K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
102
TW II TW III
TW IV TW I
TW II qtq
yoy Jawa Tengah
Nominal Juta Rp 20,248,336
22,594,364 18,775,483
18,164,453 16,181,840
-10.9 -20.1
Volume 772,575
812,673 738,289
673,141 744,887
10.7 -3.6
Semarang Nominal Juta Rp
11,474,884 12,862,377
10,220,912 9,623,094
7,943,651 -17.45
-30.77 Volume
470,789 497,367
451,596 388,526
459,543 18.28
-2.39
Solo Nominal Juta Rp
7,136,413 7,901,354
6,800,955 6,474,655
6,589,217 1.77
-7.67 Volume
226,034 237,953
210,769 187,939
210,348 11.92
-6.94
Purwokerto Nominal Juta Rp
1,324,615 1,510,081
1,452,843 1,284,559
1,325,642 3.20
0.08 Volume
58,655 58,475
58,408 56,022
57,900 3.35
-1.29
Tegal Nominal Juta Rp
312,423 320,551
300,773 782,146
323,330 -58.66
3.49 Volume
17,097 18,878
17,516 40,654
17,096 -57.95
-0.01
Wilayah 2009
Pertumbuhan 2008
5.2. Transaksi Keuangan secara Non Tunai
5.2.1. Transaksi Kliring
Pada triwulan II–2009, transaksi sistem pembayaran non tunai melalui kliring di wilayah Jawa Tengah melalui KBI Semarang, KBI Solo, KBI Purwokerto, dan KBI Tegal
dibandingkan triwulan sebelumnya secara volume mengalami peningkatan namun secara nominal mengalami penurunan. Transaksi kliring di Jawa Tengah secara
nominal mengalami penurunan sebesar 10,9 dibandingkan triwulan I-2009, yaitu dari Rp18,16 triliun menjadi Rp16,18 triliun. Demikian pula halnya apabila
dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, mengalami penurunan sebesar 20,1 yoy, yaitu dari Rp20,24 triliun menjadi Rp16,18 triliun.
Berdasarkan volume lembar warkat yang dikliringkan di wilayah Jawa Tengah, secara triwulanan mengalami peningkatan tetapi secara tahunan mengalami
penurunan. Volume transaksi pada triwulan II-2009 secara triwulanan mengalami peningkatan sebesar 10,7 qtq dari 673.141 warkat menjadi 744.887 warkat.
Sedangkan secara tahunan mengalami penurunan sebesar 3,6 yoy dari 772.575 warkat menjadi 744.887 warkat.
TABEL 5.2. PERKEMBANGAN TRANSAKSI KLIRING LOKAL DI JAWA TENGAH
Sumber: Bank Indonesia
Secara tahunan, pertumbuhan kliring di wilayah KBI Semarang dan KBI Solo baik secara nominal maupun volume mengalami penurunan. Sementara itu, KBI
Purwokerto dan KBI Tegal yang mengalami peningkatan pertumbuhan transaksi kliring secara nominal, namun secara volume mengalami penurunan. Hal ini diduga
krisis global yang terjadi pada triwulan IV-2008 masih dirasakan dampaknya pada triwulan II-2009 oleh para pelaku dunia usaha khususnya di wilayah kerja KBI
Semarang dan KBI Solo. Sehingga transaksi bisnis yang biasa menggunakan transaksi
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
103
kliring menurun baik secara volume maupun nominal. Mengingat wilayah kerja KBI Semarang dan KBI Solo mencakup Kota Semarang dan Kota Surakarta yang notabene
mempunyai andil besar dalam aktifitas perbankan di wilayah Jawa Tengah, maka penurunan transaksi kliring di kedua KBI tersebut mendorong penurunan transaksi
kliring Jawa Tengah secara keseluruhan.
5.2.2. Transaksi RTGS
Pada triwulan II-2009, transaksi non tunai melalui BI-RTGS secara nilai meningkat, namun secara volume menurun Tabel 5.3. Tercatat rata-rata nilai
transaksi bulanan triwulan II-2009 sebesar Rp24,41 triliun, atau meningkat sebesar 31,17 qtq dibanding triwulan sebelumnya.
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 5.4. Perkembangan Transaksi RTGS Jawa Tengah
Rata-rata volume transaksi RTGS per bulan menurun sebesar 4,50qtq dari rata-rata per bulan pada triwulan I-2009, yaitu dari sebanyak 18.579 transaksi
menjadi 17.742 transaksi pada triwulan II-2009. Total nominal dan volume transaksi RTGS pada triwulan II–2009 masing-masing sebesar Rp73,23 triliun dengan volume
53.228 transaksi.
5 10
15 20
25 30
A pr
il 08
M ei
8 Ju
ni 8
Ju l0
8 A
ug 8
S ep
t0 8
O kt
8 N
ov 8
D es
8 Ja
n 09
Fe b
09 M
ar 9
A pr
il 09
M ei
9 Ju
ni 9
M il
ia r
R p
- 5,000
10,000 15,000
20,000 25,000
30,000
V o
lu m
e
Volume Nilai
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
104
Halaman ini sengaja dikosongkan
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
105
Perkembangan ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat di provinsi Jawa Tengah pada triwulan II-2009 secara garis besar masih dipengaruhi oleh krisis global
yang berdampak terhadap berbagai sektor perekonomian. Tingkat pemutusan hubungan kerja PHK yang tinggi merupakan indikator dari terpuruknya kondisi
ketenagakerjaan serta penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat di provinsi Jawa Tengah.
6.1 Ketenagakerjaan