Sektor Tersier Sektor PHR diperkirakan akan tumbuh meningkat dalam kisaran 6,5-

K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN II-2009 115 pengolahan diperkirakan akan tumbuh di kisaran 1,5-2,5, lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan laporan yang tumbuh 0,90 yoy. Sektor bangunan diperkirakan tumbuh dalam kisaran 7,5-8,5, sedikit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2009 sebesar 6,58. Perkiraan tersebut didasarkan pada mulai banyaknya proyek infrastruktur yang direalisasikan oleh pemerintah pada triwulan III-2009 sebagai kelanjutan dari proyek infrastuktur sebelumnya. Pemerintah daerah diperkirakan akan mempercepat realisasi pembangunan fisik dalam rangka membuka lapangan kerja dan memberikan layanan infrastruktur yang optimal kepada masyarakat dalam merayakan hari lebaran. Di samping itu, pembangunan properti residensial diperkirakan akan meningkat sejalan dengan turunnya suku bunga acuan BI rate dan turunnya beberapa komoditas bahan bangunan seiring dengan turunnya harga komoditas internasional. Sektor listrik diperkirakan tumbuh relatif tetap dalam kisaran 6,5-7,0. Hal ini sejalan dengan masih tingginya penggunaan listrik oleh perusahaan di sektor perdagangan, hotel restoran, serta industri. Selain itu, bertambahnya jumlah pelanggan rumah tangga yang menjadi target PLN juga ikut meningkatkan nilai tambah sektor listrik.

b. Sektor Tersier Sektor PHR diperkirakan akan tumbuh meningkat dalam kisaran 6,5-

7,0 yoy pada triwulan mendatang, lebih tinggi dari triwulan II-2009 sebesar 5,82. Pelaksanaan pemilu presiden, tahun ajaran baru, bulan puasa dan hari raya lebaran merupakan faktor stimulus pendorong sektor ini. Sektor ini masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah, karena kontribusinya terhadap PDRB sekitar 23. Pada triwulan III-2009, pertumbuhan sektor jasa-jasa khususnya subsektor jasa swasta diperkirakan juga akan meningkat. Subsektor jasa pemerintahan diperkirakan juga mengalami peningkatan seiring dengan banyaknya proyek yang direalisasikan oleh pemerintah pada triwulan III. Dengan berdasarkan perkiraan tersebut, pertumbuhan sektor jasa-jasa triwulan mendatang diproyeksikan meningkat dalam kisaran 9-10. Sementara itu, pertumbuhan sektor pengangkutan diperkirakan akan relatif sama dengan triwulan sebelumnya dalam kisaran 7,0-7,5. Hal tersebut disebabkan oleh mulai meningkatnya aktivitas sektor industri serta kegiatan ekspor- impor di pelabuhan, serta tingginya kegiatan mudik pada saat perayaan hari lebaran. Sektor keuangan diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang sedikit menurun 2 4 6 8 10 12 14 I II III IV I II III IV I II III 2007 2008 2009 PHR Pengangkutan Keuangan Jasa K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN II-2009 116 -15 -10 -5 5 10 15 20 25 I II III IV I II III IV I II III 2007 2008 2009 Kons RT Kons pmrth PMTB Ekspor dari triwulan sebelumnya, yaitu dalam kisaran 6,5-7,0, karena masyarakat diperkirakan akan melakukan penarikan simpanannya di bank dalam jumlah yang cukup signifikan pada saat bulan puasa dan hari lebaran. Namun, secara keseluruhan pertumbuhan sektor keuangan pada tahun 2009 diperkirakan akan tumbuh relatif tinggi. Hal ini terkait dengan target penyaluran kredit perbankan dalam kisaran 20- 22, sedangkan lembaga pembiayaan memasang target pertumbuhan di atas 50.

7.1.2. Kajian Sisi Penggunaan

Di sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih akan didorong oleh konsumsi rumah tangga RT dan konsumsi pemerintah. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga triwulan mendatang diperkirakan mengalami sedikit peningkatan, karena daya beli sebagian kelompok masyarakat, khususnya yang memperoleh THR tunjangan hari raya dan makin rendahnya laju inflasi. Di samping itu, kegiatan pemilu presiden pada Juli 2009, masuknya tahun ajaran baru, bulan puasa dan hari lebaran juga akan meningkatkan konsumsi rumah tangga pada triwulan III-2009. Berdasarkan perkiraan kondisi tersebut, konsumsi RT pada triwulan III- 2009 diproyeksikan tumbuh 5,0 - 5,5. Sementara itu, pertumbuhan konsumsi pemerintah diperkirakan tumbuh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya, seiring dengan ditetapkannya APBD-P provinsi dan upaya meningkatkan realisasi anggaran di triwulan III-2009. Konsumsi pemerintah diperkirakan akan mencapai puncaknya pada triwulan IV-2009. Pengeluaran belanja tidak langsung seperti belanja pegawai dan biaya pemeliharaan yang bersifat rutin mendorong pertumbuhan konsumsi pemerintah. Pengeluaran tersebut didukung oleh belanja modal dan belanja barang, yang diperkirakan akan mulai dioptimalkan. Pendorong konsumsi pemerintah triwulan III-2009 diperkirakan juga berasal dari pengeluaran untuk penyelenggaraan pemilu presiden pada Juli 2009. Selain itu, faktor pendorong lainnya adalah realisasi beberapa proyek infrastruktur seperti Jalan Tol Semarang-Solo dan perbaikan jalur pantura yang masih terus berlangsung. Pertumbuhan konsumsi pemerintah triwulan III-2009 diprediksi berada dalam kisaran 7,0-8,0 yoy. Kegiatan investasi pada triwulan III-2009 diperkirakan sedikit melambat, dengan laju pertumbuhan sekitar 4,0-4,5, mengalami penurunan dibandingkan K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN II-2009 117 dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 5,0. Perlambatan ini terkait dengan kondisi perekonomian nasional pada awal triwulan III-2009 yang sedang melakukan pemilihan presiden. Investor masih bersifat wait and see dalam melakukan investasi, dan diperkirakan akan mengalami peningkatan cukup signifikan pada triwulan IV-2009. Meskipun ekspektasi dunia usaha terhadap prospek perekonomian mulai membaik, namun dunia usaha juga masih menunggu adanya perbaikan iklim investasi dan regulasi yang mendukung. Sementara itu, investasi pemerintah pada triwulan III-2009 diperkirakan akan relatif sama dengan triwulan sebelumnya, karena proyek pemerintah yang bersifat melanjutkan beberapa proyek pembangunan infrastruktur di Jawa Tengah yang telah dilakukan sejak triwulan sebelumnya. Aktivitas ekspor pada triwulan III-2009 diperkirakan mulai tumbuh positif, meskipun masih dalam level yang relatif rendah dalam kisaran 0,2 s.d. 1,0, sedikit lebih baik dari pertumbuhan ekspor triwulan sebelumnya sebesar -0,45. Perkiraan peningkatan pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh permintaan dunia yang mulai meningkat, serta pasar dalam negeri yang juga mulai membaik sejalan dengan peningkatan daya beli masyarakat dan naiknya permintaan pada triwulan mendatang. Hasil liaison yang dilakukan KBI Semarang menunjukkan bahwa beberapa industri menunjukkan optimisme pada triwulan III-2009, meskipun secara kumulatif nilainya belum sebesar periode yang sama tahun lalu. Kegiatan impor diperkirakan masih mengalami pertumbuhan negatif yang disebabkan oleh masih belum pulihnya aktivitas industri yang menggunakan bahan baku impor cukup banyak. Selain itu, impor dari provinsi lain diperkirakan juga mengalami penurunan karena produksi dari dalam provinsi Jawa Tengah untuk beberapa komoditas masih relatif mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

7.2. Inflasi