K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
89
kebutuhan peningkatan kualitas produk dan promosi untuk meningkatkan penjualan langsung ke konsumen. Berdasarkan kondisi tersebut, KBI Semarang memfasilitasi
bantuan teknis berupa pelatihan desain bordir dan inovasi produk yang dirangkai dengan peragaan busana serta promosi produk bordir dan konveksi Padurenan
melalui beberapa pameran. Rincian fasilitasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pelatihan desain dan peragaan busana
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi UMKM bordir dalam memperluas pangsasegmen pasar melalui peningkatan kualitas dan inovasi
produknya. Pelatihan ini dibagi dalam 3 tiga kegiatan yaitu:
a. Pelatihan Desain Busana Bordir
Pelatihan yang berlangsung dari tanggal 24-25 Mei 2009, dilakukan Bank Indonesia Semarang dengan menghadirkan desainer Ramli, Sang Maestro Bordir
untuk membagikan ilmunya kepada para UMKM bordir di Padurenan. Dalam pelatihan tersebut, peserta diberi kesempatan mempresentasikan produk mereka
untuk dikritisi oleh Ramli sehingga dapat membuka wawasan para pelaku usaha dalam membidik segmen pasar baru melalui upgrading kualitas produk.
b. Pelatihan Inovasi Produk Bordir
Pelatihan yang difasilitasi pakar bordir Hery Suhersono ini dilakukan pada tanggal 26-28 Mei 2009. Para pelaku usaha mendapatkan pengalaman dan ilmu
mengenai inovasi bordir yang selama ini belum pernah terpikirkan oleh mereka, seperti aplikasi bordir pada dasi, obi, lukisan, kaligrafi, dan barang-barang
keperluan rumah tangga. Desain inovatif ini menjadikan barang-barang produksi Hery Suhersono tersebut laku di pasaran dengan harga yang relatif tinggi. Serupa
dengan pendapat Ramli, Hery Suhersono juga meyakinkan UMKM Padurenan agar senantiasa berupaya membuat produk bernilai seni tinggi dan berkualitas
sebaik mungkin sehingga added valuenya meningkat.
c. Pagelaran Busana Desainer Ramli
Pada tanggal 25 Mei 2009 dilaksanakan pagelaran busana desainer Ramli. Tujuan dari peragaan busana ini adalah untuk meningkatkan ”awareness” masyarakat
Jawa Tengah pada umumnya dan masyarakat Kudus pada khususnya, terhadap produk bordir Padurenan serta peningkatan wawasan UMKM Bordir Padurenan
terhadap trend pasar, kualitas dan inovasi produk. Dalam kegiatan tersebut juga dipamerkan lukisan-lukisan bordir dan buku-buku bertema bordir karya pakar
bordir Hery Suhersono serta promosi produk bordir karya UMKM Padurenan yang terjual cukup banyak pada acara tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa bordir
Padurenan dapat bersaing dengan produk serupa di Kudus.
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
90
2. Promosi Produk Bordir dan Konveksi Padurenan
Selain pelatihan, Bank Indonesia Semarang bersama Disperinkop Kabupaten Kudus juga mengupayakan promosi produk-produk Padurenan melalui pameran di
Semarang dan Surabaya. Salah satu dampak yang diperoleh UMKM adalah wawasan baru mengenai harga produk, perluasan pasar, pengenalan trenselera pasar sekaligus
mengenali tingkat persaingan produk sejenis. Selanjutnya, jejaring baru yang diperoleh dari desainer Ramli dan pakar bordir
Hery Suhersono diharapkan juga dapat meningkatkan segmen pasar baru maupun omzet penjualan produk bordir Padurenan ini. Sejalan dengan upaya tersebut, untuk
lebih mengenalkan desa Padurenan beserta produk bordir dan konveksinya, fasilitasi berikutnya yang akan dilakukan adalah melakukan launching desa produktif klaster
bordir dan konveksi Padurenan ini yang direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal
5 Agustus
2009. Dalam
launching tersebut,
akan dilakukan
penandatanganan Nota Kesepahaman antara Pemerintah Kabupaten Kudus, Bank Indonesia Semarang, Depnakertrans RI dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah serta
Bank Jateng; dilanjutkan dengan lomba desain busana bordir dengan mengundang Hery Suhersono sebagai salah satu juri, pameran produk dan konveksi serta launching
desain maket desa wisata. ♣
♣ ♣ ♣ ♣
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
91
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan pemerintah daerah dalam rangka membiayai
pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan, meningkatkan output daerah, mencapai pertumbuhan dan stabitas perekonomian daerah, dan menentukan
arah serta prioritas pembangunan daerah secara umum.
Selain itu,
APBD juga merupakan kebijakan operasional yang menjadi turunan dari strategi pembangunan
pemerintah yang telah ditetapkan Renstrada, sehingga dapat terlihat arah keberpihakan pemerintah daerah. Berkenaan dengan anggaran daerah merupakan
alat untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat, maka APBD
harus benar-benar
menggambarkan angka-angka
ekonomis yang
mencerminkan kebutuhan
masyarakat untuk
memecahkan masalah
dan meningkatkan kesejahteraannya.
Dalam APBD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tahun anggaran 2009, pendapatan daerah ditargetkan tercapai sebesar Rp5,21 triliun atau meningkat
sebesar 1,73 dibandingkan tahun 2008. Angka tersebut terdiri atas Pendapatan Asli Daerah PAD sebesar Rp3,63 triliun dan dana perimbangan sebesar Rp1,58
triliun. PAD Provinsi Jawa Tengah terdiri atas Pajak Daerah sebesar Rp2,95 triliun, Retribusi Daerah sebesar Rp125 miliar, Hasil pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan sebesar Rp147 miliar, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebesar Rp397 miliar. Sedangkan Dana Perimbangan terdiri atas Dana Bagi Hasil Pajakbukan
Pajak sebesar Rp 530 miliar dan Dana Alokasi Umum DAU sebesar Rp 1,05 triliun. Pada tahun 2009 ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tidak mendapatkan Dana
Alokasi Khusus DAK dari Pemerintah Pusat sehingga pos ini besarnya 0 Grafik 4.1 dan 4.2.
Target belanja Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 adalah sebesar Rp5,37 triliun atu lebih rendah dibandingkan belanja pemerintah tahun 2008
yang sebesar Rp5,66 triliun. Belanja tersebut terdiri atas belanja tidak langsung sebesar Rp3,30 triliun dan belanja langsung Rp2,06 trilIun. Target belanja tidak
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
92
4 4
4 4
9 2
2 5
6 4 28 2
0 0 8
2 4
.4 4
5 9A 9 +
6
4
4 4
4 4
4 4
4
= 6
= =
= =
= 7
7 A7
+ =
7 7
A7 +
=
4
4 4
= 6
= =
langsung terdiri atas belanja Pegawai sebesar Rp1,10 triliun, Hibah sebesar Rp87 miliar, Bantuan Sosial sebesar Rp424 miliar, Bagi hasil kepada KabKota sebesar
Rp1,13 triliun, Bantuan Keuangan kepada KabKota sebesar Rp538 miliar dan BelanjaTidak Terduga sebesar Rp25 miliar. Sedangkan target belanja langsung terdiri
dari Belanja Pegawai sebesar Rp239 miliar, Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp1,30 triliun dan Belanja Modal sebesar Rp522 miliar Grafik 4.3 dan 4.4.
Grafik 4.1 Komposisi PAD Pemprov Jateng 2009
Grafik 4.2 Komposisi Dana Perimbangan Pemprov Jateng 2009
Grafik 4.3 Komposisi Belanja Tidak Langsung Pemprov Jateng 2009
Grafik 4.4 Komposisi Belanja Langsung Pemprov Jateng 2009
4.1. REALISASI PENDAPATAN DAERAH
Sampai dengan akhir Triwulan II-2009, realisasi pendapatan pemerintah provinsi Jawa Tengah tercatat sejumlah Rp2,68 triliun atau sebesar 51,50
dari anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Realisasi tersebut tergolong
melebihi target mengingat sampai dengan triwulan II sudah terealisasi lebih dari 50. Berdasarkan komponennya Tabel 4.1, PAD mencatat realisasi sebesar Rp1,86 triliun
atau 51,43 dari target 2009, yang disumbang oleh penerimaan pajak daerah sebesar Rp1,47 triliun 49,84, retribusi daerah Rp57 miliar 46,20, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Rp149 miliar 101,68 serta
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
93
pendapatan lain-lain yang sah Rp34 miliar 46,31. Realisasi dana perimbangan di triwulan II-2009 ini tercatat sebesar Rp817 miliar atau 51,65 dari target realisasi
2009. Dari total dana perimbangan tersebut, realisasi DAU merupakan yang terbesar hingga triwulan ini, yaitu mencapai Rp660 miliar atau sebesar 62,71 dari target
realisasi 2009, sedangkan realisasi bagi hasil pajakbukan pajak hanya sebesar Rp157 miliar 29,66. Pada tahun 2009 ini, pemerintah provinsi Jawa Tengah tidak
mendapat jatah DAK sehingga komponen dana perimbangan hanya dua komponen di atas.
Secara umum realisasi pendapatan triwulan II-2009 lebih tinggi bila dibandingkan dengan realisasi pada triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar
46,81. Peningkatan realisasi terutama tampak pada komponen pajak daerah dan retribusi. Hal ini menunjukkan indikasi keseriusan pemerintah untuk menggenjot
penerimaan melalui optimalisasi penerimaan pajak dan retribusi daerah. Selain itu terlihat juga bahwa pajak daerah masih mempunyai peran yang dominan dalam
menyumbang pendapatan daerah. Pangsa penerimaan pendapatan dari pajak daerah mencapai 55 dari keseluruhan total pendapatan. Realisasi penerimaan pajak daerah
yang cukup besar tersebut diharapkan dapat lebih memperkuat kemampuan fiskal pemerintah daerah untuk mendorong roda pembangunan.
Sumber pendapatan lain yang cukup signifikan nilainya adalah DAU yang hingga triwulan ini, realisasinya mempunyai pangsa sekitar 25 dari total pendapatan
daerah. Namun komponen sumber pendapatan ini sangat bergantung pada pemerintah pusat, sehingga sumber pendanaan ini bersifat given.
TABEL 4.1 REALISASI PENDAPATAN DAERAH APBD TRIWULAN II-2009 RP JUTA
APBD APBD
2008 2009
SMT I-08 APBD-08
SMT I-09 APBD-09
A PENDAPATAN
1 PENDAPATAN ASLI DAERAH
3,598,520.12 3,624,719.76
1,739,557.76 48.34
1,864,306.68 51.43
- Pendapatan Pajak Daerah 2,952,500.00
2,954,766.26 1,384,719.07
46.90 1,472,744.50
49.84 - Pendapatan Retribusi Daerah
341,923.20 125,478.54
137,195.76 40.12
57,968.57 46.20
- Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekay. Daerah Yg Dipisahkan
131,234.44 147,109.55
132,704.46 101.12
149,576.63 101.68
- Lain-Lain PAD Yang Sah 172,862.48
397,365.40 84,938.47
49.14 184,016.98
46.31
2 DANA PERIMBANGAN
1,532,287.18 1,583,628.64
662,505.09 43.24
817,884.75 51.65
- Dana Bagi Hsl PjkBukan Pjk 478,795.31
530,136.77 135,567.51
28.31 157,253.80
29.66 - Dana Alokasi Umum
1,053,491.87 1,053,491.87
526,745.93 50.00
660,630.95 62.71
- Dana Alokasi Dana Khusus -
- - -
- Dana Penyes. Tunj. Pendidkan -
191,64 - -
3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
229.97 0.00
-Hibah -Dana Penyesuaian Oton. Khusus
229.97 0.00
JUMLAH PENDAPATAN 5,131,037.27
5,208,348.40 2,402,062.85
46.81 2,682,191.43