K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
16
total rencana belanja 2009. Jumlah realisasi belanja yang masih relatif kecil tersebut diperkirakan merupakan salah satu penyebab utama masih melambatnya konsumsi
pemerintah pada triwulan ini.
1.2. Investasi
Pertumbuhan investasi, tercermin dari pembentukan modal tetap bruto PMTB yang pada triwulan II-2009 diperkirakan mencapai 5 yoy, masih lebih kecil
dibandingkan angka pertumbuhan pada triwulan I-2009 sebesar 5,34 yoy maupun angka pertumbuhan pada triwulan II-2008 sebesar 6,14 yoy. Hal ini
antara lain disebabkan oleh sebagian besar industri masih menunda rencana investasi menunggu sampai kondisi ekonomi benar-benar stabil. Sedangkan bagi perusahaan
yang masih melakukan investasi, terutama untuk menunjang aktivitas operasional demi tercapainya efisiensi perusahaan.
Perkembangan Konsumsi Semen Jawa Tengah
Sumber : Asosiasi Semen Indonesia
Data perkembangan konsumsi semen yang merupakan salah satu indikator untuk investasi di Jawa Tengah menunjukkan telah terjadi peningkatan, namun
jumlahnya belum sebesar triwulan yang sama tahun lalu. Dari grafik 1.6 terlihat bahwa pada triwulan I-2009 konsumsi semen menunjukkan penurunan yang cukup
signifikan dan mulai meningkat kembali pada akhir triwulan I-2009.
Grafik 1.6. Penjualan Semen di Jawa Tengah
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
17
1.3. Ekspor
Perkembangan ekspor
2
pada PDRB Jawa Tengah triwulan II-2009 masih mengalami kontraksi sebesar -0,45 yoy, namun angka pertumbuhan tersebut
membaik dibandingkan angka pertumbuhan pada triwulan I-2009 sebesar -10.17 yoy. Dari konfigurasi data ekspor dalam PDRB, diperkirakan perdagangan luar negeri
mempunyai proporsi sebesar 20-25 dari total angka ekspor PDRB, dan 75-80 merupakan perdagangan antar provinsi.
Sementara itu impor dalam perhitungan PDRB pada triwulan ini diperkirakan tumbuh positif sebesar 1,07yoy, meningkat dibandingkan angka pertumbuhan
pada triwulan I-2009 sebesar -12,90. Impor dalam perhitungan PDRB Jawa Tengah, diperkirakan sebesar 50-55 merupakan impor dari luar negeri, sementara sisanya
45-50 merupakan impor antar provinsi. Dari konfigurasi tersebut di atas, terlihat bahwa ekspor antar provinsi mempunyai kontribusi yang lebih besar terhadap
perkembangan angka ekspor dalam perhitungan PDRB Jawa Tengah dibandingkan ekspor luar negeri. Sementara dari sisi impor, kontribusi impor dari luar negeri
maupun dari provinsi lain mempunyai kontribusi yang hampir sama terhadap pembentukan angka impor dalam PDRB Jawa Tengah.
Pada triwulan II-2009, ekspor luar negeri diperkirakan mulai menunjukkan perkembangan ke arah yang lebih baik, walaupun belum
sebesar nilai ekspor pada periode yang sama tahun lalu. Hasil liaison yang
dilakukan oleh KBI Semarang menunjukkan bahwa sebagian contact liaison yang menghasilkan produk Tekstil TPT menyatakan mulai terjadi pemulihan permintaan
luar negeri, sehingga nilai dan volume ekspor mulai menunjukkan trend rebound kembali. Kondisi tersebut terutama terjadi untuk produk TPT jenis spinning atau hasil
pemintalan. Hal ini disebabkan ketiadaan persediaan stok mengingat sejak triwulan IV-2008 banyak perusahaan mengurangi produksi karena penurunan permintaan
sebagai dampak krisis global. Sehingga ketika mulai terjadi peningkatan produk tekstil, secara otomatis kebutuhan benang serat hasil pemintalan pun meningkat.
Sementara itu, untuk jenis produk ekspor unggulan lain yaitu meubel diperkirakan kondisinya relatif tidak banyak berbeda, terutama jenis meubel untuk segmen
menengah ke atas.
Sementara itu berdasarkan data ekspor dan impor yang diolah dari Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter DSM Bank Indonesia, kinerja
ekspor non migas Jawa Tengah pada triwulan II-2009 data sampai dengan posisi Mei 2009 tercatat sebesar USD 555,27 juta. Dari grafik 1.8, terlihat bahwa secara
bulanan dan berdasarkan nilai maupun volume, ekspor Jawa Tengah mulai
2
Pengertian ekspor dan impor dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar provinsi
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
18
menunjukkan adanya trend peningkatan setelah beberapa periode sebelumnya mengalami trend penurunan. Hal ini selaras hasil liaison bank Indonesia yang
menyatakan bahwa mulai terjadi peningkatan permintaan terutama untuk produk TPT.
50 100
150 200
250 300
350 400
450
50 100
150 200
250 300
350 400
V o
l E
k s
p o
r -
R ib
u a
n T
o n
N il
a i
E k
s p
o r
- J
u ta
a n
U S
D
Nil Ekspor Vol Ekspor
100 200
300 400
500 600
700 800
200 400
600 800
1,000 1,200
V o
l e
k s
p o
r -
R ib
u a
n T
o n
N il
a i
E k
s p
o r
- J
u ta
a n
U S
D
Nil Ekspor Vol Ekspor
Sumber : DSM Bank Indonesia Sumber : DSM Bank Indonesia
Tw I-2009 s.d. posisi Mei 2009
Demikian pula halnya dengan nilai impor Jawa Tengah yang menunjukkan trend peningkatan mulai akhir triwulan I-2009. Peningkatan impor merupakan salah
satu indikasi mulai pulihnya sektor industri karena sebagian besar bahan baku industri Jawa Tengah merupakan hasil impor dari luar negeri.
+ ,
, ,
, ,
+
-
100 200
300 400
500 600
700 800
900 1,000
100 200
300 400
500 600
700 800
V o
l Im
p o
r -
R ib
u a
n T
o n
N il
a i
E k
s p
o r
- J
u ta
a n
U S
D
Nil Impor Vol Impor
Sumber : DSM Bank Indonesia Sumber : DSM Bank Indonesia
Tw I-2009 s.d. posisi Mei 2009
Grafik 1.7. Perkembangan Ekspor Jawa Tengah Bulanan
Grafik 1.8. Perkembangan Ekspor Jawa Tengah Triwulanan
Grafik 1.10. Perkembangan Impor Jawa Tengah Triwulanan
Grafik 1.9. Perkembangan Impor Jawa Tengah Bulanan
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
19 TABEL 1.2.
PERKEMBANGAN REALISASI EKSPOR NON MIGAS MENURUT KELOMPOK HS 2 PROVINSI JAWA TENGAH USD RIBU
No Item
Tw II-08 Tw III-08
Tw IV-08 Tw I-09
Tw II-09
1 Pakaian Jadi Bukan Rajutan
149,901 159,310
154,549 158,089
106,658 2
Perabot, Penerangan Rumah 206,635
147,313 141,033
116,999 82,845
3 Kayu, Barang dari Kayu
124,836 125,324
100,846 77,084
66,785 4
Serat Stafel Buatan 96,325
84,749 54,475
52,973 46,351
5 Filamen Buatan
38,064 41,211
37,381 33,963
29,872 6
Barang-barang Rajutan 49,989
51,220 58,340
42,182 29,554
7 Lemak Minyak Hewan Nabati
10,729 21,321
16,291 9,051
28,961 8
Kapas 42,185
41,047 32,766
25,802 20,073
9 Ikan dan Udang
35,486 36,609
23,585 17,447
13,842 10
Mesin Peralatan Listik 33,485
43,050 21,906
11,574 11,677
11 Garam, Belerang, Kapur
72 8,317
177 39
10,290 12
Bulu Unggas 12,254
12,750 10,641
10,601 9,305
13 Plastik dan Barang dari Plastik
13,826 16,191
11,184 11,622
8,509 14
Berbagai Makanan Olahan 10,988
12,271 10,260
7,924 8,400
15 Kain Perca
20,934 18,593
17,105 8,604
7,785 16
Mesin-mesin Pesawat Mekanik 6,131
4,963 5,237
6,395 7,784
17 Berbagai Produk Kimia
10,406 13,801
10,309 8,484
7,347 18
Tembakau 7,875
9,762 5,689
8,023 5,552
19 Alas Kaki
10,483 7,072
5,520 5,406
5,385 20
Karet dan Barang dari Karet 15,701
13,831 6,177
3,368 5,345
21 Lainnya
91,785 101,119
86,467 57,684
42,953
Total 988,088
969,822 809,935
673,316 555,274
Sumber : Kantor Bank Indonesia Semarang diolah dari PPDI DSM Bank Indonesia angka sementaras.d Mei 2009
Berdasarkan komoditasnya, ekspor unggulan Jawa Tengah adalah pakaian jadi, perabot dan penerangan rumah, kayu dan barang dari kayu serta serat stafel.
Komoditas-komoditas tersebut selama beberapa periode terakhir selalu menempati urutan teratas dari nilai ekspor Jawa Tengah.
Sementara itu berdasarkan klasifikasi Harmonized System HS, komoditi impor non migas terbesar di Jawa Tengah adalah kapas, mesin pesawat mekanik, serta
gandum. Selengkapnya bisa dilihat pada tabel 1.3.
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
20 TABEL 1.3.
PERKEMBANGAN REALISASI IMPOR NON MIGAS MENURUT KELOMPOK HS 2 PROVINSI JAWA TENGAH USD RIBU
No Item
Tw II-08 Tw III-08
Tw IV-08 Tw I-09
Tw II-09
1 Kapas
116,316 111,315
126,040 61,725
67,851 2
Mesin-mesin Pesawat Mekanik 84,919
80,761 76,636
67,238 46,273
3 Gandum-ganduman
47,986 50,163
22,317 20,623
37,954 4
Mesin Peralatan Listik 51,947
66,500 44,559
37,851 34,229
5 Kapal Laut dan Bangunan Terapung
46 68
28 33,257
6 Plastik dan Barang dari Plastik
40,309 48,888
28,945 23,842
23,160 7
Tembakau 4,288
7,124 6,356
4,090 22,245
8 Kain Rajutan
26,450 19,273
24,695 25,070
16,105 9
Biji-bijian berminyak 21,558
39,191 35,167
23,757 15,180
10 Serat Stafel Buatan
22,220 21,307
23,927 16,078
15,035 11
Gula dan Kembang Gula 8,384
30,066 5,683
25,010 12,179
12 Susu, Mentega, Telur
28,062 14,633
8,207 11,612
8,719 13
Bahan Kimia Organik 14,547
17,344 12,113
9,375 8,040
14 Filamen Buatan
12,767 10,719
15,823 7,672
7,278 15
Kertas Karton 12,279
10,930 8,405
7,460 6,527
16 Ampas Sisa Industri Makanan
8,133 10,094
8,973 4,116
6,487 17
Binatang Hidup 902
6,263 6,116
6,235 18
Benda-benda dari Besi dan Baja 6,518
11,690 11,033
7,851 5,335
19 Kayu, Barang dari Kayu
13,097 14,447
9,193 6,314
4,743 20
Besi dan Baja 20,162
16,826 17,527
13,154 4,581
21 Lainnya
119,893 121,732
101,229 74,420
65,329
Total 660,781
709,268 586,895
453,402 446,742
Sumber : Kantor Bank Indonesia Semarang diolah dari PPDI DSM Bank Indonesia angka sementaras.d Februari 2009
Berdasarkan negara tujuan, ekspor Jawa Tengah terutama ditujukan untuk wilayah Asia. Eropa dan Amerika. Ketika periode krisis keuangan global terjadi,
dimana permintaan dari wilayah yang terkena dampak paling parah seperti misalnya Amerika dan Eropa menurun, terlihat terjadi pergeseran tujuan ekspor ke wilayah
Asia. Sehingga dari grafik 1.11 terlihat bahwa berdasarkan negara tujuan, pangsa ekspor untuk wilayah Amerika dan Eropa menurun, sementara pangsa ekspor untuk
wilayah Asia meningkat. Dari grafik 1.11 juga terlihat pula bahwa pangsa tujuan ekspor ke wilayah Afrika mengalami sedikit peningkatan mulai akhir triwulan IV-
2008, walaupun secara prosentase terhadap total ekspor masih relatif kecil. Kondisi ini diperkirakan merupakan strategi dari eksportir Jawa Tengah dalam meminimalisir
dampak turunnya permintaan ekspor Amerika dan Eropa dengan cara meningkatkan pemasaran hasil ekspor ke wilayah Asia dan Afrika yang relatif tidak terlalu parah
terkena dampak krisis keuangan global
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
21
, ,
, ,
, ,
, ,
, ,
,
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
.+ . + 0
.1 1
Sumber : Kantor Bank Indonesia Semarang diolah dari PPDI DSM Bank Indonesia
Dari hasil simulasi yang dilakukan oleh Kantor Bank Indonesia, salah satu temuannya adalah setiap penurunan 1 PDB Amerika Serikat akan berdampak pada
penurunan perhitungan ekspor dalam PDRB Jawa Tengah sekitar 0,5 lihat Boks : Dampak Krisis Keuangan Global Terhadap Perekonomian Global. Hal tersebut
diantaranya disebabkan oleh proporsi ekspor luar negeri yang hanya sekitar 20-25 dari perhitungan PDRB, sementara perdagangan antar provinsi mempunyai proporsi
sekitar 70-75 dari total ekspor dalam perhitungan PDRB Jawa Tengah. Sehingga dari sisi perhitungan PDRB, dampak penurunan permintaan luar negeri tidak sebesar
dampak penurunan perdagangan antar provinsi, terhadap perkembangan ekspor. Namun turunnya permintaan luar negeri tadi diperkirakan akan berdampak pada sisi
investasi dan juga pada perkembangan sektor industri dari sisi penawaran. Untuk wilayah Asia, terjadi peningkatan pangsa yang cukup besar terhadap
ekspor untuk wilayah Asia, terutama Cina, Korea Selatan dan Malaysia. Cina merupakan salah satu negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi terbesar,
sehingga dikala negara lain mengalami penurunan permintaan dalam negeri, diperkirakan untuk wilayah Cina permintaan dalam negeri tetap tumbuh.
Grafik 1.11. Perkembangan Ekspor Jawa Tengah Berdasarkan Wilayah Tujuan Ekspor
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
22
, ,
, ,
, ,
, ,
, ,
,
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- 2
3 . 14
+56 . 14 7
14 0 8
14441
Sumber : Kantor Bank Indonesia Semarang diolah dari PPDI DSM Bank Indonesia
Hal tersebut diperkirakan merupakan salah satu penyebab peningkatan ekspor ke wilayah Cina. Dari sisi komoditas, pningkatan ekspor ke wilayah Cina disebabkan
oleh komoditas komponen kendaraan bermotor, CPO dan produk kayu. Untuk ekspor CPO, dari hasil liaison diperoleh informasi bahwa di tahun 2009 ini, di Jawa
Tengah terdapat beberapa industri yang menampung dan mengolah produk CPO yang berasal dari wilayah lain seperti Kalimantan, dan selanjutnya mengekspor
produk olahan tersebut ke negara lain termasuk Cina.
2. Analisis PDRB Sisi Penawaran
Dilihat dari sisi sektoral, pada triwulan II-2009 seluruh sektor perekonomian diperkirakan mengalami pertumbuhan positif dibandingkan triwulan I-2009.
Berdasarkan tingkat pertumbuhannya, pertumbuhan tertinggi diperkirakan dialami oleh sektor keuangan sebesar 8,59 yoy sektor jasa sebesar 7,77 yoy dan sektor
angkutan dan komunikasi sebesar 7,35 yoy. Sementara itu, berdasarkan kontribusi terhadap pertumbuhan, sektor yang memberikan kontribusi terbesar
terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan ini adalah sektor perdagangan, hotel dan restaurant PHR, sektor pertanian dan sektor jasa-jasa.
Sedangkan secara proporsi, tiga sektor ekonomi utama pembentuk PDRB Jawa Tengah adalah sektor industri pengolahan, sektor perdagangan hotel dan restaurant
PHR serta sektor pertanian. Ketiga sektor tersebut memiliki pangsa sebesar 72,77 dari total PDRB Jawa Tengah, sehingga perubahan pada ketiga sektor tersebut
Grafik 1.12. Perkembangan Ekspor Jawa Tengah Ke Wilayah Asia
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
23
menimbulkan pengaruh yang cukup signifikan pada arah PDRB Jawa Tengah secara keseluruhan.
TABEL 1.4 PERTUMBUHAN PDRB JAWA TENGAH MENURUT LAPANGAN USAHA YOY, PERSEN
I-08 II-08
III-08 IV-08
I-09 II-09
Pertumbuhan Year on Year
1 Pertanian
-3.43 5.89
7.09 13.36
9.74 4.68
2 Pertambangan Penggalian
1.46 2.03
5.54 5.70
4.96 6.88
3 Industri Pengolahan
9.51 5.03
6.39 -2.37
-2.38 0.90
4 Listrik, Gas Air Bersih
5.35 4.83
4.86 4.04
2.60 6.85
5 Bangunan
5.45 6.04
6.08 8.44
7.61 6.58
6 Perdagangan, Hotel Restaur
5.46 5.76
4.95 4.26
4.57 5.82
7 Pengangkutan Komunikasi
7.10 6.67
9.65 6.67
7.11 7.35
8 Keuangan, Persewaan Jasa
11.49 8.32
6.77 4.96
10.01 8.59
9 Jasa-Jasa
11.20 8.80
6.69 4.46
7.47 7.77
Total PDRB 5.49
5.96 6.39
3.94 4.21
4.48 No
Lapangan Usaha
Sumber : BI Semarang dan BPS Provinsi Jawa Tengah data PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2000 Keterangan : angka sementara angka sangat sementara proyeksi BI Semarang
2.1. Sektor Pertanian
Sektor pertanian dalam triwulan II-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 4,68 yoy. Share of growth atau kontribusi sektor ini terhadap
pertumbuhan perekonomian Jawa Tengah secara keseluruhan adalah sebesar 1,06 dari total angka pertumbuhan PDRB Jawa Tengah. Angka pertumbuhan sektor
pertanian pada triwulan ini relatif melambat dibandingkan angka pertumbuhan pada triwulan yang lalu yang tercatat sebesar 9,74 yoy.
Penyebab utama perlambatan pertumbuhan adalah faktor musiman, dimana pada triwulan ini sebagian besar wilayah Jawa Tengah telah melewati musim panen
dan sedang memasuki musim tanam, sehingga produksi hasil pertanian menurun. Selain itu, pada triwulan II-2008 sebagai dampak banjir yang terjadi awal tahun
2008, sebagian wilayah mengalami masa panen karena musim tanam yang mundur hingga pertengahan triwulan I-2008. Sementara pada triwulan II-2009, sebagian
wilayah telah melewati masa panen dan mulai memasuki masa tanam sehingga produksi tidak sebanyak pada triwulan II-2008.
Kondisi tersebut terlihat dari prompt indikator perkiraan produksi tanaman bahan makanan Provinsi Jawa Tengah dari Badan Pusat Statistik. Dari data tersebut,
terlihat bahwa beberapa jenis hasil tabama khususnya padi dan jagung, mengalami trend penurunan produksi, yang disebabkan terutama oleh musim tanam. Karena
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
24
padi dan jagung memiliki bobot yang cukup besar terhadap sub sektor tabama, maka penurunan kedua jenis komoditas tersebut akan mendorong perlambatan
pertumbuhan sub sektor tabama dan sektor pertanian.
- 10
20 30
40 50
60 70
- 1
1 2
2 3
3 4
4 5
IV-07 I-08
II-08 III-08 IV-08 I-09 II-09
R ib
u a
n T
o n
J u
t aa
n T
o n
Perkiraan Produksi Tabama Jawa Tengah
Sb Kiri- Kedelai Sb Kiri- Kacang Tanah
Sb Kiri- Kacang Hijau Sb Kanan- Padi
Sb Kanan- Jagung Sb Kanan- Ubi kayu
Sumber : BPS, diolah
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi tiga besar penopang perekonomian Jawa Tengah, bersama sektor industri pengolahan serta
sektor perdagangan, hotel dan restaurant. Selain itu, sektor pertanian menyerap tenaga kerja terbesar di wilayah Jawa Tengah. Sehingga pengembangan sektor
pertanian menjadi salah satu poin penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di Jawa Tengah.
Selama beberapa periode terakhir, perubahan musim iklim menjadi salah satu ancaman utama yang menganggu perkembangan sektor ini. Musim kemarau yang
panjang maupun curah hujan yang sangat tinggi dan berlangsung dalam jangka waktu yang panjang, menyebabkan gangguan pada produksi pertanian.
Guna meningkatkan kembali pertumbuhan sektor pertanian, maka perlu dilakukan upaya revitalisasi sektor pertanian yang komprehensif, meliputi perbaikan
kondisi on-farm sektor pertaniannya sendiri serta peningkatan dukungan pada aktifitas off-farm melalui perbaikan peraturankebijakan dan meningkatkan dukungan
pembiayaan dari perbankan. Selain itu penyediaan sarana produksi pertanian dan distribusi bahan baku maupun output pertanian merupakan hal penting dan
mendesak untuk dilakukan.
Grafik 1.13. Perkiraan Produksi Tabama Jawa Tengah
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
25
2.2. Sektor Industri Pengolahan Sektor Industri pengolahan pada triwulan II-2009 diperkirakan