Analisis Hasil Observasi HASIL BELAJAR KD 2.2
apakah pembelajaran TIK dengan metode pembelajaran Team Assisted Individualization dapat dikatakan berhasil jika dibandingkan dengan
pembelajaran TIK secara konvensional. Hasil belajar siswa yang diamati dalam pembelajaran ini adalah pretest, posttest, dan gain, baik dari
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Dari hasil belajar siswa yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
kemudian dirinci menjadi nilai tertinggi, nilai terendah, dan rata-ratanya sehingga hasil belajar siswa dari kedua kelompok tersebut dapat
dibandingkan. Pada bab 3 telah dijelaskan bahwa untuk melihat peningkatan hasil
belajar siswa digunakan gain. Gain diperoleh dari selisih posttest terhadap pretest. Namun sebelum itu, terlebih dahulu dilakukan analisis data
terhadap nilai pretest kedua kelompok sampel dan posttest kedua kelompok sampel eksperimen dan kontrol. Pretest diadakan dua kali
yaitu pretest untuk materi pembelajaran pada kompetensi dasar 2.1 dan pretest untuk materi pembelajaran kompetensi dasar 2.2. Dari analisis
kedua data pretest tersebut diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan secara signifikan terhadap kemampuan awal siswa dalam pelajaran TIK
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, walaupun dari kedua data diperoleh rata-rata nilai pretest kelompok eksperimen menunjukkan
angka yang lebih besar daripada rata-rata nilai pretest kelompok kontrol. Dengan kemampuan awal kedua kelas sampel yang homogen itu,
maka penelitian dilaksanakan sesuai prosedur yang telah dibuat
sebelumnya. Pembelajaran pada setiap kelompok sampel dilakukan sebanyak sembilan kali pertemuan dengan materi Microsoft Excel yaitu 3
kali pertemuan untuk kompetensi dasar menggunakan menu ikon yang terdapat dalam perangkat lunak pengolah angka dan 6 kali pertemuan
untuk kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar, dan diagram. Pembelajaran pada kelompok
eksperimen adalah pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Team Assied Individualization. Sedangkan pada kelompok
kontrol menggunakan pembelajaran secara konvensional. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada setiap pertemuan,
pada awal pembelajaran siswa terlihat masih kaku dan belum terbiasa, pengkondisian kelas pun masih kurang karena siswa belum beradaptasi
dengan metode pembelajaran yang dilaksanakan dan ada siswa yang melakukan tindakan-tindakan yang dapat mengganggu proses
pembelajaran sehingga mengakibatkan siswa tidak belajar secara optimal. Namun pada pembelajaran berikutnya, umumnya terdapat peningkatan
aktivitas siswa. Pada pembelajaran ini, siswa mulai dikelompokkan berdasarkan kemampuan akademik yang heterogen. Siswa mulai terbiasa
dengan metode pembelajaran yang digunakan dan menjalankan tahapan pembelajaran lain dengan baik karena siswa mulai memahami apa yang
harus mereka lakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Setelah siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuan akademiknya, selanjutnya
melalui proses pembelajaran secara berkelompok. Pembelajaran yang
dilakukan secara berkelompok secara tidak langsung membuat siswa lebih mandiri dan lebih aktif mengeluarkan pendapatnya dan menanggapi ide
dari teman-teman sekelompoknya. Selama proses pembelajaran berlangsung, tampak bahwa aktivitas
guru yang paling dominan adalah mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran, membimbing siswa jika ada hal-hal yang tidak dimengerti
oleh siswa dan tidak dapat dipecahkan dalam kelompok, memotivasi siswa, serta menyampaikan materi esensial di akhir pembelajaran. Dari
proses pembelajaran tersebut, guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing dan membantu siswa jika diperlukan. Namun, pada waktu-
waktu tertentu guru menyampaikan materi pelajaran pada sejumlah siswa dari kelompok yang berbeda namun memiliki kemampuan akademik yang
sama. Aktivitas ini terutama guru lakukan pada siswa yang lemah kemampuan akademiknya, demi membantu siswa tersebut memahami
materi yang dipelajari. Setelah tiga kali pertemuan, pada kedua kelas sampel dilakukan
kembali tes, yaitu posttest posttest untuk kompetensi dasar menggunakan menu ikon yang terdapat dalam perangkat lunak pengolah angka.
Berdasarkan analisis data pada data hasil posttest diperoleh hasil bahwa data tidak berdistribusi normal, sehingga tidak dilakukan uji homogenitas.
Analisis data dilanjutkan dengan melakukan uji perbedaan dua rata-rata menggunakan uji statistik non parametrik Mann Whitney. Dari pengujian
tersebut diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi ini