K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
95
1. Belanja Tidak Langsung :
Realisasi Belanja tidak langsung BTL pada triwulan II-2009 tercatat senilai Rp942 miliar atau sebesar 28,53. Angka rasio realisasi belanja tidak langsung terbesar
adalah pada pos belanja pegawai yang mencapai 42,97, hal ini terkait dengan pencairan rutin gaji bulanan pegawai yang harus dibayarkan setiap bulannya
sehingga angka realisasinya relatif besar. Berikutnya adalah realisasi belanja hibah yang mencapai 39,26, disusul oleh belanja bagi hasil kepada Kabkota yang
sebesar 24,99. Sedangkan angka realisasi belanja terkecil terdapat pada pos belanja tidak terduga, dari jumlah yang dianggarkan sebesar Rp25 miliar terpakai
hanya Rp1,52 miliar atau hanya sekitar 6,09.
2. Belanja Langsung :
Realisasi Belanja Langsung pada triwulan II-2009 tercatat sebesar 28,88 atau senilai Rp596 miliar tabel 4.2. Berdasarkan komponen penyusunnya, realisasi
terbesar terjadi pada komponen belanja pegawai yaitu sebesar 36,13 dari target 2009, diikuti oleh belanja barang dan jasa sebesar 36,13 dari target
2009 dan belanja modal baru mencatat realisasi sebesar 16,93 dari target belanja 2009. Angka realisasi belanja modal yang masih terhitung sangat kecil
hingga triwulan II memperlihatkan kebijakan yang terlalu berhati-hati dari pemerintah provinsi dalam melakukan investasi pemerintah. Seperti tahun-tahun
sebelumnya, diperkirakan pemerintah provinsi baru akan mengejar target pemenuhan anggaran pada triwulan III dan IV.
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
96
Halaman ini sengaja dikosongkan
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
97
Salah satu tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral sebagaimana diamanatkan undang-undang adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
nasional baik tunai maupun non tunai. Sehingga sebagai representasi Bank Indonesia di daerah, Kantor Bank Indonesia KBI Semarang mempunyai tugas menjaga dan
mengatur kelancaran sistem pembayaran baik tunai maupun non tunai di daerah Jawa Tengah. Dalam rangka mendukung kelancaran aktivitas perekonomian Jawa
Tengah, KBI Semarang senantiasa mengupayakan kelancaran sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman, dan handal di wilayah kerjanya. Dalam transaksi tunai, KBI
Semarang berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan uang kartal di masyarakat baik dalam nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam
kondisi layak edar clean money policy. Sedangkan dalam transaksi non tunai, KBI Semarang selalu berusaha menjaga kelancaran sistem pembayaran yang efektif
melalui penyelenggaraan kliring dan Bank Indonesia Real Time Gross Settlement BI- RTGS.
Pada triwulan II-2009, perkembangan umum sistem pembayaran tunai di Jawa Tengah secara tahunan yoy mengalami peningkatan. Jumlah aliran uang
masuk inflow ke KBI-KBI di wilayah Jawa Tengah, secara total mengalami peningkatan, begitu juga dengan aliran keluar outflow secara total juga mengalami
peningkatan. Sementara itu, nilai dan volume transaksi pembayaran non tunai melalui Bank Indonesia, yaitu Kliring dan Real Time Gross Settlement RTGS, untuk wilayah
Jawa Tengah pada triwulan II – 2009 ini mengalami penurunan meskipun dalam nilai yang relatif kecil.
5.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai