Uji Hipotesis Penelitian Hasil Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis 1. Uji Normalitas

Berdasarkan pengujian hipotesis pretest yang telah dilakukan diperoleh t hit berada di dalam daerah penerimaan H atau dengan kata lain H diterima. Dengan demikian, mengindikasikan bahwa kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama sebelum diberikan perlakuan yang berbeda. Hasil perhitungan pengujian hipotesis postest yang telah dilakukan diperoleh t hit berada di luar daerah penerimaan H atau dengan kata lain H ditolak. Dengan demikian, hipotesis alternatif H a yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem pertahanan tubuh diterima pada taraf signifikan 5. Pada pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan jurnal belajar ada beberapa langkah yang dilakukan siswa. Sebelumnya siswa harus diberi pengetahuan tentang kooperatif jigsaw, apa saja yang menjadi peran serta tugas yang akan mereka lakukan. Karena model pembelajaran yang baru diterapkan tidak dipungkiri membuat siswa merasa bingung dan jika tidak benar-benar diberi pengetahuan awal jigsaw membuat siswa pada proses belajar dari awal sampai akhir sulit untuk diatur dan menjadi tidak maksimal. Sedangkan pemahaman awal tentang jurnal belajar juga harus ditanamkan, terutama manfaat dari jurnal belajar itu sendiri, agar hasil dari jurnal belajar dapat sesuai dengan yang diinginkan. Langkah pertama, siswa dibagi menjadi 8 kelompok asal. Pembagian kelompok dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw dilakukan secara heterogen, sehingga cukup seimbang dalam setiap kelompok yang dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuan dan gender. Pembagian kelompok merupakan langkah yang cukup memakan banyak waktu, oleh karenanya peneliti sudah menyiapkan segala sesuatunya yang berkaitan dengan pembagian kelompok, untuk memaksimalkan waktu. Sebelumnya peneliti telah meminta dafar nama siswa dan data yang diperlukan, baik untuk kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Baik daftar nama ataupun data lain yang menunjang diperlukan untuk pembagian kelompok yang heterogen. Pemilihan anggota kelompok oleh peneliti lebih diterima oleh sebagian besar siswa dibanding jika menyerahkannya pada siswa. Langkah kedua, siswa dibagi menjadi 8 kelompok ahli yang juga dikelompokkan secara heterogen. Setelah setiap siswa mengetahui anggota kelompoknya dalam kelompok asal, setiap kelompok diberikan beberapa gulungan kertas sesuai dengan jumlah anggota yang ada dalam satu kelompok asal. Setiap gulungan kertas berisi angka yang mewakili kelompok ahli yang nantinya setiap siswa akan menggambil gulungan kertas tersebut. Setelah pembagian kelompok untuk kelompok asal dan kelompok ahli selesai, maka selanjutnya adalah tahap diskusi. Langkah ketiga, siswa yang memiliki angka yang sama setelah mengambil gulungan kertas maka akan berkumpul pada sebuah kelompok ahli untuk berdiskusi membahas sebuah bahan ajar serta lks dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Pada tahap ini siswa dilatih untuk berpikir serta bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan. Pada tahap ini pula guru mengawasi, memberikan bantuan pada kelompok yang mengalami kesulitan serta memberi peringatan pada siswa yang tidak menjalankan kewajibannya. Pada tahap ini ada beberapa siswa yang tidak fokus dan serius berdiskusi, peneliti mencoba memberi arahan dan menyadarkannya untuk dapat memahami bahwa setelah diskusi pada kelompok ahli ada tanggung jawab besar yang diemban oleh setiap siswa. Tanggung jawab yang besar dikarenakan nantinya pada kelompok asal setiap siswa berkewajiban menyampaikan apa yang telah didiskusikan pada kelompok ahli serta berusaha sekuat tenaga menjadikan teman yang ada pada kelompok asal memahami materi yang telah disampaikan. Langkah keempat, setelah diskusi selesai dilakukan pada kelompok ahli, tiap siswa kembali pada kelompok asal untuk menjelaskan pemahaman yang telah didapatkan setelah berdiskusi di kelompok ahli dengan waktu yang telah