewas pada materi segiempat efektif. Selain itu ada penelitian Yenny anjar jayadi dengan judul “Penggunaan Jurnal Belajar Dengan Macromedia Flash Dalam Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Kelas X-6 SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 20072008 Penelitian tindakan Kelas ”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Penerapan penggunaan jurnal belajar pada pembelajaran biologi dengan media macromedia flash dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat dilihat dari peningkatan motivasi belajar dan partisipasi siswa yang berdampak pada peningkatan penguasaan konsep.

C. Kerangka Berpikir

Pada dasarnya pembelajaran biologi menuntut peserta didik berpikir kritis dengan segala fenomena yang dibahas dalam mata pelajaran biologi. Seringkali pembelajaran biologi dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah belum sepenuhnya mengembangkan proses berpikir tingkat tinggi siswa yang mampu mengkonstruksi aspek kognitifnya. Jurnal belajar adalah wadah yang memuat hasil refleksi dalam bidang pembelajaran yang diperuntukan bagi peserta didik. Peserta didik mengisinya dengan hasil bacaan, hasil diskusi, refleksi terhadap temuan dalam pembelajaran, hasil pengamatan, hasil abstraksi atau apa saja yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah. Bila perlu bukan hanya peserta didik yang mempunyai karya yang berkualitas dapat mengisinya. Akan tetapi kesempatan diberikan kepada semua peserta didik, walaupun menurut guru apa yang dituliskan peserta didik itu pada awalnya hanya cerita yang kelihatannya kurang bermakna bagi guru. Jurnal belajar tidak hanya berorientasi pada pengembangan kemampuan akademis semata akan tetapi