Investasi 6.39 4.21 No Sektor Pertanian

K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN II-2009 16 total rencana belanja 2009. Jumlah realisasi belanja yang masih relatif kecil tersebut diperkirakan merupakan salah satu penyebab utama masih melambatnya konsumsi pemerintah pada triwulan ini.

1.2. Investasi

Pertumbuhan investasi, tercermin dari pembentukan modal tetap bruto PMTB yang pada triwulan II-2009 diperkirakan mencapai 5 yoy, masih lebih kecil dibandingkan angka pertumbuhan pada triwulan I-2009 sebesar 5,34 yoy maupun angka pertumbuhan pada triwulan II-2008 sebesar 6,14 yoy. Hal ini antara lain disebabkan oleh sebagian besar industri masih menunda rencana investasi menunggu sampai kondisi ekonomi benar-benar stabil. Sedangkan bagi perusahaan yang masih melakukan investasi, terutama untuk menunjang aktivitas operasional demi tercapainya efisiensi perusahaan. Perkembangan Konsumsi Semen Jawa Tengah Sumber : Asosiasi Semen Indonesia Data perkembangan konsumsi semen yang merupakan salah satu indikator untuk investasi di Jawa Tengah menunjukkan telah terjadi peningkatan, namun jumlahnya belum sebesar triwulan yang sama tahun lalu. Dari grafik 1.6 terlihat bahwa pada triwulan I-2009 konsumsi semen menunjukkan penurunan yang cukup signifikan dan mulai meningkat kembali pada akhir triwulan I-2009. Grafik 1.6. Penjualan Semen di Jawa Tengah K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN II-2009 17

1.3. Ekspor

Perkembangan ekspor 2 pada PDRB Jawa Tengah triwulan II-2009 masih mengalami kontraksi sebesar -0,45 yoy, namun angka pertumbuhan tersebut membaik dibandingkan angka pertumbuhan pada triwulan I-2009 sebesar -10.17 yoy. Dari konfigurasi data ekspor dalam PDRB, diperkirakan perdagangan luar negeri mempunyai proporsi sebesar 20-25 dari total angka ekspor PDRB, dan 75-80 merupakan perdagangan antar provinsi. Sementara itu impor dalam perhitungan PDRB pada triwulan ini diperkirakan tumbuh positif sebesar 1,07yoy, meningkat dibandingkan angka pertumbuhan pada triwulan I-2009 sebesar -12,90. Impor dalam perhitungan PDRB Jawa Tengah, diperkirakan sebesar 50-55 merupakan impor dari luar negeri, sementara sisanya 45-50 merupakan impor antar provinsi. Dari konfigurasi tersebut di atas, terlihat bahwa ekspor antar provinsi mempunyai kontribusi yang lebih besar terhadap perkembangan angka ekspor dalam perhitungan PDRB Jawa Tengah dibandingkan ekspor luar negeri. Sementara dari sisi impor, kontribusi impor dari luar negeri maupun dari provinsi lain mempunyai kontribusi yang hampir sama terhadap pembentukan angka impor dalam PDRB Jawa Tengah. Pada triwulan II-2009, ekspor luar negeri diperkirakan mulai menunjukkan perkembangan ke arah yang lebih baik, walaupun belum sebesar nilai ekspor pada periode yang sama tahun lalu. Hasil liaison yang dilakukan oleh KBI Semarang menunjukkan bahwa sebagian contact liaison yang menghasilkan produk Tekstil TPT menyatakan mulai terjadi pemulihan permintaan luar negeri, sehingga nilai dan volume ekspor mulai menunjukkan trend rebound kembali. Kondisi tersebut terutama terjadi untuk produk TPT jenis spinning atau hasil pemintalan. Hal ini disebabkan ketiadaan persediaan stok mengingat sejak triwulan IV-2008 banyak perusahaan mengurangi produksi karena penurunan permintaan sebagai dampak krisis global. Sehingga ketika mulai terjadi peningkatan produk tekstil, secara otomatis kebutuhan benang serat hasil pemintalan pun meningkat. Sementara itu, untuk jenis produk ekspor unggulan lain yaitu meubel diperkirakan kondisinya relatif tidak banyak berbeda, terutama jenis meubel untuk segmen menengah ke atas. Sementara itu berdasarkan data ekspor dan impor yang diolah dari Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter DSM Bank Indonesia, kinerja ekspor non migas Jawa Tengah pada triwulan II-2009 data sampai dengan posisi Mei 2009 tercatat sebesar USD 555,27 juta. Dari grafik 1.8, terlihat bahwa secara bulanan dan berdasarkan nilai maupun volume, ekspor Jawa Tengah mulai 2 Pengertian ekspor dan impor dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar provinsi K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN II-2009 18 menunjukkan adanya trend peningkatan setelah beberapa periode sebelumnya mengalami trend penurunan. Hal ini selaras hasil liaison bank Indonesia yang menyatakan bahwa mulai terjadi peningkatan permintaan terutama untuk produk TPT. 50 100 150 200 250 300 350 400 450 50 100 150 200 250 300 350 400 V o l E k s p o r - R ib u a n T o n N il a i E k s p o r - J u ta a n U S D Nil Ekspor Vol Ekspor 100 200 300 400 500 600 700 800 200 400 600 800 1,000 1,200 V o l e k s p o r - R ib u a n T o n N il a i E k s p o r - J u ta a n U S D Nil Ekspor Vol Ekspor Sumber : DSM Bank Indonesia Sumber : DSM Bank Indonesia Tw I-2009 s.d. posisi Mei 2009 Demikian pula halnya dengan nilai impor Jawa Tengah yang menunjukkan trend peningkatan mulai akhir triwulan I-2009. Peningkatan impor merupakan salah satu indikasi mulai pulihnya sektor industri karena sebagian besar bahan baku industri Jawa Tengah merupakan hasil impor dari luar negeri. + , , , , , + - 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1,000 100 200 300 400 500 600 700 800 V o l Im p o r - R ib u a n T o n N il a i E k s p o r - J u ta a n U S D Nil Impor Vol Impor Sumber : DSM Bank Indonesia Sumber : DSM Bank Indonesia Tw I-2009 s.d. posisi Mei 2009 Grafik 1.7. Perkembangan Ekspor Jawa Tengah Bulanan Grafik 1.8. Perkembangan Ekspor Jawa Tengah Triwulanan Grafik 1.10. Perkembangan Impor Jawa Tengah Triwulanan Grafik 1.9. Perkembangan Impor Jawa Tengah Bulanan K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN II-2009 19 TABEL 1.2. PERKEMBANGAN REALISASI EKSPOR NON MIGAS MENURUT KELOMPOK HS 2 PROVINSI JAWA TENGAH USD RIBU No Item Tw II-08 Tw III-08 Tw IV-08 Tw I-09 Tw II-09 1 Pakaian Jadi Bukan Rajutan 149,901 159,310 154,549 158,089 106,658 2 Perabot, Penerangan Rumah 206,635 147,313 141,033 116,999 82,845 3 Kayu, Barang dari Kayu 124,836 125,324 100,846 77,084 66,785 4 Serat Stafel Buatan 96,325 84,749 54,475 52,973 46,351 5 Filamen Buatan 38,064 41,211 37,381 33,963 29,872 6 Barang-barang Rajutan 49,989 51,220 58,340 42,182 29,554 7 Lemak Minyak Hewan Nabati 10,729 21,321 16,291 9,051 28,961 8 Kapas 42,185 41,047 32,766 25,802 20,073 9 Ikan dan Udang 35,486 36,609 23,585 17,447 13,842 10 Mesin Peralatan Listik 33,485 43,050 21,906 11,574 11,677 11 Garam, Belerang, Kapur 72 8,317 177 39 10,290 12 Bulu Unggas 12,254 12,750 10,641 10,601 9,305 13 Plastik dan Barang dari Plastik 13,826 16,191 11,184 11,622 8,509 14 Berbagai Makanan Olahan 10,988 12,271 10,260 7,924 8,400 15 Kain Perca 20,934 18,593 17,105 8,604 7,785 16 Mesin-mesin Pesawat Mekanik 6,131 4,963 5,237 6,395 7,784 17 Berbagai Produk Kimia 10,406 13,801 10,309 8,484 7,347 18 Tembakau 7,875 9,762 5,689 8,023 5,552 19 Alas Kaki 10,483 7,072 5,520 5,406 5,385 20 Karet dan Barang dari Karet 15,701 13,831 6,177 3,368 5,345 21 Lainnya 91,785 101,119 86,467 57,684 42,953 Total 988,088 969,822 809,935 673,316 555,274 Sumber : Kantor Bank Indonesia Semarang diolah dari PPDI DSM Bank Indonesia angka sementaras.d Mei 2009 Berdasarkan komoditasnya, ekspor unggulan Jawa Tengah adalah pakaian jadi, perabot dan penerangan rumah, kayu dan barang dari kayu serta serat stafel. Komoditas-komoditas tersebut selama beberapa periode terakhir selalu menempati urutan teratas dari nilai ekspor Jawa Tengah. Sementara itu berdasarkan klasifikasi Harmonized System HS, komoditi impor non migas terbesar di Jawa Tengah adalah kapas, mesin pesawat mekanik, serta gandum. Selengkapnya bisa dilihat pada tabel 1.3. K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN II-2009 20 TABEL 1.3. PERKEMBANGAN REALISASI IMPOR NON MIGAS MENURUT KELOMPOK HS 2 PROVINSI JAWA TENGAH USD RIBU No Item Tw II-08 Tw III-08 Tw IV-08 Tw I-09 Tw II-09 1 Kapas 116,316 111,315 126,040 61,725 67,851 2 Mesin-mesin Pesawat Mekanik 84,919 80,761 76,636 67,238 46,273 3 Gandum-ganduman 47,986 50,163 22,317 20,623 37,954 4 Mesin Peralatan Listik 51,947 66,500 44,559 37,851 34,229 5 Kapal Laut dan Bangunan Terapung 46 68 28 33,257 6 Plastik dan Barang dari Plastik 40,309 48,888 28,945 23,842 23,160 7 Tembakau 4,288 7,124 6,356 4,090 22,245 8 Kain Rajutan 26,450 19,273 24,695 25,070 16,105 9 Biji-bijian berminyak 21,558 39,191 35,167 23,757 15,180 10 Serat Stafel Buatan 22,220 21,307 23,927 16,078 15,035 11 Gula dan Kembang Gula 8,384 30,066 5,683 25,010 12,179 12 Susu, Mentega, Telur 28,062 14,633 8,207 11,612 8,719 13 Bahan Kimia Organik 14,547 17,344 12,113 9,375 8,040 14 Filamen Buatan 12,767 10,719 15,823 7,672 7,278 15 Kertas Karton 12,279 10,930 8,405 7,460 6,527 16 Ampas Sisa Industri Makanan 8,133 10,094 8,973 4,116 6,487 17 Binatang Hidup 902 6,263 6,116 6,235 18 Benda-benda dari Besi dan Baja 6,518 11,690 11,033 7,851 5,335 19 Kayu, Barang dari Kayu 13,097 14,447 9,193 6,314 4,743 20 Besi dan Baja 20,162 16,826 17,527 13,154 4,581 21 Lainnya 119,893 121,732 101,229 74,420 65,329 Total 660,781 709,268 586,895 453,402 446,742 Sumber : Kantor Bank Indonesia Semarang diolah dari PPDI DSM Bank Indonesia angka sementaras.d Februari 2009 Berdasarkan negara tujuan, ekspor Jawa Tengah terutama ditujukan untuk wilayah Asia. Eropa dan Amerika. Ketika periode krisis keuangan global terjadi, dimana permintaan dari wilayah yang terkena dampak paling parah seperti misalnya Amerika dan Eropa menurun, terlihat terjadi pergeseran tujuan ekspor ke wilayah Asia. Sehingga dari grafik 1.11 terlihat bahwa berdasarkan negara tujuan, pangsa ekspor untuk wilayah Amerika dan Eropa menurun, sementara pangsa ekspor untuk wilayah Asia meningkat. Dari grafik 1.11 juga terlihat pula bahwa pangsa tujuan ekspor ke wilayah Afrika mengalami sedikit peningkatan mulai akhir triwulan IV- 2008, walaupun secara prosentase terhadap total ekspor masih relatif kecil. Kondisi ini diperkirakan merupakan strategi dari eksportir Jawa Tengah dalam meminimalisir dampak turunnya permintaan ekspor Amerika dan Eropa dengan cara meningkatkan pemasaran hasil ekspor ke wilayah Asia dan Afrika yang relatif tidak terlalu parah terkena dampak krisis keuangan global K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN II-2009 21 , , , , , , , , , , , - - - - - - - - - - - - - - .+ . + 0 .1 1 Sumber : Kantor Bank Indonesia Semarang diolah dari PPDI DSM Bank Indonesia Dari hasil simulasi yang dilakukan oleh Kantor Bank Indonesia, salah satu temuannya adalah setiap penurunan 1 PDB Amerika Serikat akan berdampak pada penurunan perhitungan ekspor dalam PDRB Jawa Tengah sekitar 0,5 lihat Boks : Dampak Krisis Keuangan Global Terhadap Perekonomian Global. Hal tersebut diantaranya disebabkan oleh proporsi ekspor luar negeri yang hanya sekitar 20-25 dari perhitungan PDRB, sementara perdagangan antar provinsi mempunyai proporsi sekitar 70-75 dari total ekspor dalam perhitungan PDRB Jawa Tengah. Sehingga dari sisi perhitungan PDRB, dampak penurunan permintaan luar negeri tidak sebesar dampak penurunan perdagangan antar provinsi, terhadap perkembangan ekspor. Namun turunnya permintaan luar negeri tadi diperkirakan akan berdampak pada sisi investasi dan juga pada perkembangan sektor industri dari sisi penawaran. Untuk wilayah Asia, terjadi peningkatan pangsa yang cukup besar terhadap ekspor untuk wilayah Asia, terutama Cina, Korea Selatan dan Malaysia. Cina merupakan salah satu negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi terbesar, sehingga dikala negara lain mengalami penurunan permintaan dalam negeri, diperkirakan untuk wilayah Cina permintaan dalam negeri tetap tumbuh. Grafik 1.11. Perkembangan Ekspor Jawa Tengah Berdasarkan Wilayah Tujuan Ekspor K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN II-2009 22 , , , , , , , , , , , - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 3 . 14 +56 . 14 7 14 0 8 14441 Sumber : Kantor Bank Indonesia Semarang diolah dari PPDI DSM Bank Indonesia Hal tersebut diperkirakan merupakan salah satu penyebab peningkatan ekspor ke wilayah Cina. Dari sisi komoditas, pningkatan ekspor ke wilayah Cina disebabkan oleh komoditas komponen kendaraan bermotor, CPO dan produk kayu. Untuk ekspor CPO, dari hasil liaison diperoleh informasi bahwa di tahun 2009 ini, di Jawa Tengah terdapat beberapa industri yang menampung dan mengolah produk CPO yang berasal dari wilayah lain seperti Kalimantan, dan selanjutnya mengekspor produk olahan tersebut ke negara lain termasuk Cina.

2. Analisis PDRB Sisi Penawaran

Dilihat dari sisi sektoral, pada triwulan II-2009 seluruh sektor perekonomian diperkirakan mengalami pertumbuhan positif dibandingkan triwulan I-2009. Berdasarkan tingkat pertumbuhannya, pertumbuhan tertinggi diperkirakan dialami oleh sektor keuangan sebesar 8,59 yoy sektor jasa sebesar 7,77 yoy dan sektor angkutan dan komunikasi sebesar 7,35 yoy. Sementara itu, berdasarkan kontribusi terhadap pertumbuhan, sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan ini adalah sektor perdagangan, hotel dan restaurant PHR, sektor pertanian dan sektor jasa-jasa. Sedangkan secara proporsi, tiga sektor ekonomi utama pembentuk PDRB Jawa Tengah adalah sektor industri pengolahan, sektor perdagangan hotel dan restaurant PHR serta sektor pertanian. Ketiga sektor tersebut memiliki pangsa sebesar 72,77 dari total PDRB Jawa Tengah, sehingga perubahan pada ketiga sektor tersebut Grafik 1.12. Perkembangan Ekspor Jawa Tengah Ke Wilayah Asia K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN II-2009 23 menimbulkan pengaruh yang cukup signifikan pada arah PDRB Jawa Tengah secara keseluruhan. TABEL 1.4 PERTUMBUHAN PDRB JAWA TENGAH MENURUT LAPANGAN USAHA YOY, PERSEN I-08 II-08 III-08 IV-08 I-09 II-09 Pertumbuhan Year on Year 1 Pertanian -3.43 5.89 7.09 13.36 9.74 4.68 2 Pertambangan Penggalian 1.46 2.03 5.54 5.70 4.96 6.88 3 Industri Pengolahan 9.51 5.03 6.39 -2.37 -2.38 0.90 4 Listrik, Gas Air Bersih 5.35 4.83 4.86 4.04 2.60 6.85 5 Bangunan 5.45 6.04 6.08 8.44 7.61 6.58 6 Perdagangan, Hotel Restaur 5.46 5.76 4.95 4.26 4.57 5.82 7 Pengangkutan Komunikasi 7.10 6.67 9.65 6.67 7.11 7.35 8 Keuangan, Persewaan Jasa 11.49 8.32 6.77 4.96 10.01 8.59 9 Jasa-Jasa 11.20 8.80 6.69 4.46 7.47 7.77 Total PDRB 5.49

5.96 6.39

3.94 4.21

4.48 No

Lapangan Usaha Sumber : BI Semarang dan BPS Provinsi Jawa Tengah data PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2000 Keterangan : angka sementara angka sangat sementara proyeksi BI Semarang

2.1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian dalam triwulan II-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 4,68 yoy. Share of growth atau kontribusi sektor ini terhadap pertumbuhan perekonomian Jawa Tengah secara keseluruhan adalah sebesar 1,06 dari total angka pertumbuhan PDRB Jawa Tengah. Angka pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan ini relatif melambat dibandingkan angka pertumbuhan pada triwulan yang lalu yang tercatat sebesar 9,74 yoy. Penyebab utama perlambatan pertumbuhan adalah faktor musiman, dimana pada triwulan ini sebagian besar wilayah Jawa Tengah telah melewati musim panen dan sedang memasuki musim tanam, sehingga produksi hasil pertanian menurun. Selain itu, pada triwulan II-2008 sebagai dampak banjir yang terjadi awal tahun 2008, sebagian wilayah mengalami masa panen karena musim tanam yang mundur hingga pertengahan triwulan I-2008. Sementara pada triwulan II-2009, sebagian wilayah telah melewati masa panen dan mulai memasuki masa tanam sehingga produksi tidak sebanyak pada triwulan II-2008. Kondisi tersebut terlihat dari prompt indikator perkiraan produksi tanaman bahan makanan Provinsi Jawa Tengah dari Badan Pusat Statistik. Dari data tersebut, terlihat bahwa beberapa jenis hasil tabama khususnya padi dan jagung, mengalami trend penurunan produksi, yang disebabkan terutama oleh musim tanam. Karena K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN II-2009 24 padi dan jagung memiliki bobot yang cukup besar terhadap sub sektor tabama, maka penurunan kedua jenis komoditas tersebut akan mendorong perlambatan pertumbuhan sub sektor tabama dan sektor pertanian. - 10 20 30 40 50 60 70 - 1 1 2 2 3 3 4 4 5 IV-07 I-08 II-08 III-08 IV-08 I-09 II-09 R ib u a n T o n J u t aa n T o n Perkiraan Produksi Tabama Jawa Tengah Sb Kiri- Kedelai Sb Kiri- Kacang Tanah Sb Kiri- Kacang Hijau Sb Kanan- Padi Sb Kanan- Jagung Sb Kanan- Ubi kayu Sumber : BPS, diolah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi tiga besar penopang perekonomian Jawa Tengah, bersama sektor industri pengolahan serta sektor perdagangan, hotel dan restaurant. Selain itu, sektor pertanian menyerap tenaga kerja terbesar di wilayah Jawa Tengah. Sehingga pengembangan sektor pertanian menjadi salah satu poin penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di Jawa Tengah. Selama beberapa periode terakhir, perubahan musim iklim menjadi salah satu ancaman utama yang menganggu perkembangan sektor ini. Musim kemarau yang panjang maupun curah hujan yang sangat tinggi dan berlangsung dalam jangka waktu yang panjang, menyebabkan gangguan pada produksi pertanian. Guna meningkatkan kembali pertumbuhan sektor pertanian, maka perlu dilakukan upaya revitalisasi sektor pertanian yang komprehensif, meliputi perbaikan kondisi on-farm sektor pertaniannya sendiri serta peningkatan dukungan pada aktifitas off-farm melalui perbaikan peraturankebijakan dan meningkatkan dukungan pembiayaan dari perbankan. Selain itu penyediaan sarana produksi pertanian dan distribusi bahan baku maupun output pertanian merupakan hal penting dan mendesak untuk dilakukan. Grafik 1.13. Perkiraan Produksi Tabama Jawa Tengah K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN II-2009 25

2.2. Sektor Industri Pengolahan Sektor Industri pengolahan pada triwulan II-2009 diperkirakan