Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai

K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN II-2009 97 Salah satu tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral sebagaimana diamanatkan undang-undang adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran nasional baik tunai maupun non tunai. Sehingga sebagai representasi Bank Indonesia di daerah, Kantor Bank Indonesia KBI Semarang mempunyai tugas menjaga dan mengatur kelancaran sistem pembayaran baik tunai maupun non tunai di daerah Jawa Tengah. Dalam rangka mendukung kelancaran aktivitas perekonomian Jawa Tengah, KBI Semarang senantiasa mengupayakan kelancaran sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman, dan handal di wilayah kerjanya. Dalam transaksi tunai, KBI Semarang berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan uang kartal di masyarakat baik dalam nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam kondisi layak edar clean money policy. Sedangkan dalam transaksi non tunai, KBI Semarang selalu berusaha menjaga kelancaran sistem pembayaran yang efektif melalui penyelenggaraan kliring dan Bank Indonesia Real Time Gross Settlement BI- RTGS. Pada triwulan II-2009, perkembangan umum sistem pembayaran tunai di Jawa Tengah secara tahunan yoy mengalami peningkatan. Jumlah aliran uang masuk inflow ke KBI-KBI di wilayah Jawa Tengah, secara total mengalami peningkatan, begitu juga dengan aliran keluar outflow secara total juga mengalami peningkatan. Sementara itu, nilai dan volume transaksi pembayaran non tunai melalui Bank Indonesia, yaitu Kliring dan Real Time Gross Settlement RTGS, untuk wilayah Jawa Tengah pada triwulan II – 2009 ini mengalami penurunan meskipun dalam nilai yang relatif kecil.

5.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai

5.1.1 Aliran Uang Kartal MasukKeluar InflowOutflow

Perkembangan aliran uang kartal pada triwulan II-2009 di wilayah Jawa Tengah KBI Semarang, KBI Solo, dan KBI Purwokerto mengalami net inflow, yaitu jumlah aliran uang masuk ke Bank Indonesia inflow lebih besar dibandingkan jumlah K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN II-2009 98 aliran uang yang keluar ke masyarakat outflow. Pada triwulan II-2009, inflow yang terjadi di KBI wilayah Jawa Tengah menurun sebesar 49,66 dibandingkan periode triwulan yang lalu qtq menjadi Rp3,28 triliun, sedangkan apabila dibandingkan posisi yang sama tahun lalu yoy mengalami peningkatan sebesar 11,25. Sementara itu, outflow yang terjadi pada KBI di wilayah Jawa Tengah pada triwulan II-2009 tercatat sebesar Rp 1,69 triliun, meningkat cukup signifikan, sebesar 142,46 dibandingkan jumlah outflow pada triwulan I-2009. Selain itu, posisi outflow pada triwulan ini sedikit mengalami peningkatan yoy yaitu 13,04, apabila dibandingkan dengan outflow pada triwulan I-2009. Karena nilai inflow yang jauh lebih besar dibandingkan outflow, pada triwulan II-2009 ini terjadi net inflow sebesar Rp1,58 triliun atau secara tahunan meningkat sebesar 9,39 yoy dibandingkan triwulan II-2008, namun secara triwulanan terjadi penurunan sebesar 72,76 qtq dibandingkan net inflow triwulan I-2009. Kondisi net inflow ini terjadi di KBI Semarang dan KBI Solo, sementara di KBI Purwokerto kondisi inflow lebih kecil daripada outflow. Pada triwulan II-2009, kegiatan transaksi sistem pembayaran tunai di wilayah Jawa Tengah masih didominasi oleh transaksi di KBI Semarang, dengan net inflow sebesar Rp972 miliar, diikuti oleh KBI Solo dengan net inflow sebesar Rp625 miliar. Sementara itu, KBI Purwokerto mengalami nett outflow sebesar Rp9,5 miliar. Sumber: KBI Semarang, KBI Solo, KBI Purwokerto Grafik 5.1. Perkembangan Inflow dan Outflow Uang Kartal di Jawa Tengah 4.00 2.00 - 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 TW.I-07 TW II- 07 TW III- 07 TW IV- 07 TW.I-08 TW II- 08 TW III- 08 TW IV- 08 TW I-09 TW II- 09 T ri li u n R p INFLOW OUTFLOW NET INFLOW K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN II-2009 99

5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar Penyediaan Tanda Tidak Berharga PTTB Uang Kartal

Kebijakan Bank Indonesia terkait dengan transaksi pembayaran secara tunai bertujuan untuk senantiasa memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap jumlah nominal yang cukup menurut jenis pecahan dan dalam kondisi layak edar fit for circulation. Bank Indonesia secara berkala atau berkelanjutan melakukan kegiatan Pemberian Tanda Tidak Berharga PTTB atau pemusnahan terhadap uang kartal yang sudah tidak layak edar lusuhrusak sebagai upaya untuk memelihara kualitas uang kartal yang diedarkan di masyarakat clean money policy. Jumlah uang tidak layak edar di Jawa Tengah yang dimusnahkan pada triwulan II–2009 ini tercatat sebesar Rp747 miliar, meningkat sebesar 81,23 qtq dibandingkan jumlah PTTB pada triwulan I-2009. Sementara itu apabila dibandingkan dengan PTTB pada triwulan yang sama pada tahun sebelumnya terjadi penurunan sebesar 65,07 yoy. Berdasarkan wilayah Kantor Bank Indonesia, KBI Semarang dan KBI Purwokerto mengalami peningkatan jumlah PTTB menjadi Rp520 miliar dan Rp136 miliar atau masing-masing meningkat sebesar 148,83 qtq dan 45,47 qtq . Berbeda halnya dengan KBI Solo yang mengalami penurunan jumlah PTTB menjadi sebesar Rp90 miliar atau turun sebesar 17,09 qtq Grafik 5.2. Tingginya jumlah uang tidak layak edar yang dimusnahkan di Jawa Tengah pada triwulan II-2009 ini diduga karena perilaku masyarakat yang belum tepat dalam memperlakukan dan menyimpan uang. Selain itu, faktor iklim tropis yang lembab menyebabkan uang cepat lusuh dan aus. Anggaran pencetakan uang baru oleh Bank Indonesia merupakan anggaran kebijakan terbesar kedua setelah anggaran untuk operasi moneter. Oleh karena itu, Bank Indonesia melakukan beberapa upaya dalam rangka menekan pertumbuhan PTTB uang tidak layak edar diantaranya dengan pemberian edukasi terhadap masyarakat berkaitan dengan uang Rupiah. Salah satu kegiatan dalam rangka edukasi terhadap masyarakat adalah dengan mengadakan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah sekaligus cara penyimpanan dan perlakuan yang benar terhadap uang Rupiah. Selain itu, Bank Indonesia juga menghimbau kepada kalangan perbankan untuk melakukan sortasi terhadap uang yang akan disetorkan ke Bank Indonesia, dengan harapan uang yang masuk ke Bank Indonesia adalah uang yang benar-benar sudah tidak layak edar. K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN II-2009 100 Sumber: KBI Semarang, KBI Solo, KBI Purwokerto Grafik 5.2. Perkembangan PTTB di Jawa Tengah Sementara itu, rasio PTTB terhadap cash inflow di Jawa Tengah pada triwulan II-2009 tercatat sebesar 22,73, mengalami kenaikan sebesar 16,42 dibanding rasio pada triwulan I – 2009 yang tercatat sebesar 6,31. Kondisi ini diantaranya disebabkan oleh kondisi uang yang disetorkan oleh bank umum ke Kantor Bank Indonesia pada periode triwulan lI–2009 ini banyak yang sudah tidak layak edar. Sumber: KBI Semarang, KBI Solo, KBI Purwokerto Grafik 5.3. Rasio Cash Inflow Terhadap PTTB Jawa Tengah PTTB 0.5 1 1.5 2 2.5 3 TW-I 07 TW-II 07 TW-III 07 TW-IV 07 TW-I 08 TW-II 08 TW-III 08 TW-IV 08 TW-I 09 TW-II 09 T ri li u n R p PTTB 1 2 3 4 5 6 7 8 TW.I-07TW II-07 TW III- 07 TW IV- 07 TW.I-08TW II-08 TW III- 08 TW IV- 08 TW I-09TW II-09 T ri li u n R p 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 r a s io INFLOW PTTB rasio K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN II-2009 101 Total 100,000 50,000 20,000 10,000 5,000 Lembar Januari 177 111 40 123 4 455 Februari 323 246 73 38 15 695 Maret 170 131 38 15 13 367 Total Tw I - 2009 670 488 151 176 32 1517 April 256 210 72 19 6 563 Mei 248 184 35 10 5 482 Juni 249 100 27 15 4 395 Total Tw II - 2009 753 494 134 44 15 1440 Pecahan PERIODE

5.1.3. Penukaran Pecahan Uang Kecil

Salah satu misi yang diemban Bank Indonesia dalam manajemen pengedaran uang adalah menyediakan uang kartal dengan jumlah yang cukup dan pecahan yang sesuai. Dalam rangka menjalankan misi tersebut, KBI Semarang menyediakan loket penukaran uang dan menyelenggarakan kegiatan kas keliling. Kegiatan penukaran uang dilaksanakan di Kantor Bank Indonesia, dan melayani masyarakat umum setiap hari Selasa dan Rabu. Sementara kegiatan kas keliling dilaksanakan secara berkala wilayah kerja KBI Semarang. Kegiatan penukaran uang pada triwulan II-2009 di KBI Semarang mencatat nilai penukaran sebesar Rp48,3 miliar posisi Mei 2009, dengan komposisi pecahan yang paling banyak ditukar adalah Rp5.000 dengan jumlah nominal penukaran Rp4,05 miliar, diikuti pecahan Rp10.000 dengan jumlah nominal penukaran Rp6,3 miliar. Pada triwulan II-2009 ini, masyarakat umum mengeluhkan susahnya menukarkan uang dengan pecahan Rp1.000. Bila dilihat dari data penukaran uang di KBI Semarang, terlihat trend penukaran uang pecahan Rp1.000 yang cenderung menurun, dan beralih ke pecahan Rp5.000. Hal ini diduga akibat berkurangnya dropping uang pecahan Rp1.000 dari Kantor Pusat.

5.1.4. Uang Palsu

Pada triwulan II–2009, jumlah uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan ke KBI Semarang sebanyak 1.440 lembar. Nominal pecahan uang palsu yang paling banyak ditemukan adalah pecahan Rp100.000,00 dengan porsi sebesar 72,97 dari seluruh jumlah uang palsu yang ditemukan, diikuti oleh pecahan Rp50.000,00 dengan porsi 23,94 dari seluruh jumlah uang palsu yang ditemukan. Berdasarkan tahun emisi uang yang dipalsukan, pecahan uang yang paling banyak dipalsukan adalah pecahan Rp 100.000 tahun emisi 2004 sebanyak 738 lembar, diikuti pecahan Rp50.000 tahun emisi 2005 sebanyak 479 lembar. TABEL 5.1. TEMUAN UANG PALSU KBI SEMARANG Sumber: KBI Semarang K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN II-2009 102 TW II TW III TW IV TW I TW II qtq yoy Jawa Tengah Nominal Juta Rp 20,248,336 22,594,364 18,775,483 18,164,453 16,181,840 -10.9 -20.1 Volume 772,575 812,673 738,289 673,141 744,887 10.7 -3.6 Semarang Nominal Juta Rp 11,474,884 12,862,377 10,220,912 9,623,094 7,943,651 -17.45 -30.77 Volume 470,789 497,367 451,596 388,526 459,543 18.28 -2.39 Solo Nominal Juta Rp 7,136,413 7,901,354 6,800,955 6,474,655 6,589,217 1.77 -7.67 Volume 226,034 237,953 210,769 187,939 210,348 11.92 -6.94 Purwokerto Nominal Juta Rp 1,324,615 1,510,081 1,452,843 1,284,559 1,325,642 3.20 0.08 Volume 58,655 58,475 58,408 56,022 57,900 3.35 -1.29 Tegal Nominal Juta Rp 312,423 320,551 300,773 782,146 323,330 -58.66 3.49 Volume 17,097 18,878 17,516 40,654 17,096 -57.95 -0.01 Wilayah 2009 Pertumbuhan 2008

5.2. Transaksi Keuangan secara Non Tunai