Teori Kepuasan TINJAUAN PUSTAKA

seseorang untuk memenuhinya yang kemudian akan menimbulkan suatu tujuan, dimana untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tindakan. Selanjutnya, proses motivasi itu sendiri tidak terlihat secara langsung dari seseorang, yang terlihat adalah perilakunya terhadap sesuatu sehingga untuk melihat motivasi, dapat dilihat dari tingkat usaha yang dilakukan seseoarang. Semakin tinggi tingkat usaha dikatakan semakin termotivasi orang tersebut. Dari uraian mengenai motivasi maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan keinginan atau kemauan didalam diri setiap individu dalam beraktivitas guna mencapai tujuan yang diinginkan dalam berbagai hal.

2.1.3.2. Teori-teori Motivasi

Motivasi merupakan gambaran dalam diri individu terhadap pilihan tujuan yang akan dicapai. Dalam hal ini terdapat beberapa teori mengenai motivasi. Hasibuan 2003: 152 mengklasifikasikan teori motivasi atas dasar teori kepuasan yang memusatkan pada “apa” dari motivasi. Teori motivasi proses yang memusatkan pada “bagimana” dari motivasi dan teori pengukuhan yang menitik beratkan pada cara dimana perilaku dipelajari.

a. Teori Kepuasan

Teori kepuasan mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu. Hal yang memotivasi semangat kerja seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasan baik materil dan non materil yang diperolehnya sebagai imbalan balas jasa yang diberikannya kepada perusahaan. Teori motivasi kepuasan ini antara lain dikembangkan oleh: • Abraham H. Maslow Menurut teori Maslow Stoner dan Fremand , 1996: 9 kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hirarki dimana kebutuhan ini akan dipenuhi seperti anak tangga yang semakin naik, dari tangga kebutuhan yang satu ke tangga kebutuhan berikutnya. Teori ini mengidentifikasikan kebutuhan dan kepuasan pekerja dengan kebutuhan biologis dan psikologis yaitu berupa materil maupun non materil. Dasar teori Maslow ini adalah bahwa manusia merupakan makhluk yang keinginannya tidak terbatas, atau tanpa henti. Alat motivasinya adalah kepuasan yang belum terpenuhi. Self Actualization Needs Esteem Needs Social Needs Safety Needs Physiological Needs Gambar 2. Jenjang Hirarki Maslow Sumber: Stoner dan Fremand, 1992 Jenjang hirarki menurut teori Maslow adalah:

1. Physiological Needs kebutuhan fisik dan biologis

Physiological Needs yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Kebutuhan yang termasuk ke dalam kebutuhan ini adalah kebutuhan makan, minum, perumahan, udara dan sebagainya.

2. Safety and Security Needs kebutuhan keselamatan dan keamanan

Safety and Security Needs adalah kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan.

3. Affiliation or Acceptance Needs or Belongingness kebutuhan sosial

Affiliation or Acceptance Needs adalah kebutuhan sosial, teman, afiliasi, interaksi, dicintai dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok pekerja dan masyarakat lingkungannya.

4. Esteem or Status Needs Kebutuhan penghargaan

Esteem or Status Needs adalah kebutuhan akan penghargaan diri dan pengakuan serta penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya.

5. Self Actualization Aktualisasi diri

Self Actualization adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa. Dari teori Maslow tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia memiliki tingkat kebutuhan hidup yang berbeda-beda baik dalam segi materi maupun non materi. • Frederick Herzberg Dalam teori Federick Herzberg Stoner dan Fremand,1996: 16, terdapat dua teori kepuasan yang disebut juga dengan teori dua faktor tentang motivasi. Dua faktor tersebut adalah : Pertama, serangkaian kondisi ekstrinsik yaitu keadaan pekerjaan yang menyebabkan rasa tidak puas diantara karyawan apabila kondisi tersebut tidak ada. Kondisi ini membuat orang merasa tidak puas karena faktor tersebut diperlukan untuk mempertahankan tingkat paling rendah yaitu tidak ada ketidakpuasan. Faktor-faktor ini meliputi kebijakan dan administrasi perusahaan, supervisi teknis, hubungan antara atasan dan bawahan, gaji atau upah, kestabilan kerja, kehidupan pribadi, kondisi tempat kerja dan status. Kedua, serangkaian kondisi intrinsik yaitu kepuasan kerja. Apabila terdapat kondisi seperti ini dalam pekerjaan, akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat dan dapat menciptakan hasil prestasi kerja yang baik. Faktor-faktor intrinsik meliputi prestasi, pengakuan, kemajuan atau kenaikan pangkat, pekerjaan itu sendiri, kemungkinan untuk tumbuh dan bertanggung jawab. Dari teori Herzberg dapat disimpulkan bahwa faktor motivasi Herzberg dapat dikaitkan dengan faktor ekstrinsik dan instrinsik sebagai proses untuk meningkatkan motivasi. • McGregor Menurut teori McGregor Hariandja: 2002: 328 pada dasarnya manusia terdiri dari dua jenis, yaitu jenis manusia X dan manusia Y yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu. Jenis manusia X adalah manusia yang selalu ingin menghindari pekerjaan bilamana memungkinkan dan tidak mempunyai inisiatif dan senang diarahkan, sementara jenis manusia Y adalah sebaliknya. Menurut teori ini yang menentukan motivasi seseorang adalah kebutuhan yang bersifat internal. • David McClelland Menurut teori McClelland Hariandja: 2002: 329 ada tiga kebutuhan manusia, yaitu: a. Kebutuhan berprestasi need for achievement, yaitu keinginan untuk melakukan sesuatu lebih baik dibandingkan sebelumnya. b. Kebutuhan untuk berkuasa need for power, yaitu kebutuhan untuk lebih kuat, lebih berpengaruh terhadap orang lain. c. Kebutuhan afiliasi need for afiliation, yaitu kebutuhan untuk disukai, mengembangkan, atau memelihara persahabatan dengan orang lain. Ketiga jenis kebutuhan tersebut bisa dimiliki oleh setiap orang, yang berbeda hanyalah intensitasnya.

b. Teori Proses