digunakan di tempat penelitian yaitu SD Negeri Plaosan 1. RPP di SD Negeri Plaosan tidak menyertakan penilaian afektif pada setiap pertemuan.
Hasil penilaian kognitif, psikomotor, dan produk tersebut didapatkan nilai akhir pada siklus I dan nilai akhir siklus I ini digunakan sebagai acuan dalam
menentukan siswa lulus KKM atau tidak lulus KKM. Untuk menentukan siswa lulus dan tidak lulus KKM adalah dengan membandingkan nilai akhir siklus I
yang di dapatkan siswa dengan nilai yang KKM yang ditentukan SD Plaosan 1 yaitu sebesar 60. Jumlah siswa yang lulus dan tidak lulus dapat dilihat pada tabel
22. Tabel 22. Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I
No Nama
KKM Nilai Akhir Siklus I
Keterangan
1 YUA
60
88.44
Lulus KKM 2
AIS 60
71.54
Lulus KKM 3
JER 60
77.77
Lulus KKM 4
ANI 60
76.54
Lulus KKM 5
YOH 60
89.00
Lulus KKM 6
DEV 60
73.77
Lulus KKM 7
ANA 60
88.26
Lulus KKM 8
ARY 60
89.27
Lulus KKM 9
DAH 60
84.05
Lulus KKM 10
TRI 60
79.88
Lulus KKM 11
SUP 60
82.10
Lulus KKM 12
IRM 60
81.27
Lulus KKM 13
ZUM 60
81.60
Lulus KKM 14
TIW 60
83.82
Lulus KKM 15
ARI 60
84.55
Lulus KKM 16
FIK 60
89.93
Lulus KKM 17
JOH 60
70.83
Lulus KKM 18
NAF 60
77.66
Lulus KKM 19
NAR 60
74.88
Lulus KKM 20
AMA 60
92.43
Lulus KKM 21
DIM 60
58.88 Tidak Lulus KKM
22 ADI
60
67.22
Lulus KKM 23
WIN 60
70.99
Lulus KKM 24
KRI 60
78.88
Lulus KKM 25
ANS 60
68.05
Lulus KKM
Rata-rata 79.27
Persentase siswa lulus KKM
96 24 siswa lulus KKM
Hasil dari tabel 22 menunjukan bahwa ada 24 siswa dari keseluruhan 25 siswa mendapat nilai melebihi dari KKM yaitu 60. Selain itu prestasi belajar
siswa kelas V mata pelajaran IPS meningkat sebanyak 34.49 dari nilai rata-rata prestasi sebelumnya 58.94 menjadi 79.27 pada kondisi akhir, nilai rata-rata
prestasi yang diperoleh siswa juga melampaui target yang ditentukan peneliti sebelumnya yaitu 72.00. Sementara itu untuk persentase siswa yang lulus KKM
juga mengalami peningkatan sebanyak 72.97 dari kondisi awal 55.50 menjadi 96 di kondisi akhir dan peningkatan KKM ini juga melampaui target
yang ditentukan peneliti sebelumnya yaitu sebesar 75 . Peningkatan nilai rata- rata nilai prestasi belajar yang didapatkan siswa dan peningkatan jumlah siswa
yang lulus KKM menunjukan bahwa metode role playing dapat meningkatkan
prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1. 4.2 Pembahasan
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini menggunakan sebuah metode role playing sebagai upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi
belajar IPS siswa di kelas V SD Negeri Plaosan 1 tahun ajaran 20122013. SD Negeri Plaosan 1 beralamat di dusun Plaosan, Tlogoadi, Mlati, Sleman,
Yogyakarta. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan metode role playing sebagai upaya meningkatkan keaktifan dan
prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1 Mlati dalam mata pelajaran IPS tahun ajaran 20122013.
Penelitaian ini menggunakan metode role playing dalam proses pembelajarannya. Oleh sebab itu, peneliti merancang perangkat pembelajaran
dalam siklus I dalam 3 kali pertemuan. Pelaksanaan pada siklus I ini jika hasil penelitian sudah mencapai atau melampaui target yang telah ditetapkan dari
indikator dan tujuan, serta masalah telah terpecahkan maka peneliti tidak melanjutkan ke siklus II. Rancangan perangkat pembalajaran dalam penelitian ini
meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, lembar kerja siswa, materi ajar, rubrik penilaian, soal evaluasi, dan lembar observasi keaktifan dengan
semaksimal mungkin. Perencanaan yang dilakukan peneliti adalah menyiapkan perangkat pembelajaran yang divaliadasi oleh para validator yaitu dosen ahli
bidang IPS, kepala sekolah, dan guru. Selama siklus I yang terdiri dari 3 kali pertemuan ini, peneliti menerapkan 3 tahapan pada metode role playing. Ketiga
tahapan tersebut adalah tahapan perencanaan dan persiapan, tahapan interaksi, serta tahapan refleksi dan evaluai. Proses pembelajaran menggunakan 3 tahapan
pada metode role playing membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan berdiskusi kelompok dan membuat siswa lebih memahami materi ajar.
Pertemuan pertama peneliti dalam proses pembelajaran menggunakan metode role playing menekankan pada tahapan persiapan perencanaan serta
tahapan interaksi. Tahapan persiapan perencanaan serta tahapan interaksi ini membuat siswa sangat aktif, karena dalam tahapan ini sangat memungkinkan
siswa untuk melakukan kegiatan keaktifan belajar. Guru menggunakan media foto-foto tokoh penting dalam proklamasi kemerdekaan negara Indonesia dan
sebuah video siswa SD saat melakukan kegiatan role playing untuk memancing keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Penggunaan media foto tersebut
bertujuan agar siswa lebih tertarik dan aktif mengikuti proses pembelajaran.
Selain media foto peneliti juga menggunakan media audio visual berupa video siswa SD yang sedang melakukan kegiatan role playing. Penggunaan media audio
visual tersebut bertujuan agar siswa mempunyai gambaran dan contoh seperti apa kegiatan role playing serta dapat membantu siswa dalam membuat naskah drama.
Tahapan persiapan dan perencanaan serta tahapan interaksi ini siswa juga dapat bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 5-6 siswa.
Siswa dapat berperan secara aktif dalam kelompok baik itu saat berdiskusi ataupun mengemukakan pendapat-pendapat. Siswa dalam kelompok juga dapat
membuat naskah drama untuk melakukan kegiatan role playing dan berlatih melakukan kegiatan role playing bersama kelompoknya kemudian melakukan
kegiatan role playing di depan kelas. Selain itu pada tahapan interaksi yaitu saat siswa melakukan kegiatan role playing membuat siswa menjadi aktif karena
semua siswa terlibat semua di dalam kegiatan role playing tersebut. Pertemuan kedua ini peneliti menekankan pada tahapan interaksi, tahapan
ini membuat siswa lebih mudah memahami materi ajar yang dalam kegiatan role playing
yang dilakukan siswa. Melalui tahapan interaksi saat siswa melakukan kegiatan role playing siswa membangun pengetahuannya sendiri dengan
melakukan serta merasakan sendiri kegiatan belajarnya secara langsung. Selain itu peneliti juga menggunakan media papan target untuk membantu siswa dalam
menentukan sikap apa yang akan dilakukan untuk menghargai jasa dan peranan para tokoh dalam proklamasi kemerdekaan negara Indonesia. Melalui kegiatan
role playing dan kegiatan membuat papan target membuat siswa tidak sekedar
mengahafal materi ajar tetapi benar-benar memahaminya yang membuat siswa
lebih lama mengingat materi ajar. Pada Pertemuan dua ini peneliti juga menekankan pada tahapan ketiga pada metode role playing yaitu tahapan refleksi
dan evaluasi. Tahapan ketiga ini juga membuat siswa lebih memperdalam materi ajar yang dipelajarai, karena pada tahapan ini siswa melakukan tanya jawab
dengan siswa lain mengenai materi ajar setelah selesai melakukan kegiatan role playing
. Setiap kelompok juga melakukan kegiatan role playing mengenai peristiwa-peristiwa penting sebelum proklamasi kemerdekaan republik Indonesia.
Setiap kelompok melakukan kegiatan role playing dengan peristiwa yang berbeda-beda. Setelah siswa selesai melakukan kegiatan role playing kemudian
siswa melakukan kegiatan refleksi dan evaluasi dan setelah itu siswa mengerjakan soal evalusi secara individu. Kegiatan refleksi dan evaluasi dilakukan guru
bersama siswa secara lisan. Setelah proses pembelajaran di kelas V pada mata pelajaran IPS menggunakan metode role playing pada siklus I telah selesai
dilaksanakan, diperoleh keaktifan dan hasil belajar siswa pada tabel 23.
Tabel 23. Hasil Penelitian Siklus I
Tabel 23 menunjukan bahwa pelaksanaan tindakan siklus I yang dilakukan oleh peneliti telah mencapai dan melampaui target yang telah ditetapkan, sehingga
membuat penelitian ini berhasil. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan pelaksanaan tindakan ke siklus II. Keberhasilan pada siklus I tersebut
dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4.
Variabel Kondisi
awal Siklus I
Deskriptor Instrumen
Penelitian
Keterangan
Target Pencapaian
Capaian a.
Keaktifan Siswa
1 Bertanya kepada
guru dan teman tentang materi
pembelajaran IPS saat proses
pembelajaran 20
30 36
Jumlah siswa yang bertanya kepada guru
dan teman tentang materi pembelajaran IPS saat
proses pembelajaran dibagi jumlah
keseluruhan siswa dikalikan 100
Lembar Observasi
Keaktifan Tercapai
2 Mengemukakan
pendapat ketika berdiskusi kelompok
16 20
40 Jumlah siswa yang
Mengemukakan pendapat ketika berdiskusi
kelompok dibagi jumlah keseluruhan siswa
dikalikan 100 Tercapai
3 Mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru dalam proses
pembelajaran IPS 32
40 56
Jumlah siswa mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru dalam proses
pembelajaran IPS dibagi jumlah keseluruhan siswa
dikalikan 100 Tercapai
b. Prestasi Belajar