Risiko Kredit PROSPEK PEREKONOMIAN

K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN II-2009 67 No Deskripsi Aset DPK Kredit NPL miliar Rp miliar Rp miliar Rp miliar Rp 1 Kab. Semarang 721 551 678 123.03 8.33 1.23 0.67 0.64 0.90 2 Kab. Kendal 754 648 652 100.66 7.08 1.09 0.70 0.75 0.86 3 Kab. Demak 619 542 593 109.38 23.88 4.03 0.57 0.63 0.78 4 Kab. Grobogan 1,249 888 1,057 119.07 36.86 3.49 1.16 1.03 1.40 5 Kab. Tegal 308 254 285 112.56 5.76 2.02 0.29 0.29 0.38 6 Kab. Brebes 1,223 882 1,095 124.14 16.41 1.50 1.13 1.02 1.45 7 Kab. Pati 1,424 1,281 1,287 100.40 57.41 4.46 1.32 1.48 1.70 8 Kab. Kudus 7,671 4,490 5,754 128.15 57.23 0.99 7.11 5.19 7.61 9 Kab. Pemalang 791 591 735 124.29 8.45 1.15 0.73 0.68 0.97 10 Kab. Jepara 854 715 770 107.65 56.19 7.30 0.79 0.83 1.02 11 Kab. Rembang 609 350 579 165.29 13.87 2.40 0.57 0.41 0.77 12 Kab. Blora 1,186 951 915 96.25 22.12 2.42 1.10 1.10 1.21 13 Kab. Banyumas 5,448 4,272 3,969 92.91 94.41 2.38 5.05 4.94 5.25 14 Kab. Cilacap 2,816 2,588 1,630 62.97 45.45 2.79 2.61 2.99 2.16 15 Kab. Purbalingga 640 439 610 139.02 18.08 2.96 0.59 0.51 0.81 16 Kab. Banjarnegara 760 573 702 122.38 11.23 1.60 0.70 0.66 0.93 17 Kab. Magelang 201 191 172 90.16 5.03 2.92 0.19 0.22 0.23 18 Kab. Temanggung 549 421 505 119.95 6.34 1.26 0.51 0.49 0.67 19 Kab. Wonosobo 507 375 474 126.40 5.98 1.26 0.47 0.43 0.63 20 Kab. Purworejo 902 866 718 82.99 25.76 3.58 0.84 1.00 0.95 21 Kab. Kebumen 1,172 1,107 872 78.81 13.82 1.58 1.09 1.28 1.15 22 Kab. Klaten 1,103 962 941 97.82 19.64 2.09 1.02 1.11 1.24 23 Kab. Boyolali 740 582 715 122.98 23.82 3.33 0.69 0.67 0.95 24 Kab. Sragen 995 560 953 170.03 20.65 2.17 0.92 0.65 1.26 25 Kab. Sukoharjo 870 688 807 117.40 17.06 2.11 0.81 0.80 1.07 26 Kab. Karanganyar 805 547 771 140.89 19.53 2.53 0.75 0.63 1.02 27 Kab. Wonogiri 855 645 814 126.21 14.00 1.72 0.79 0.75 1.08 28 Kab. Batang 604 414 568 137.30 7.83 1.38 0.56 0.48 0.75 29 Kodya Semarang 41,983 34,213 25,616 74.87 1,115.91 4.36 38.93 39.56 33.88 30 Kodya Salatiga 1,119 1,025 738 71.96 13.09 1.77 1.04 1.19 0.98 31 Kodya Pekalongan 3,301 2,771 2,200 79.42 47.46 2.16 3.06 3.20 2.91 32 Kodya Tegal 4,087 3,461 2,845 82.19 74.87 2.63 3.79 4.00 3.76 33 Kodya Magelang 4,279 3,827 2,703 70.63 65.58 2.43 3.97 4.43 3.58 34 Kodya Surakarta 16,696 13,805 11,886 86.11 598.80 5.04 15.48 15.96 15.72 TOTAL 107,844 86,474 75,610

87.44 2,577.92

3.41 -

- - Pangsa DPK Pangsa Kredit LDR Pangsa Aset 5,19 dengan nilai sebesar Rp4,49 triliun. Penyaluran kredit perbankan di Jawa Tengah juga didominasi oleh ketiga daerah tersebut, dengan pangsa sebesar 33,88, 15,72, dan 7,61. Nilai kredit masing-masing daerah tersebut adalah sebesar Rp25,61 triliun, Rp11,88 triliun dan Rp5,75 triliun. TABEL 3.3. PERKEMBANGAN INDIKATOR BANK UMUM DI 35 KABUPATENKOTA DI JAWA TENGAH PERIODE TRIWULAN II-2009 Sumber: LBU, Bank Indonesia Daerah yang mempunyai Non Performing Loans NPLs tertinggi di Jawa Tengah adalah Kabupaten Jepara, Kabupaten Pati dan Kota Surakarta. Dengan penyaluran kredit masing-masing sebesar Rp770 miliar, Rp1,28 triliun, dan Rp11,88 triliun, kredit bermasalah atau NPLs masing-masing daerah tersebut secara nominal adalah Rp56,19 miliar, Rp57,41 miliar, dan Rp598,8 miliar.

3.3. Risiko Kredit

Risiko kredit bank umum di Jawa Tengah cukup rendah dan mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Pada triwulan II-2009 ini risiko kredit bank umum yang salah satunya diukur dari rasio Non Performing Loans NPLs-gross mulai K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN II-2009 68 mengalami penurunan dan masih berada pada level aman dibawah 5 sesuai himbauan Bank Indonesia. 10 20 30 40 50 60 70 80 II III IV I II III IV I II 2007 2008 2009 T o ta l K re d it - R p T ri li u n 1 2 3 4 5 6 R a si o N P L - p e rs e n Total kredit Rasio NPL - 1 2 3 4 5 6 7 8 II III IV I II III IV I II 2007 2008 2009 P e rs e n Modal kerja Investasi Konsumsi Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia Pada Triwulan I-2008 NPLs bank umum berada di angka 3,06, dan pada triwulan IV-2008 turun menjadi 2,39, namun pada triwulan II-2009 meningkat menjadi 3,41. Kondisi NPLs bank umum ini mulai membaik dibanding triwulan sebelumnya dengan NPLs sebesar 3,70. Faktor krisis keuangan global yang mulai terasa sejak triwulan IV-2008 menjadi pemicu meningkatnya kredit non lancar. Namun demikian, pada triwulan II-2009 ini NPLs bank umum sudah menunjukkan tren yang menurun. Hal ini diindikasikan karena kondisi para pelaku usaha yang terkena dampak krisis keuangan global sudah mengalami perbaikan seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian secara makro. TABEL 3.4. RASIO NPLs PER SEKTOR EKONOMI PERSEN Sektor Ekonomi TW I-08 TW II-08 TW III-08 TW IV-08 TW I-09 TW II-09 Pertanian 3.06 3.67 2.96 2.53 2.59 2.67 Pertambangan 0.72 1.03 0.65 0.56 19.82 0.74 Industri 5.70 5.03 3.72 3.26 7.91 7.27 Listrik, Gas, Air 5.45 3.54 5.64 0.34 0.24 0.08 Konstruksi 6.09 5.12 3.42 1.79 2.94 2.82 PHR 4.11 3.94 3.69 2.69 3.36 3.70 Pengangkutan 3.80 3.61 3.26 2.53 3.02 2.80 Jasa dunia usaha 3.13 2.31 2.31 7.21 7.40 2.66 Jasa sosial masy. 2.55 1.99 1.91 1.10 1.19 1.02 Lainnya 1.39 1.22 1.16 1.09 1.27 1.32 Sumber : LBU, Bank Indonesia Grafik 3.9 Perkembangan Kredit Bank Umum dan Rasio NPLs Grafik 3.10. Perkembangan Rasio NPLs Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN II-2009 69 Pada triwulan II-2009, kredit modal kerja menyumbang kredit non lancar terbesar. Apabila dilihat dari jenis penggunaan, kredit modal kerja memiliki NPLs tertinggi, diikuti kredit investasi dan kredit konsumsi. NPLs kredit modal kerja bank umum di Jawa Tengah pada triwulan II-2009 sebesar 4,64, diikuti oleh kredit investasi dan kredit konsumsi masing-masing dengan NPLs sebesar 4,57 dan 1,21 Grafik 3.9. Sektor Industri mempunyai NPLs tertinggi. Tabel 3.3.. Secara sektoral, NPLs terbesar didominasi oleh sektor industri, yang nilainya sebesar 7,04. Sektor perindustrian, memiliki jumlah kredit yang cukup besar, dan nasabah sektor ini juga merupakan nasabah besar sehingga apabila terdapat beberapa nasabah yang terganggu kemampuan membayar cicilan bunganya, akan sangat berpengaruh terhadap NPLs. Selain sektor industri, sektor lain yang juga mempunyai NPLs cukup tinggi adalah sektor pengangkutan dan sektor konstruksi masing-masing sebesar 3,77 dan 2,95. TABEL 3.5. RASIO NPLs JENIS KREDIT MODAL KERJA PER SEKTOR EKONOMI PERSEN Sektor Ekonomi TW I-08 TW II-08 TW III-08 TW IV-08 TW I-09 TW II-09 Pertanian 2.79 3.48 2.82 2.41 2.52 2.60 Pertambangan 1.12 1.64 0.85 0.71 24.67 0.85 Industri 5.89 5.19 3.77 3.22 7.73 7.04 Listrik, Gas, Air 0.00 0.29 1.51 0.35 0.38 0.14 Konstruksi 6.53 5.41 3.66 1.94 3.20 2.95 PHR 4.18 4.01 3.80 2.71 3.37 3.77 Pengangkutan 6.14 5.43 5.29 4.08 3.71 5.37 Jasa dunia usaha 2.78 1.86 1.69 4.97 4.73 2.36 Jasa sosial masy. 3.20 2.57 1.59 1.44 1.48 1.21 Lainnya 3.16 2.51 1.77 2.88 5.32 6.48 NPLs KMK 4.56

4.22 3.56