Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

pembelajaran untuk dijadikan sebuah dokumen tertulis semacam ini akan mendorong para siswa untuk merefleksikan proses belajarnya sendiri. Hal-hal tersebut juga memberikan kesempatan bagi para guru untuk lebih mendalami wawasannya sendiri terkait pemikiran atau konsep yang diperbincangkan bersama para siswa. Tidak berlebihan kiranya, jika Fulwiler menyatakan bahwa jurnal siswa semacam ini merupakan jantung bagi program kemelekan siswa terhadap berbagai hal terkait tugas pembelajarannya di sekolah. 7 Dalam sebuah pembelajaran diperlukan adanya refleksi. Kenyataan yang terjadi di sekolah-sekolah pada saat ini, proses refleksi hanya dilakukan sekilas sebelum proses pembelajaran berakhir dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru untuk mengetahui konsep apa saja yang telah dimengerti serta yang belum dimengerti oleh siswa. Penggunaan jurnal belajar belum banyak diterapkan sebagai sarana refleksi pembelajaran maupun alat pengembangan kemampuan metakognisi siswa. Padahal banyak sekali keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan jurnal belajar. Berdasarkan hal yang telah dikemukakan, penulis bermaksud melakukan penelitian tentang pengaruh pembelajaraan kooperatif dengan jurnal belajar terhadap hasil belajar. Adapun materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep sistem pertahanan tubuh manusia, konsep sistem pertahanan tubuh manusia merupakan salah satu materi yang memiliki kaitan erat dengan kehidupan sehari-hari daily life. Sistem pertahanan tubuh merupakan materi yang bersifat abstrak dan sulit dipahami.

B. Identifikasi Masalah

1. Jarangnya penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw 2. Belum banyaknya pemanfaatan jurnal belajar 3. Terlalu singkatnya proses refleksi yang dilakukan oleh guru yakni hanya dengan mengajukan beberapa pertanyaan diakhir pertemuan 7 Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif: Teori dan Asesmen, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012, h.38

C. Pembatasan Masalah

Untuk menjaga agar masalah tidak terlalu meluas dan melebar, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut : 1. Subjek penelitiannya adalah siswa SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang Kelas XI IPA. 2. Pembelajaran kooperatif yang digunakan tipe jigsaw 3. Jurnal belajar adalah sebuah tulisan yang memungkinkan siswa untuk mencatat pikiran, wawasan tentang pengalaman belajar dan berisi materi yang telah dipahami siswa. Pada penelitian ini jurnal belajar terdiri atas beberapa pertanyaan reflektif yang harus dijawab siswa. Pertanyaan yang digunakan merupakan gabungan antara pengembangan jurnal belajar yang dilakukan oleh Melvin Silberman, Jennifer Moon dan Sudrajat. 4. Hasil belajar yang akan diukur meliputi ranah kognitif berdasarkan taksonomi bloom. Ranah kognitif diukur melalui tes objektif berupa pilihan ganda dengan lima options yang berjumlah 20 soal meliputi jenjang C1, C2, C3 dan C4.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem pertahanan tubuh ?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran kooperatif dengan penggunaan jurnal belajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem pertahanan tubuh di Kelas XI Sebelas IPA SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti, dapat bertambahnya wawasan tentang penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. 2. Bagi sekolah, diharapkan akan menjadi bahan masukan untuk guru-guru, khususnya guru biologi agar dapat menerapkan jurnal belajar sebagai sarana refleksi. 3. Bagi dunia pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk pengembangan jurnal belajar selanjutnya. 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Pembelajaran Kooperatif

a. Konsep Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif dilandasi oleh teori konstruktivisme. Pendekatan teori konstruktivisme dalam belajar adalah suatu pendekatan di mana siswa harus secara individual menemukan dan mengubah informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan memperbaikinya bila perlu Soejadi dalam Teti Sobari, 2006:15. Menurut Slavin 2007, pembelajaran kooperatif menjadikan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Selama terjadi interaksi antar siswa dibolehkan adanya pertukaran ide dan pemahaman ide sendiri dalam suasana nyaman yang tidak terancam, sesuai dengan falsafah konstruktivisme. 1 Adanya pertukaran ide antara satu siswa dengan siswa lainnya dalam satu kelompok, nantinya akan terbentuklah suatu pengetahuan. Siswa akan memeriksa ide mereka masing-masing serta menafsirkannya. Keaktifan dan rasa ingin tahu serta proses interaksi dengan lingkungan yang terjadi secara terus-menerus akan menjadikan pengetahuan yang semakin berkembang. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa dengan beragam kemampuan, untuk bekerja sama dalam sebuah kelompok kecil untuk mencapai tujuan yang sama. Tujuan utamanya adalah tahap pembelajaran yang maksimum bukan saja untuk diri sendiri, tetapi juga untuk teman-teman lain dalam 1 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013, h.201.