Observasi Gambaran Umum Penelitian .1 Perencanaan

sudah selesai melakukan kegiatan role playing. Setelah semua kelompok selesai melakukan kegiatan role playing kemudian guru memberikan soal evaluasi yang akan dikerjakan siswa. Proses pembelajaran pada siklus I yang terdiri dari 3 pertemuan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.

4.1.1.3 Observasi

Observasi siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1 dilakukan dengan cara menggunakan lembar observasi keaktifan. Lembar obsevasi kekatifan dipergunakan untuk mengetahui keaktifan belajar siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1 pada mata pelajaran IPS. Lembar observasi dibuat sesuai dengan indikator keaktifan yang telah disusun peneliti bersama kelompok studi keaktifan yang menghasilkan 3 indikator keaktifan, ketiga indikator keaktifan tersebut adalah: 1 bertanya kepada guru dan teman tentang materi pembelajaran IPS saat proses pembelajaran yang ditandai dengan tingkah lakuaktivitas seperti: siswa yang bertanya kepada guru bila tidak memahami persoalan, siswa bertanya kepada siswa lain bila tidak memahami persoalan, dan siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, 2 mengemukakan pendapat ketika berdiskusi kelompok yang ditandai dengan tingkah lakuaktivitas siswa seperti: mengemukakan gagasan secara spontan, dan melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru, serta 3 mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dala proses pembelajaran IPS yang ditandai dengan tingkah lakuaktivitas seperti: turut serta dalam mengerjakan tugas, dan mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan persoalan. Ketiga indikator tersebut akan diamati oleh observer dari sikap siswa selama proses pebalajaran berlangsung, observer mengamati sikap siswa menggunakan lembar observasi keaktifan yang telah disediakan. Peneliti tidak bisa mengisi lembar keaktifan karena peneliti bertindak sebagai guru sehingga peneliti kurang mampu mengamati secara optimal sikap siswa selama proses pembalajaran IPS berlangsung selain itu guru kelas tidak mendampingi peneliti saat proses pembelajaran. Oleh sebab itu peneliti meminta bantuan kepada 4 teman sejawat untuk menjadi observer saat proses pembelajaran IPS pada siklus I, sehingga 4 teman sejawat dapat membantu peneliti dalam mengamati sikap siswa selama proses pebalajaran berlangsung. Setiap observer mengamati 5-6 siswa kelas V menggunakan lembar observasi yang telah disediakan peneliti. Pengisian lembar observasi keaktifan dalam bentuk turus sesuai dengan sikap siswa yang terlihat sesuai dengan indikator keaktifan yang telah ditentukan. Observer mengisi lembar observasi keaktifan selama 10 menit setelah proses pembelajaran dimulai. Setelah 10 menit mengisi lembar observasi keaktifan di menit selanjutnya, yaitu menit ke 20 observer mengganti lembar observasi keaktifan yang baru, begitu seterusnya sampai proses pembelajaran selesai. Sehingga jumlah semua lembar observasi keaktifan untuk satu observer menjadi 7 lembar 70 menit. Setelah ke empat observer selesai mengobservasi dan memberikan lembar observasi keaktifan kepada peneliti, kemudian peneliti menjumlahkan semua turus yang diperolah dari setiap observer. Setelah itu peneliti menghitung keaktifan belajar siswa menggunakan rumus meanrata-rata Masidjo, 2010: 123. Keterangan rumus: M = Mean N = Jumlah siswa ΣX = Jumlah semua skor Σ = Jumlah total Setelah melakukan perhitungan keaktifan belajar siswa peneliti dapat mengategorikan siswa dalam kategori aktif dan tidak aktif, sehingga dapat diketahui keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I dari jumlah siswa yang aktif dalam proses pembelajaran. Suparno 2008 mengatakan “melalui observasi ini peneliti dapat mengetahui beberapa permasalahan yang terjadi di dalam kelas saat proses pembelajaran dan untuk mengamati bagaimana keberhasilan setiap s iklus yang dilaksanakan”. 4.1.1.4 Refleksi Siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan yang mulai dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2013 dan selesai pada tanggal 20 April 2013. Pertemuan 1 yang dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2013 diikuti oleh seluruh siswa kelas V yang berjumlah 25 siswa terdiri 9 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Proses pembelajaran di pertemuan 1 ini peneliti menggunakan model belajar kerja kelompok, yaitu dengan membagi siswa dalam 5 kelompok kecil dan dalam pemberian nama kelompok menggunakan nama tokoh-tokoh penting dalam peristiwa proklamasi seperti: Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ibu Fatmawati, Ahmad Soebarjo, dan Laksamana Maeda. Penggunaan nama-nama tokoh tersebut membuat siswa tertarik untuk mengikuti proses pembalajaran. Proses pembelajaran pada pertemuan 1 ini peneliti juga menggunakan media foto tokoh- tokoh penting dalam peristiwa proklamasi. Siswa diminta menebak siapa nama tokoh-tokoh yang foto-fotonya ditunjukan oleh guru. Sehingga siswa menjadi aktif mencari jawaban dari berbagai sumber yang dimiliki siswa seperti buku paket IPS dan LKS. Hal tersebut yang membuat siswa sangat tertarik dan antusias dengan pembelajaran IPS yang diajarkan guru. Selain itu guru juga memberikan lembar kerja kelompok. Kegiatan kelompok ini adalah menempel foto tokoh tokoh-tokoh penting dalam peristiwa proklamasi dan kemudian memberi nama tokoh-tokoh penting tersebut. Selain menempel dan menamai tokoh-tokoh penting tersebut siswa juga diminta membuat naskah drama untuk kegiatan role playing. Lembar kerja kelompok ini membuat siswa aktif berdiskusi dan mengerjakan tugas kelompok. Peneliti dalam pertemuan 1 ini juga memperlihatkan sebuah video siswa SD saat melakukan kegiatan role playing agar siswa mendapatkan gambaran cara melakukan kegiatan role playing . Proses pembelajaran di pertemuan 1 ini tidak mengecewakan karena sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP yang telah disediakan sebelumnya. Siswa kelas V sangat aktif saat proses pembelajaran seperti dengan bertanya, menjawab pertanyaan, berdiskusi, mengerjakan tugas kelompok, dan mencari jawaban dari berbagai sumber. Meskipun pelaksanaan pertemuan 1 ini terkesan lancar, peneliti mengalami sedikit kendala. Proses pembelajaran tidak menggunakan ruang kelas V sebagaimana mestinya tetapi menggunakan ruang kelas II dikarenakan ruang kelas V akan dipakai latihan ujian oleh siswa kelas VI. Hal tersebut terjadi karena kurangnya koordinasi antar guru kelas V dan VI. Karena ruang kelas V akan dipakai untuk latihan ujian, siswa kelas V dipindah ke ruang kelas II yang siswanya sedang berolahraga diluar kelas. Oleh sebab itu peneliti bersama siswa kelas V perlu menata ruangan agar bisa digunakan untuk bekerja kelompok, kegiatan persiapan ini memakan cukup banyak waktu, selain itu saat siswa kelas II sudah selesai berolahraga dan akan mengambil bajunya di ruang kelas mereka keluar masuk kelas yang membuat suasana kelas tidak kondusif lagi untuk proses pembelajaran. Peneliti mengatasi masalah tersebut dengan meminta siswa melanjutkan pekerjaan kelompok di rumahmenjadikan tugas pekerjaan rumah, karena saat itu siswa dalam kelompok sedang membuat naskah drama. Pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2013. Pada pertemuan 2 ini diikuti oleh 24 siswa kelas V dikarenakan ada 1 siswa yang tidak berangkat dikarenakan sakit, sehingga ada 9 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan yang mengikuti proses pembelajaran. Proses pembelajaran di pertemuan 2 ini peneliti masih menggunakan model belajar yang sama dengan pertemuan 1 yaitu menggunakan model belajar kerja kelompok dengan siswa bergabung kedalam kelompoknya masing-masing. Proses pembelajaran pada pertemuan 2 ini peneliti menggunakan media papan target, media tersebut digunakan setiap kelompok untuk menentukan sikap yang akan diambil untuk menghargai jasa dan peran para tokoh proklamasi kemerdekaan dari sikap yang terpenting hingga sikap tidak terpenting. Siswa menulis sikap yang akan diambil untuk menghargai jasa dan peran para tokoh proklamasi kemerdekaan pada lembaran-lembaran kertas kemudian ditempelkan pada papan target dari sikap yang terpenting hingga sikap tidak terpenting. Setelah selesai mengerjakan tugas dengan papan target setiap perwakilan kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Penggunaan media tersebut membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran seperti saat mengemukakan pendapat, bertanya, menjawab pertanyaan, berdiskusi, mengerjakan tugas kelompok, dan mencari jawaban dari berbagai sumber. Proses pembelajaran di pertemuan 2 ini tidak mengecewakan karena sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP yang telah disediakan sebelumnya. Namun dalam pelaksanannya sedikit melebihi waktu yang telah ditentukan sebelumnya dikarenakan dua hal, hal yang pertama adalah pada penggunaan media papan target saat siswa menempel lembaran kertas yang berisi sikap yang akan diambil untuk menghargai jasa dan peran para tokoh proklamasi kemerdekaan siswa tidak bisa cepat dan cekatan. Serta hal yang ke dua adalah saat peneliti meminta siswa berlatih melakukan kegiatan role playing menggunakan naskah drama yang dibuat ternyata sebagian besar kelompok belum menyelesaikan naskah dramanya, sehingga peneliti harus meminta siswa menyelesaikan naskah drama yang sudah dibuat serta peneliti juga mendampingi kelompok dalam menyelesaikan naskah drama. Setelah semua kelompok selesai membuat naskah drama barulah siswa bisa berlatih melakukan kegiatan role playing . Pertemuan terakhir atau pertemuan 3 dilaksanakan pada tanggal 20 April 2013. Pada pertemuan 3 ini diikuti oleh 24 siswa kelas V dikarenakan ada 1 siswa yang tidak berangkat dikarenakan sakit, sehingga ada 8 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan yang mengikuti proses pembelajaran. Proses pembelajaran di pertemuan 3 ini peneliti menggunakan metode role playing dalam proses pembelajarannya. Siswa bergabung kedalam kelompoknya masing-masing dan akan melakukan kegiatan role playing mengenai peristiwa-peristiwa penting sebelum proklamasi kemerdekaan nagara republik Indonesia dan antara kelompok satu dengan kelompok lainya melakukan kegiatan role playing peristiwa yang berbeda-beda sehingga semua siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Sebelum memulai melakukan kegiatan role playing siswa diperbolehkan mempersiapkan diri selama 10 menit. Saat ada kelompok melakukan kegiatan role playing mengenai peristiwa penting sebelum proklamasi kemerdekaan nagara Indonesia kelompok yang lain memperhatikan dan tenang, serta setelah kelompok selesai melakukan kegiatan role playing kemudian kelompok lain memberikan evaluasi berupa masukan, kritik, maupun pendapat mengenai kegiatan role playing yang telah dipertunjukan. Hal tersebut dilakukan sampai semua kelompok telah melakukan kegiatan role playing. Proses pembelajaran di pertemuan 3 ini juga tidak mengecewakan karena proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP yang telah disediakan sebelumnya. Namun ada sedikit kendala yaitu tidak adanya pengeras suaramix saat akan melaksanakan proses kegiatan role playing dikarenakan guru yang membawa kunci ruang untuk menaruh pengaras suaramix tidak berangkat, sehingga terpaksa tidak menggunakan pengeras suaramix yang mengakibatkan suara siswa saat melakukan kegiatan role playing kurang begitu keras. Masalah tersebut diatasi peneliti dengan meminta bantuan salah seorang teman sejawat yang suaranya keras untuk menjadi moderator supaya suara terdengar keras dan jelas. Selain itu siswa saat akan melakukan kegiatan role playing masih kurang persiapan. Jam terakhir pada pertemuan 3 ini peneliti memberikan lembar soal evaluasi kepada siswa, yang akan dikerjakan secara individu oleh siswa kelas V. Peneliti tidak melakukan wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Plaosan 1 pada pertemuan terakhir dikarenakan guru tidak mendampingi peneliti saat mengajar di kelas V, sehingga guru tidak tahu bagaimana terjadinya proses pembalajaran IPS yang terjadi di dalam kelas dan akibatnya guru tidak bisa membandingkan antara kondisi kelas V sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan oleh peneliti.

4.1.2 Hasil Penelitian Kualitas Proses