K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
12
Sementara secara nasional, pertumbuhan perekonomian diperkirakan masih mengalamai perlambatan dibandingkan periode yang lalu, pada
kisaran 4 yoy. Perlambatan ini disebabkan oleh level konsumsi rumah tangga
yang menurun, walaupun ekspor mulai membaik. Perlambatan pada sektor pertanian juga merupakan penyebab perlambatan perekonomian nasional pada triwulan ini.
Di level Jawa Tengah, dari sisi permintaan, sama halnya dengan periode
sebelumnya, konsumsi rumah tangga menjadi pendorong utama pertumbuhan perekonomian. Demikian pula halnya dengan konsumsi pemerintah juga menjadi
pendorong pertumbuhan perekonomian walaupun masih mengalami perlambatan pada triwulan ini. Sementara itu investasi masih tetap menunjukkan pertumbuhan
positif walaupun masih mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya. Sedangkan ekspor dan impor diperkirakan mengalami perbaikan
dibandingkan periode yang lalu.
Sementara itu dari sisi penawaran, pertumbuhan pada triwulan ini
terutama didorong oleh pertumbuhan pada sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restaurant PHR serta sekotor jasa. Masa liburan dan proses
pemilihan umum merupakan salah satu pendorong pertumbuhan pada sektor-sektor tersebut.
TABEL 1.1 PERTUMBUHAN PDRB JAWA TENGAH
MENURUT JENIS PENGGUNAAN YOY, PERSEN
No Lapangan Usaha
I-08 II-08
III-08 IV-08
I-09 II-09
Pertumbuhan Year on Year
1 Kons. Rumah Tangga
5.13 5.11
6.51 4.95
4.92 5.25
a. Makanan 2.37
2.37 2.97
2.77 2.31
2.09 b. Non Makanan
9.11 9.02
11.54 7.96
8.44 9.48
2 Kons. LNP
2.65 2.12
6.77 10.27
11.89 10.53
3 Kons. Pemerintah
14.71 9.32
8.88 8.23
7.86 6.85
4 P M T B
6.18 6.14
7.16 7.24
5.34 5.00
5 Ekspor
2.60 -5.75
1.52 2.31
-10.17 -0.45
6 Impor
16.06 -6.28 -12.51 13.03
-12.90 1.07
PDRB 5.49
5.96 6.39
3.94 4.21
4.48
Sumber : KBI Semarang dan BPS Provinsi Jawa Tengah data PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2000 Keterangan : angka sementara angka sangat sementara poyeksi KBI Semarang
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
13
1. Analisis PDRB dari Sisi Penggunaan
Perekonomian Jawa Tengah triwulan II-2009 diperkirakan tumbuh sebesar 4,48. Konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah masih menjadi penopang
utama pertumbuhan walaupun menunjukkan trend perlambatan.
1.1. Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi rumah tangga pada triwulan II-2009 diperkirakan mengalami
pertumbuhan sebesar 5,25, meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I-2009 sebesar 4,92 yoy. Peningkatan konsumsi rumah tangga
diperkirakan karena faktor musiman serta pengaruh proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. Di samping itu, pada akhir triwulan II-2009 merupakan musim
liburan dan masa tahun ajaran baru, sehingga secara musiman konsumsi rumah tangga meningkat untuk kebutuhan tersebut.
Peningkatan konsumsi rumah tangga juga tercermin dari, hasil Survei Konsumen di wilayah Semarang pada triwulan II-2009 yang menunjukkan bahwa
keyakinan konsumen mengalami trend peningkatan yang cukup signifikan, dan telah berada pada level optimis angka indeks di atas 100 . Tiga parameter utama hasil
Survei Konsumen, yaitu Indeks Keyakinan Konsumen IKK , Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini IKE serta Indeks Ekspekasi Konsumen IEK ketiganya menunjukkan trend
peningkatan sejak awal tahun 2009. IKK telah menyentuh level optimis pada bulan April 2009, sementara itu IKE menyentuh level optimis pada bulan Mei 2009 dan IEK
pada akhir triwulan II telah menyentuh level optimis pula.
0.0 20.0
40.0 60.0
80.0 100.0
120.0 140.0
Jan Feb
Mar Apr
Mei Jun
Jul Agt
Sep Okt
Nop Des
Jan Feb
Mar Apr
May Jun
2008 2009
Indeks
Indeks Keyakinan Konsumen IKK Kondisi Ekonomi Saat Ini IKE
Ekspektasi Konsumen IEK
Sumber : Survey Konsumen, Bank Indonesia
Grafik 1.2. Perkembangan Indeks Kepercayaan Konsumen
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
14
Kondisi indikator ekonomi yang cukup baik serta kondisi politik dan keamanan yang cukup kondusif diperkirakan merupakan salah satu faktor pendukung
meningkatnya keyakinan konsumen tersebut. Selain itu adanya gaji ke-13 bagi PNS dan pensiunan pada akhir triwulan II-2009 diperkirakan juga menjadi pendorong
peningkatan keyakinan konsumen. Peningkatan keyakinan konsumen dapat menjadi prompt indikator peningkatan konsumsi rumah tangga, karena masyarakat merasa
cukup optimis dengan kondisi perekonomian dan kondisi finansial pada saat ini, sehingga tidak terjadi penundaan konsumsi oleh masyarakat.
Peningkatan konsumsi rumah tangga dapat tercermin pula dari hasil Survei Penjualan Eceran SPE yang dilakukan Kantor Bank Indonesia Semarang, dimana
indeks riil penjualan eceran mulai menunjukkan adanya peningkatan selama triwulan II-2009, dibandingkan triwulan I-2009. Perkembangan pertumbuhan indeks riil
penjualan untuk beberapa kelompok komoditas, seperti kelompok bahan makanan, makanan jadi, minuman dan tembakau, kelompok komoditas perumahan dan bahan
bakar serta kelompok sandang menunjukkan adanya trend peningkatan Grafik 1.3.. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kegiatan konsumsi masyarakat diperkirakan
mengalami peningkatan seiring peningkatan indeks SPE. Diharapkan peningkatan indeks penjualan eceran, yang merupakan proksi dari konsumsi masyarakat, dapat
mendorong pertumbuhan perekonomian Jawa Tengah ke arah yang positif.
Sumber : SPE Bank Indonesia Semarang
Dari sisi pembiayaan, peningkatan konsumsi rumah tangga antara lain tercermin dari pertumbuhan kredit secara triwulanan untuk jenis kredit
konsumsi bank umum di Jawa Tengah Grafik 1.4. Pertumbuhan kredit
Grafik 1.3. Pertumbuhan Tahunan Indeks Riil Penjualan Kelompok Makanan Jadi, Minuman Tembakau
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
15
konsumsi yang sempat menurun pada triwiwulan IV-2008 dan triwulan I-2009, mulai meningkat kembali pada triwulan ini. Walaupun secara nominal pertumbuhan
penyaluran kredit konsumsi terlihat tidak terlalu signifikan, namun apabila berdasarkan pertumbuhan secara triwulanan, maka terlihat pertumbuhan triwulanan
penyaluran kredit pada triwulan ini meningkat cukup signifikan dibandingkan periode yang lalu. Peningkatan ini antara lain disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan
konsumsi masyarakat untuk tahun ajaran baru yang menyebabkan sebagian masyarakat menggunakan opsi pembiayaan dari perbankan.
- 5
10 15
20 25
II I-
6 IV
-0 6
I- 7
II -0
7 II
I- 7
IV -0
7 I-
8 II
-0 8
II I-
8 IV
-0 8
I- 9
II -0
9
R p
T ri
ly u
n
2 4
6 8
10 12
14 Kredit
NPL Pertumb.QtQ
Sumber : Bank Indonesia Sumber : Bank Indonesia
Konsumsi pemerintah pada triwulan II-2009 diperkirakan tumbuh sebesar 6,85 yoy. Pertumbuhan tersebut masih menunjukkan perlambatan
dibandingkan posisi triwulan I-2008 maupun posisi triwulan II-2008.
Perlambatan ini terutama disebabkan oleh keterlambatan pengesahan APBD 2009 di beberapa kabupatenkota di Jawa Tengah. Sebagai implikasinya, banyak program
pembangunan di daerah yang belum dapat terealisir.
Salah satu indikator yang dapat dipergunakan untuk melihat perkembangan konsumsi pemerintah adalah posisi giro milik pemerintah
yang disimpan pada perbankan di Jawa Tengah. Pada Grafik 1.5 terlihat bahwa
posisi giro milik pemerintah pada triwulan II-2009 cukup tinggi dibandingkan posisi triwulan I-2009. Jumlah giro yang cukup tinggi tersebut merupakan indikasi bahwa
realisasi pengeluaran pemerintah masih relatif belum terlalu besar. Dari sisi pengeluaran atau realisasi belanja APBD Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah, sampai dengan posisi Juni 2009, realisasi belanja baru mencapai 28,8 dari
Grafik 1.4. Perkembangan Kredit Konsumsi,
NPL Jenis
Kredit Konsumsi dan Pertumbuhan qtq
Kredit Konsumsi Bank Umum di Wilayah Jawa Tengah
1 2
3 4
5
J a
n -0
8 M
a r-
8 M
a y
-0 8
J u
l-0 8
S e
p -0
8 N
o v
-0 8
J a
n -0
9 M
a r-
9 M
a y
-0 9
R p
T ri
ly u
n
Grafik 1.5. Perkembangan Posisi Giro Milik Pemerintah pada Bank Umum di
Wilayah Jawa Tengah
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
II-2009
16
total rencana belanja 2009. Jumlah realisasi belanja yang masih relatif kecil tersebut diperkirakan merupakan salah satu penyebab utama masih melambatnya konsumsi
pemerintah pada triwulan ini.
1.2. Investasi