Tabel 23. Hasil Penelitian Siklus I
Tabel 23 menunjukan bahwa pelaksanaan tindakan siklus I yang dilakukan oleh peneliti telah mencapai dan melampaui target yang telah ditetapkan, sehingga
membuat penelitian ini berhasil. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan pelaksanaan tindakan ke siklus II. Keberhasilan pada siklus I tersebut
dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4.
Variabel Kondisi
awal Siklus I
Deskriptor Instrumen
Penelitian
Keterangan
Target Pencapaian
Capaian a.
Keaktifan Siswa
1 Bertanya kepada
guru dan teman tentang materi
pembelajaran IPS saat proses
pembelajaran 20
30 36
Jumlah siswa yang bertanya kepada guru
dan teman tentang materi pembelajaran IPS saat
proses pembelajaran dibagi jumlah
keseluruhan siswa dikalikan 100
Lembar Observasi
Keaktifan Tercapai
2 Mengemukakan
pendapat ketika berdiskusi kelompok
16 20
40 Jumlah siswa yang
Mengemukakan pendapat ketika berdiskusi
kelompok dibagi jumlah keseluruhan siswa
dikalikan 100 Tercapai
3 Mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru dalam proses
pembelajaran IPS 32
40 56
Jumlah siswa mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru dalam proses
pembelajaran IPS dibagi jumlah keseluruhan siswa
dikalikan 100 Tercapai
b. Prestasi Belajar
Siswa
1 Siswa yang lulus
KKM 55.50
75 96
Jumlah siswa siswa yang lulus KKM dibagi
jumlah keseluruhan siswa dikalikan 100
Tes soal pilihan
gandaobjekti f
dan Non Tes rubrik
penilaian hasil belajar
Tercapai
2 Rata-rata nilai
58.94 72.00
79.27 Jumlah total skor nilai
dibagi jumlah keseluruhan jumlah siswa
Tercapai
Gambar 3. Grafik Peningkatan Jumlah Siswa yang Lulus KKM dalam Proses Pembelajaran IPS
Gambar 4. Grafik Peningkatan Rata-Rata Nilai Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS
Hasil dari gambar 3 dan gambar 4 dapat dilihat pada semua variabel prestasi belajar siswa yaitu: 1 jumlah siswa yang lulus KKM dan 2 rata-rata nilai yang
didapatkan siswa telah mencapai dan melampaui target yang telah ditentukan peneliti.
Gambar 5. Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS
Gambar 5 menunjukan bahwa semua variabel mengalami peningkatan dan melebihi target yang telah ditentukan, seperti pada indikator keaktifan yang
meliputi: 1 bertanya kepada guru dan teman tentang materi pembelajaran IPS saat proses pembelajaran yang ditandai dengan tingkah lakuaktivitas seperti:
siswa yang bertanya kepada guru bila tidak memahami persoalan, siswa bertanya kepada siswa lain bila tidak memahami persoalan, dan siswa menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru, 2 mengemukakan pendapat ketika berdiskusi kelompok yang ditandai dengan tingkah lakuaktivitas siswa seperti:
mengemukakan gagasan secara spontan, dan melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru, serta 3 mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dala
Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS Menggunakan Metode Role Playing
In d
ik ato
r In
d ik
ato r
In d
ik ato
r
proses pembelajaran IPS yang ditandai dengan tingkah lakuaktivitas seperti: turut serta dalam mengerjakan tugas, dan mencari berbagai informasi yang diperlukan
untuk pemecahan persoalan, serta pada indikator prestasi belajar yang meliputi: rata-rata nilai yang didapat siswa dan jumlah siswa yang lulus KKM. Peningkatan
tersebut dapat terjadi dikarenakan dalam proses pembelajaran yang diberikan oleh peneliti menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan kreatif.
Peneliti bertindak sendiri sebagai guru sehingga memungkinkan metode pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai yang peneliti inginkan dan dapat
memaksimalkan metode yang digunakan. Peneliti menggunakan metode-metode mengajar yang menarik dan kreatif, seperti metode role playing yang didukung
dengan penggunaan media-media gambar, media audio visual, dan media papan target, sehingga siswa sangat antusias saat mengikuti proses di dalam kelas.
Pemilihan metode-metode mengajar yang digunakan peneliti adalah dengan melihat pada variabel yang akan ditingkatkan, yaitu variabel keaktifan dan
prestasi. Untuk menunjang kedua variabel kekatifan dan prestasi belajar dapat meningkat secara keseluruhan peneliti memilih metode role playing, dikarenakan
metode role playing terbukti dapat meningkatkan semua variabel dan melampaui target yang ditentukan. Jika peneliti hanya berfokus mengembangkan salah satu
variabel maka variabel yang satunya kurang dapat berkembang dan meningkat karena tidak mendapat fokus yang sama dengan variabel lainya. Peneliti
menggunakan metode role playing yang didukung dengan media-media gambar, audio visual, dan papan target untuk mendukung agar semua variabel dapat
meningkat secara bersamaan. Selain itu peneliti dalam melaksanakan proses
pembelajaran di dalam kelas juga mempertimbangkan proses pembelajaran yang mendukung tarcapainya peningkatan target pada kedua variabel dan terlihatnya
metode role playing di dalam proses pembelajaran. Dikarenakan jika peneliti hanya menekankan tercapainya target capaian peningkatan pada kedua variabel
mengakibatkan proses siswa dalam melakukan kegiatan role playing akan tidak maksimal karena role playing membutuhkan perencanaan yang matang dan baik,
jadi peneliti membagi kegiatan selama siklus I untuk mengembangkan peningkatan target pada kedua variabel dan terlihatnya role playing dalam proses
pembelajaran. Tahapan-tahapan proses pembelajaran menggunakan metode role playing
meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut: 1 perencanaan dan persiapan, yaitu peneliti menentukan anggota dari setiap kelompok, penentuan angota kelompok
meminta saran dari guru kelas agar kemampuan setiap kelompok berimbang. Peneliti menggunakan nama-nama pahlawan kemerdekaan sebagai nama dari
kelompok-kelompok, sehingga membuat siswa tertarik dan aktif mengikuti proses pembelajaran. Selain itu peneliti juga menggunakan media foto nyata untuk
memberikan materi dan untuk membangun kaaktifan belajar siswa didalam kelas, media foto tersebut terbukti membuat siswa sangat antusias saat menjawab
pertanyaan yang diberikan menggunakan media tersebut.
Gambar 6. Contoh Media Foto Para Pahlawan Kemerdekaan
Foto no 1 sampai dengan no 6 pada gambar 6 adalah foto tokoh-tokoh penting yang berperan dalam proklamasi kemerdekaan republik Indonesia. Foto-foto
tersebut digunakan untuk memperkenalkan siswa dengan para tokoh-tokoh penting yang berperan dalam proklamasi kemerdekaan republik Indonesia.
Sebagai contoh cara menggunakan media tersebut adalah dengan guru menunjukan foto no 1 kemudian guru bertanya siapa nama tokoh penting yang
ditunjukan, setelah itu siswa menjawab siapa nama tokoh tersebut. Cara tersebut digunakan sampai dengan foto no 6. Menggunakan media foto para tokoh tersebut
terbukti membuat siswa sangat antusias dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
1 2
3
4 5
6
Selain itu peneliti menggunakan lembar kerja kelompok yang berisi tugas- tugas yang akan dikerjakan siswa dalam kelompok, yaitu siswa menempel
gambar-gambar para tokoh pada tempat yang telah disediakan dan memberi nama para tokoh yang telah ditempel serta menuliskan peranan para tokoh dalam
persiapan proklamasi kemerdekaan. Lembar kerja tersebut terbukti dapat meningkatkan pemahaman materi siswa mengenai materi yang diajarkan. Hal itu
terlihat dari lembar kerja kelompok yang mendapatkan nilai-nilai yang baik. Contoh lembar kerja kelompok yang sudah dikerjakan dapat dilihat pada gambar
7.
Gambar 7. Contoh Hasil Kerja Kelompok Ir. Soekarno
Gambar 7 atau hasil pekerjaan kelompok Ir. Soekarno dapat dilihat semua pertanyaan yang ada dalam lembar kerja dapat dijawab dengan benar, sehingga
mendapatkan nilai sempurna 100. Kelompok Ir. Soekarno dapat menjawab benar semua pertanyaan pada lembar kerja kelompok dikarenakan siswa dalam
kelompok tersebut sangat tertarik dengan media gambar para tokoh pejuang kemerdekaan yang diperlihatkan oleh guru, sehingga siswa mudah memahami
nama dan peranan para tokoh. Hasil pekerjaan kelompok Ir. Soekarno berbeda dengan pekerjaan kelompok Drs. Moh. Hatta seperti pada gambar 8.
Gambar 8. Contoh Hasil Kerja Kelompok Drs. Moh. Hatta
Gambar 8 menunjukan ada beberapa jawaban yang kurang tepat, seperti jawaban pada item e ada 3 jawaban yang kurang tepat. Sehingga kelompok Drs. Moh.
Hatta mendapat nilai yang lebih rendah daripada kelompok Ir. Soekarno. Selain itu kemampuan kognitif siswa juga dapat dioptimalkan dalam
proses pembelajaran IPS menggunakan metode role playing. Karena di lembar kerja kelompok ini, siswa membuat naskah drama mengenai peristiwa-peristiwa
menjelang kemerdekaan yang akan mereka perankan. Naskah drama yang dibuat siswa dalam kelompok berbeda beda sesuai dengan pembagian peristiwa yang
diberikan guru. Hasil naskah drama yang dibuat setiap kelompok berbeda-beda, dah hasil pekerjaan siswa dapat dilihat di gambar 9.
Gambar 9. Contoh Hasil Naskah Drama Kelompok Ir. Soekarno
Naskah drama yang dibuat oleh kelompok Ir. Soekarno mengenai peristiwa pertemuan di Dalat dapat di lihat bahwa bahasa yang digunakan sudah jelas dan
Tokoh: Jendral Terauchi : Yohan, Dr. Radjiman W. : Apin, Ir. Soekarno : Angga, Drs. Moh. Hatta : Arya
Pada tanggal 12 Agustus 1945
Dr. Radjiman W., Ir. Soekarno, dan Drs. Moh. Hatta bertemu di suatu tempat Ketiga tokoh: Selamat siang rekan-rekan Mereka bertiga saling bersalaman
Ir. Soekarno : Mari rekan-rekan kita berangkat ke Dalat, untuk memenuhi undangan Jendral Terauchi seorang panglima tentara jepang di Asia Tenggara
Drs. Moh. hatta: Baiklah, mari kita berangkat…tetapi dimanakah itu Dalat? Ir. Soekarno : Itu di daerah Vietnam selatan bung..
Dr. Radjiman W: Segera…mari kita ke bandara untuk menuju ke Dalat Vietnam selatan Mereka bertiga dalam perjalanan ke dalat, dan sesampainya di Dalat
Jendral Terauchi: Selamat datang di Dalat, Welcome..mari kita mulai berbincang-bincang.. Ketiga tokoh: Baiklah…mari kita berbincang-bincang
Ir. Soekarno: Jendaral, sebenarnya apa yang mau kita bicarakan?
Jendral Terauchi : Begini bung, saya memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia
Dr. Radjiman W: Anda bercanda?, mengapa anda bisa berbicara seperti itu? Jendral Terauchi: Begini, dikarenakan setelah Amerika mengebom atom negara sayaJepang. Pertamakali
mengebom atom kota Hirosima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan yang kedua kali kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945
, sehingga kami memutuskan menyerah pada negara-negara sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.
Drs. Moh. Hatta: Bagaimana bung karno kita mensikapi berita ini? Ir. Soekarno: Baiklah bung hatta dan Dr. Radjiman, kita segera kembali ke Indonesia untuk memberitahukan
berita ini kepada rekan-rekan kiat..bagaimana? Dr. Radjiman W dan Drs. Moh. Hatta: Siap laksanakan..
Ir. Sekarno: Terimakasih jendral, kalau begitu saya dan rekan-rekan saya akan segera kembali ke Indonesia untuk mengabarkan hal ini..
Jendral Terauchi: haik..silahkan Ketiga tokoh pergi bersama-sama
mudah dipahami. Selain itu semua pemain dalam naskah darama sudah mendapatkan
jumlah percakapan
yang hampir
berimbang, sehingga
memungkinkan terjadinya dialog yang menarik. Pembuatan naskah drama dapat digunakan untuk melihat dan mengembangkan kemampuan kognitif pada siswa,
terlihat dari perbedaan naskah drama yang dibuat oleh setiap kelompok yang menunjukan tingkat kognitif siswa berbeda-beda.
Gambar 10. Contoh Hasil Naskah Drama Kelompok Ibu Fatmawati
Tokoh: Laksamana Maeda, Sayuti Melik, Ir.Soekarno, Moh Hatta, Ahmad Soebardjo
Kediaman Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1, malam 16 Agustus 1945
Maeda: Mari rekan-rekan silahkan masuh ke rumah saya mempersilahkan Soekarno, A Subardjo, Sayuti Melik dan Hatta masuk kerumahnya
Tokoh-tokoh lain: Baik, terimakasih, Bung mereka masuk kemudian berkumpul di 2 ruangan, yaitu ruangan makan yang digunakan Soekarno, Hatta dan A
Subardjo untuk merumuskan teks proklamasi, sedangkan ruang serambi depan yang digunakan oleh tokoh- tokoh yang lain.
Soekarno: mari rekan-rekan kita susun teks proklamasi yang akan kita bacakan besok pagi A Subardjo dan Hatta: baik, mari kita mulai sekarang
mereka bertiga berdiskusi untuk merumuskan naskah teks proklamasi, sehingga tersusunlah teks proklamasi
Soekarno: Bung Sayuti, tolong ketik teks proklamasi yang sudah tersusun ini segera
Sayuti: baik Bung, akan saya kerjakan sekarang, jika sudah selesai saya akan segera memberikan kepada anda. Soekarno: ya, terimakasih atas kerjasamanya Bung, sambil menepuk pundak Sayuti Melik dan tersenyum
Sayuti Melik mengetik teks proklamasi, setelah beberapa saat teks proklamasi sudah selesai kemudian diserahkan kepada Soekarno.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 proklamasi di laksanakan di kediaman Soekarno di Jalan Pengangsaan Timur No 56 Jakarta pada pukul 10.00 WIB. Para pemuda yang hadir dalam perumusan teks proklamasi dibagi dalam
kelompok-kelompok dan bertugas untuk memberitahukan bahwa waktu proklamasi kemerdekaan telah tiba.
Soekarno: rekan-rekan, tolong sebarkan berita proklamasi ini kepada seluruh masyarakat semua hadirin dan rakyat bersuka cita dengan dilaksanakannya proklamasi kemerdekaan.
Naskah drama yang dibuat oleh kelompok Ibu Fatmawati mengenai peristiwa perumusan teks proklamasi dapat di lihat masih sedikit jumlah percakapan yang
terdapat dalam teks tersebut, dan ada dua tokoh yang hanya mengucapkan sekali percakapan.
Tahap 2 interaksi, yaitu didalam kelas saat proses pembelajaran peneliti menggunakan aturan dasar Hay 5 5 jemari tangan, yaitu: 2 mata tertuju pada
guru saat guru menerangkan, 2 telinga mendengarkan saat guru menerangkan, dan 1 mulut terkunci rapatdiam. Penerapan aturan ini terbukti dapat meningkatkan
kedisiplinan siswa di dalam kelas saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga pelaksanaan proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
rancang sebelumnya. Selain materi yang bersifat kognitif dan psikomotor, peneliti juga mengembangkan materi pada aspek afektif yang ada dalam materi
menghargai jasa dan peranan para tokoh dalam memproklaasikan kemerdekaan, dikarenakan materi IPS kebanyakan masih bersifat abstrak dan membuat siswa
sulit memahami materi yang bersifat abstarak tersebut. Untuk membantu siswa memahami materi yang abstrak tersebut maka peneliti menggunakan media papan
target, sehingga siswa bisa mengembangkan aspek afektifnya. Media papan target ini membantu siswa dalam menentukan sikap apa yang akan diambil siswa
sebagai cara menghargai jasa dan peranan para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan, dari sikap yang paling penting ke sikap yang tidak begitu penting.
Papan target tersebut dapat membantu siswa dengan memberikan berbagai macam sikap yang ditentukan sendiri oleh siswa dan telah disepakati bersama di dalam
kelas. Terlihat dari hasil pekerjaan papan target yang dibuat siswa, yang menghasilkan hasil seperti pada gambar 11.
Gambar 11. Contoh Hasil Kerja Kelompok Ibu Fatmawati
Media papan target yang dibuat oleh kelompok ibu Fatmawati tersebut menunjukan sikap yang akan diambil untuk menghargai jasa dan peranan para
tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan. Papan target pada tabel 11 terlihat susunan sikap yang dibuat siswa logis dan bisa dipahami secara rasional. Selain
itu penulisan dan penempelan kriteria pada papan target sudah rapi. Berbeda dengan papan target yang dibuat oleh kelompok Drs. Moh. Hatta pada gambar
12.
Gambar 12. Contoh Hasil Kerja Kelompok Drs. Moh. Hatta
Papan target pada gambar 12 terlihat susunan sikap yang dibuat menggunakan papan target tersebut kurang logis dan kurang bisa dipahami secara rasional,
karena bagaimana cara kita mengucapkan terimakasih kepada para pahlawan yang sudah meninggal, serta penulisan dan penempelan kriteria pada papan target
kurang rapi. Setelah itu untuk memaksimalkan aspek psikomotor saat siswa akan melakukan kegiatan role playing maka siswa berlatih bemain peran menggunakan
naskah drama yang sudah dibuat di akhir pertemuan. Tahapan ke 3 adalah tahapan refleksi dan evaluasi. Siswa pada tahapan
ini melakuakn kegiatan role playing sesuai dengan peristiwa yang akan diperankan. Setiap kelompok melakukan kegiatan role playing dengan peristiwa
yang berbeda-beda sesuai peristiwa yang dibuat dalam naskah darama. Hasil dari
melakukan kegiatan role playing setiap kelompok dapat dilihat melalui rekaman
video kegiatan role playing yang direkam oleh peneliti menggunakan alat rekam.
Setelah siswa melakukan kegiatan role playing siswa melakukan refleksi dan evaluasi mengenai kegiatan bermain peran yang baru saja dilakukan oleh
setiap kelompok. Tahapan refleksi ini dilakukan secara lisan oleh peneliti, karena keterbatasan waktu. Begitu juga dengan tahapan evaluasi yang dilakukan secara
lisan. Tetapi peneliti masih mengingat hal-hal apa saja yang menjadi evaluasi bagi setiap kelompok. Kegiatan evaluasi ini dilakukan oleh peneliti dan siswa-siswa
lain di dalam kelas setelah kelompok selesai memainkan peran. Siswa diberikan kesempatan untuk memberikan masukan mengenai hal-hal apa yang masih harus
diperbaikai dalam pembelajaran role playing dan hal mana yang harus dipertahankan. Evaluasi yang diberikan guru dan siswa adalah sebagai berikut.
Evaluas i ntuk kelompok Ir. Soekarno: “sudah bagus”, evaluasi untuk kelompok
Drs. Moh. Hatta: “Suara kurang keras”, evaluasi untuk kelompok Ibu Fatmawati: “Suara kurang keras dan kurang menghayati peran yang diperankan”, evaluasi
untuk kelompok Laksamana maeda: “Sudah bagus tetapi suara kurang keras”, dan untuk kelompok Ahmad Soebarjo: ”Suara kurang keras dan terlalu cepat serta
terburu-buru saat melakukan kegiatan role playing ”.
Secara keseluruhan pada tahapan refleksi dan evaluasi hampir sama pada setiap kelompok. Evaluasi yang dilakukan hanya pada kurang kerasnya suara yang
diucapkan oleh para pemain role playing, dan untuk refleksi hanya kurang persiapan sarana pendukung seperti speaker pengeras suara dan persiapan siswa
dalam menyiapkan seting tempat untuk melakukan kegiatan role playing. Untuk
mengukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang telah diberikan guru maka peneliti juga memberikan soal evaluasi kepada siswa di akhir
pertemuan siklus I. Siswa mengerjakan soal evaluasi ini dikerjakan secara individu, sehingga bisa mengukur kemampuan setiap siswa. Hasil yang
didapatkan siswa berbeda-beda, hasil pekerjaan siswa dapat dilihat pada gambar 13.
Gambar 13. Contoh Lembar Soal Evaluasi Amd
Gambar 13 dapat terlihat semua nomor pada lembar soal evaluasi tersebut dapat dijawab benar oleh siswa yang bernama Amd, hal tersebut membuktikan siswa
tersebut menguasai materi pelajaran yang diberikan oleh guru menggunakan metode role playing, sehingga siswa tersebut mendapatkan nilai sempurna yaitu
100. Berbeda dengan hasil pekerjaan siswa lain yang bernama Adb seperti pada gambar 14.
Gambar 14. Contoh Lembar Soal Evaluasi Adb
Gambar 14 menunjukan bahwa ada 10 nomor pada lembar soal evaluasi tersebut yang dijawab kurang tepat oleh siswa yang bernama Adb. Hal tersebut
membuktikan siswa tersebut belum dapat mengguasai materi ajar dengan baik. Berbeda dengan Amd yang dapat menguasai materi ajar dengan baik sehingga
hasil pekerjaan lembar soal evaluasi Amd benar semua. Hal tersebut membuktikan tingkat kemapuan belajar siswa kelas V di SD Negeri Plaosan 1 berbeda-beda
antara siswa yang satu dengan siswa yang lain.
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
Bab V memuat tentang kesimpulan, keterbatasan, dan saran. Kesimpulan pada bagian ini merupakan jawaban atas rumusan masalah yang dipaparkan pada bab I.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan peneliti maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
5.1.1 Penggunaan metode role playing pada pelajaran IPS di kelas V SD Negeri Plaosan 1 sebagai upaya meningkatkan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran adalah dengan menerapkan tiga tahapan dalam metode role playing
. Upaya peningkatan keaktifan tersebut dilakukan dengan menerapkan tiga tahapan dalam metode role playing ke dalam proses
pembelajaran IPS, yang mana di dalam tiga tahapan tersebut sangat menunjang siswa untuk menunjukan keaktifannya dalam proses
pembelajaran. Tiga tahapan tersebut adalah tahapan perencanaan dan persiapan, interaksi, refleksi dan evaluasi. Penerapan tahapan perencanaan
dan persiapan dapat membuat siswa bekerjasama dalam kelompok. Ketika berdiskusi dalam kelompok untuk menentukan pemeran dalam role playing,
mengerjakan tugas yang diberikan guru, membuat naskah drama, belajar mengemukakan pendapat, bertanya kepada teman atau guru, menjawab
pertanyaan baik dari teman atau guru, dan mencari informasi dari berbagai sumber belajar siswa menjadi sangat tertarik dan aktif mengikuti proses
pembelajaran yang diberikan guru. Selain itu pada tahapan interaksi siswa
146