Perubahan Budaya Organisasi Budaya Kuat dan Budaya Lemah

4. Ritual Ritual adalah deretan berulang dari kegiatn yang mengungkapan dan memperkuat nilai-nilai utama organisasi itu, tujuan apakah yang paling penting, orang-orang manakah yang penting dan mana yang dapat dikorbankan. Acara- acara rutin ini diselenggarakan oleh organisasi-organisasi dalam rangka memberikan penghargaan kepada anggotanya. 5. Jaringan budaya Jaringan budaya adalah jaringan komunikasi informal yang pada dasarnya merupakan saluran komunikasi primer. Fungsinya menyalurkan informasi dan memberi interpretasi terhadap informasi. Melalui jaringan informal, kehebatan perusahaan diceritakan dari waktu ke waktu. Budaya organisasi yang asli diturunkan dari filsafat pendirinya. Selanjutnya budaya ini sangat mempengaruhi kriteria yang digunakan dalam proses penyeleksian anggota organisasi. Tindakan dari seorang manajemen puncakpimpinan menentukan perilaku yang dapat diterima dan yang tidak. Budaya organisasi membuat pekerjaaan menajdi lebih mudah. Komitmen seluruh anggota organisasi mulai dari pimpinan puncak sampai anggota lapisan bawah merupakan persyaratan mutlak untuk tetap terpeliharanya budaya organisasi.

1.7 Perubahan Budaya Organisasi

Kadang-kadang organisasi harus menguabah budaya organisasinya. Misalnya karena perubahan lingkungan luar yang drastis organisasi yang bersangkutan harus Universitas Sumatera Utara menyesuaikan dengan kondisi-kondisi ini atau tidak dapat bertahan. Tetapi mengubah budaya lama dapat mengalami kesulitan. Meskipun ada halangan dan hambatan, budaya-budaya itu dapat dikelola dan diubah. Organisasi-organisasi yang berusaha mengubah budaya mereka juga harus hati- hati agar tidak meninggalkan akar budayanya. Jika organisasi melewati jalan yang salah dalam melakukan perubahan budaya organisasi dapat menyebabkan inisiatif untuk melakukan perubahan budaya organisasi gagal atau tidak dapat dilanjutkan. Budaya organisai dapat dibuat dan diubah. Banyak aspek dan pelajaran dapat diperoleh dari usaha perubahan budaya organisasi. Perubahan budaya organisasi yang efektif harus dimulai dengan perubahan pola pikir. Organisasi yang sukses mempunyai budaya organisasi yang sejalan dengan visi, misi, strategi, tujuan, dan lingkungan. Untuk mendapatkan budaya organisasi yang baik diperlukan rasionalitas yang kuat untuk memastikan terjadinya asimilasi budaya diseluruh organisasi. Program perubahan budaya harus memanfaatkan berbagai mekasnisme trasnsmisi budaya dan juga pendekatan partisipatif serta komitmen dari pimpinan puncak untuk mencapai perubahan budaya yang mendalam dan berkelanjutan.

1.8 Budaya Kuat dan Budaya Lemah

Menurut Vijay Sathe dalam Tika 2006:108 budaya organisasi yang kuat adalah budaya organisasi yang ideal di mana kekuatan budaya mempengaruhi intensitas perilaku. Disamping faktor kepemimpinan ada dua faktor besar yang ikut menentukan kekuatan budaya organisasi yaitu kebersamaan dan intensitas. Kebersamaan dapat ditunjukan dengan besarnya derajat kesamaan yang dimiliki oleh para anggota organisasi tentang nilai- Universitas Sumatera Utara nilai inti. Sedangkan intensitas adalah derajat komitmen para anggota organisasi terhadap nilai-nilai inti. Pada organisasi yang memiliki budaya organisasi yang kuat, anggota-anggota organisasi loyal kepada organisasi, tahu dan jelas apa tujuan organisasi serta mengerti perilaku mana yang dipandang baik dan tidak. Pedoman bertingakh laku bagi orang-orang di dalam perusahaan digariskan dengan jelas, dimengerti, dipatuhi dan dilaksanakan oleh orang-orang yang bekerja menjadi sangat kohesif. Nilai-nilai yang dianut organisasi tidak hanya sekedar slogan saja, tetapi dihayati dan dinyatakan dalam tingkah laku sehari-hari secara konsisten oleh orang-orang yang bekerja dalam perusahaan. Jadi budaya organisasi yang kuat membantu perusahaan memberi kepastian kepada seluruh individu yang ada dalam organisasi untuk berkembang bersama perusahaan dan bersama-sama meningkatkan kegiatan usaha dalam menghadapi persaingan. Budaya organisasi yang lemah adalah budaya organisasi yang kurang didukung secara luas oleh para anggotanya dan sangat dipaksakan serta memberi pengaruh negatif pada organisasi karena akan memberi arah yang salah kepada para pegawainya. Selain itu dalam organisasi yang lemah mudah terbentuk kelompok-kelompok yang bertentangan satu sama lain, kesetiaan kepada kelompok melebihi kesetiaan kepada organisasi dan anggota organisasi tidak segan-segan mengorbankan kepentingan organisasi untuk kepentingan kelompok atau kepentingan sendiri. Apabila hal ini terjadi maka tugas-tugas tidak akan dapat dilakukan dengan baik. Hal ini terlihat dari kurangnya motivasi atau semangat kerja,timbul kecurigaan-kecurigaan, komunikasi kurang lancar dan lunturnya loyalitas serta kesetiaan kepada organisasi. Universitas Sumatera Utara Untuk memperkuat budaya organisasi ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh pimpinan organisasi, yaitu: 1. Memantapkan nilai-nilai dasar budaya organisasi Pimpinan organisasi perlu untuk memantapkan nilai-nilai dasar tersebut agar dapat dipakai sebagai pedoman berperilaku bagi karyawan. Dalam nilai-nilai budaya perlu dijelaskan apa yang merupakan perintah atau anjuran, mana yang merupakan larangan, kegiatan apa yang bisa mendaptkan penghargaan dan kegiatan yang bisa mendapatkan hukuman dan lainnya. 2. Melakukan pembinaan terhadap anggota organisasi. Arah pembinaaan adalah agar nilai-nilai dasar yang menjadi budaya organisasi dapat dipahami, dihayati dan dilaksanakan oleh anggota-anggota organisasi khususnya anggota baru. Pembinaan terhadap anggota baru dapat dilakukan melalui bimbingan dan pelatihan. 3. Memberikan contoh teladan Dalam menanamkan dan memperkuat nilai-nilai budaya kepada anggota organisasi, pimpinan organisasi perlu memberikan keteladanan dan kejujuran dalam berperilaku dengan berpedoman pada nilai-nilai budaya yang telah ditetapkan. Hal ini sangat berpengaruh dan dapat mempercepat penanaman dan perkuatan budaya organisasi kepada seluruh anggota organisasi. 4. Membuat acara-acara rutinitas Acara-acara rutinitas seperti rekreasi bersama dapat memberikan motivasi kepada anggota-anggota organisasi dengan keyakinan bahwa dia adalah bagian dari keluarga besar organisasi. Selain itu secara tidak langsung merupakan Universitas Sumatera Utara perekat bagi anggota-anggota organisasi dalam menanamkan dan memperkuat budaya organisasi. 5. Memberikan penilaian dan penghargaan Pemberian penghargaan kepada anggota organisasi dapat merangsang anggota untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai budaya yang ditanamkan. 6. Tanggap terhadap masalah eksternal dan internal Masalah-masalah eksternal seperti persaingan, pelanggan, penguasaan pasar, peraturan pemerintah dan masalah-masalah internal seperti tuntutan pegawai atau karyawan, konflik dalam organisasi perlu diantisipasi dan ditanggapi melalui budaya organisasi. 7. Koordinasi dan Kontrol Koordinasi dapat dilakukan melalui rapat-rapat resmi atau koordinasi antar pejabat secara berjenjang. Dan untuk mengetahui perilaku anggota-anggota organisasi perlu dilakukan pengontrolan atau pengawasan secara berkala. Hasil pengawasan dapat dijadikan sebagai umpan balik untuk memperkuat budaya organisasi. Budaya organisasi membantu mengarahkan sumber daya manusia pada pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi. Selain itu, budaya organisasi akan meningkatkan kekompakan tim antar departemen, devisi, atau unit dalam organisasi sehingga mampu menjadi perekat yang mengikat orang dalam organisasi yang sama. Budaya organisasi membentuk perilaku karyawan dan mendorong percampuran core values nilai-nilai dominan dan perilaku yang diinginkan sehingga memungkinkan organisasi bekerja dengan lebih efektif dan efisien, meingkatkan konsistensi, Universitas Sumatera Utara menyelesaikan konflik dan memfasilitasi koordinasi dan kontrol. Budaya organisasi akan meningkatkan motivasi pegawai dengan memberi mereka perasaan memiliki, loyalitas, kepercayaan dan nilai-nilai serta mendorong mereka berpikir positif tentang mereka dan organisasi. Dengan demikian organisasi itu akan memaksimalkan potensi karyawan dan memenangkan kompetisi. Dengan budaya organisasi dapat diperbaiki perilaku dan motivasi sumber daya manusia sehingga meningkatkan kinerja dan pada gilirannya meningkatakan kinerja organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. 2. Kinerja Pegawai

2.1 Pengertian Kinerja