Fungsi Psikologis Fungsi Media Pembelajaran
33
pembelajaran, terlihat pada diri siswa kesediaan untuk menerima beban pelajaran, dan untuk itu perhatiannya akan tertuju kepada pelajaran yang
diikutinya. Hal lain dari penerimaan itu adalah munculnya tanggapan yakni berupa partisipasi siswa dalam keseluruhan proses pembelajaran
secara suka rela, ini merupakan reaksi siswa terhadap rangsangan yang diterimanya. Apabila hal tersebut dilakukan secara terus-menerus, maka
tidak menutup kemungkinan dalam jiwanya melakukan penilaian dan penghargaan terhadap nilai-nilai atau norma-norma yang diperolehnya,
dan pada tingkat tertentu nilai-nilai atau norma-norma itu akan diterimanya dan diyakininya. Kemudian terjadilah pengorganisasian nilai-
nilai, norma-norma, kepercayaan, ide, dan sikap menjadi sistem batin yang konsisten yang disebut sebagai karakterisasi Krathwokl, Pada tingkat ini
siswa dapat memperkuat falsafah hidupnya dan mempunyai nilai-nilai yang membimbing hidupnya.
34
3 Fungsi Kognitif
Siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek
yang dihadapi, baik objek itu berupa orang, benda, atau kejadianperistiwa. Objek-objek itu direpresentasikan atau dihadirkan dalam diri seseorang
melalui tanggapan, gagasan atau lambang, yang -dalam psikologi- semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental WS. Winkel,
1989:42. Misalnya, seorang siswa yang belajar melalui peristiwa -seperti darmawisata-, ia mampu menceritakan pengalamannya selama melakukan
kegiatan itu kepada temannya. Tempat-tempat yang ia kunjungi selama berdarmawisata tidak dibawa pulang; dirinya sendiri juga tidak hadir di
tempat darmawisata itu saat ia bercerita kepada temannya tersebut. Tetapi, semua pengalamannya tercatat dalam benaknya dalam bentuk gagasan-
gagasan dan tanggapan-tanggapan. Gagasan dan tanggapan itu dituangkan dalam kata-kata yang disampaikan kepada teman yang mendengarkan
ceritanya. Dengan demikian, pengalamannya selama berkunjung ke
34
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran…… h. 44-45
34
tempat-tempat darmawisata diwakilkan atau direpresentasikan dalam bentuk gagasan dan tanggapan yang kedunya bersifat mental. Jelaslah
kiranya, media pembelajaran telah ikut andil dalam mengembangkan kemampuan kognitif siswa. Semakin banyak ia dihadapkan pada objek-
objek akan semakin banyak pula pikiran dan gagasan yang dimilikinya, atau semakin kaya dan luas alam pikiran kognitifnya.
35
4 Fungsi Imajinatif
Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa. Imajinasi imagination berdasarkan Kamus Lengkap
Psikologi C.P. Chaplin, 1993:239 adalah proses menciptakan objek atau peristiwa tanpa pemanfaatan data sensoris. Imajinasi ini mencakup
penimbulan atau kreasi objek-objek baru sebagai rencana bagi masa mendatang, atau dapat juga mengambil bentuk fantasi khayalan yang
didominasi kuat sekali oleh pikiran-pikiran autistik. Pengarang cerita anak-anak, Dwianto Setyawan sebagaimana
dikutip Tri Agung Kristanto Shinta Rahmawati, 2001:15 menandaskan, orang dewasa seharusnya jangan mematikan imajinasi dan fantasi anak.
Kalau anak-anak berfantasi tentang robot, pesawat angkasa luar atau cerita lainnya hendaknya jangan dilarang, lalu dipaksa untuk menyesuaikan
dengan imajinasi dan fantasi yang dimiliki orang dewasa. Imajinasi dan fantasi yang dimiliki anak-anak berbeda dengan imajinasi orang dewasa.
Seniman Leonardo da Vinci, demikian menurut Tri Agung Kristanto Shinta Rahmawati, 2001:16 adalah contoh orang yang
memiliki imajinasi dan fantasi sangat tinggi. Jauh sebelum helikopter dan pesawat terbang ada sekarang, Leonardo da Vinci sudah menuangkannya
dalam bentuk gambar.
5 Fungsi Motivasi
Motivasi merupakan seni mendorong siswa untuk terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Dengan demikian, motivasi merupakan usaha dari pihak luar dalam hal ini
35
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran …… 45-46
35
adalah guru untuk mendorong, mengaktifkan dan menggerakkan siswanya secara sadar untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Guru dapat memotivasi siswanya dengan cara membangkitkan minat belajarnya dan dengan cara memberikan dan menimbulkan harapan.
Donald O. Hebb Aminuddin Rasyad, 2003:93 menyebut cara pertama dengan arousal dan kedua dengan expectancy. Yang pertama, arousal
adalah suatu usaha guru untuk membangkitkan intrinsic motive siswanya, sedangkan yang kedua expectancy adalah suatu keyakinan yang secara
seketika timbul untuk terpenuhinya suatu harapan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Harapan akan tercapainya
suatu hasrat atau tujuan dapat menjadi motivasi yang ditimbulkan guru ke dalam diri siswa. Salah satu pemberian harapan itu yakni dengan cara
memudahkan siswa -bahkan yang dianggap lemah sekalipun dalam menerima dan memahami isi pelajaran yakni melalui pemanfaatan media
pembelajaran yang tepat guna.
36