Unsur-unsur Penilaian Kinerja Pegawai Hubungan Budaya Organisasi dengan Kinerja Pegawai

melakukan pengembangan kepada pegawai dengan mengidentifikasi dan mengoptimalkan pemanfaatan kekuatan, keunggulan dan potensi yang dimiliki oleh setiap pegawai, mendorong pekerja untuk terus belajar meningkatkan wawasan dan pengetahuannya baik secara pribadi, membuka seluas-luasnya untuk pegawai belajar dan meningkatkan pengetahuannya, baik secara pribadi maupun pendidikan dan pelatihan yang telah diprogramkan, serta membantu setiap orang yang menghadapi kesulitan dalam melakukan tugas, misalnya dengan memberi bimbingan, penyuluhan, pelatihan dan pendidikan.

2.3 Unsur-unsur Penilaian Kinerja Pegawai

Menurut Hasibuan 2002: 56 kinerja pegawai dapat dikatakan baik atau dapat dinilai dari beberapa hal, yaitu:

1. Kesetiaan

Kesetiaan yang dmaksudkan adalah tekad dan kesanggupan menaati, melaksanakan, dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Tekad dan kesanggupan tersebut harus dibuktikan dengan sikap dan perilaku tenaga kerja yang bersangkutan dalam kegiatan sehari-hari.

2. Kemampuan kerja

Yang dimaksud dengan kemampuan kerja yaitu hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat memenuhi standar kerja yang telah digariskan sebelumnya.

3. Kejujuran

Ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang telah diberikan kepadanya Universitas Sumatera Utara 4. Ketaatan Kesanggupan seorang pegawai untuk menaati segala ketetapan, peraturan perundang-undangan serta peraturan dinas yang berlaku, serta kesediaan untuk tidak melanggar larangan yang telah ditetapkan perusahaan. 5. Kreativitas Kemampuan untuk mengambil keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dan bimbingan dari atasannya. 6. Tanggung jawab Kesanggupan seorang pegawai dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani memikul resiko atas keputusan yang diambil.

2.4 Hubungan Budaya Organisasi dengan Kinerja Pegawai

Kebudayaan sebagai hasil karya, cipta dan rasa manusai dalam perjalanan sejarahnya dimulai dari yang paling sederhana, berkembang dan maju terus setahap demi setahap sampai pada yang kompleks dan modern. Kebudayaan yang bertambah maju secara akumulatif, mutunya semakin meningkat, sehingga di dalamnya sering ditemui unsur-unsur kebudayaan. Kebudayaan itu berpengaruh langsung pada kehidupan individu dan masyarakat dalam mewujudkan eksistensinya masing-masing. Pengaruh budaya organisasi secara bersama-sama membentuk sistem nilai yang mewarnai sikap mental dan membatasi tingkah laku individu dan kelompok di dalam organisasi. Sistem dan nilai yang tergambar di dalam adat istiadat kebiasaan, kesenian, Universitas Sumatera Utara hubungan kemasyarakatan dan nilai-nilai adalah unsur kebudayaan. Kondisi ini tidak terkecuali bagi aparatur Pemerintah yang memikul tanggung jawab melaksanakan tugas- tugas umum Pemerintah dan pembangunan, khususnya yang memiliki legalitas sebagai pimpinan organisasiunit kerja. Aspek Budaya dan aparatur pemerintah di lingkungan aparatur pemerintah sangat diharapkan dapat menciptakan dan dikembangkan sistem nilai berupa disiplin nasional agar menjadi kebiasaan hidup di dalam dan di luar pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur pemerintah maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam Kotter dan Heskett 1997: 18 menyatakan budaya yang kuat sering dikatakan membantu kinerja karena menciptakan suatu tingkat motivasi yang luar biasa dalam diri pegawai. Kadang-kadang ditegaskan bahwa nilai-nilai dan perilaku yang dianut bersama membuat orang merasa nyaman dalam bekerja untuk sebuah organisasi, rasa komitmen atau loyal selanjutnya dikatakan membuat orang berusaha lebih keras. Budaya yang juga dikatakan membantu kinerja karena memberikan struktur dan kontrol yang dibutuhkan tanpa harus bersandar pada birokrasi formal yang mencekik yang dapat menekan tumbuhnya motivasi dan inovasi. Hasil penelitian Harvard dalam Stoner, Freeman, Gilbert, 1996: 187 menunjukan bahwa budaya mempunyai dampak yang kuat dan semakin kuat pada prestasi kerja organisasi. Penelitian itu mempunyai empat kesimpulan: a. budaya organisasi dapat mempunyai dampak signifikan pada prestasi kerja ekonomi organisasi dalam jangkan panjang b. budaya organisasi bahkan mungkin merupakan faktor yang lebih penting dalam menentukan sukses atau gagalnya organisasi dalam dekade mendatang Universitas Sumatera Utara c. budaya organisasi yang menghambat prestasi keuangan yang kokoh dalam jangka panjang tidaklah jarang, budaya itu berkembang dengan mudah bahkan dalam organisasi yang penuh dengan orang bijaksana dan pandai d. walaupun sulit untuk diubah, budaya organisasi dapat dibuang untuk meningkatkan prestasi Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jika budaya yang dimiliki oleh organisasi adalah budaya yang kuat dan sehat maka akan memiliki pengaruh positif pada perkembangan organisasi dalam pencapaian tujuannya, karena budaya organisasi yang sehat tentunya memiliki pegawai yang berkinerja tinggi. Dalm lako 2004:28 hubungan antara budaya organisasi dengan kinerja diyakini oleh para ilmuwan perilaku organisasi dan manajemen serta sejumlah peneliti akuntansii. Mereka menyatakan bahwa budaya organisasi diyakini merupakan faktor penentu utama terhadap kesuksesan kinerja suatu organisasi. Keberhasilan suatu organisasi untuk mengimplementasikan aspek-aspek atau nilai-nilai budaya organisasinya dapat mendorong organisasi tersebut tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Pengelolaan secara efektif budaya organisasi dapat menjadi sumber keunggulan yang kompetitif. Dari beberapa pendapat dan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi mempunyai hubungan terhadap peningkatan kinerja pegawai dalam organisasi demi tercapainya tujuan organisasi.

H. Defenisi Konsep