Desain Diagram Penelitian yang Relevan Kerangka Berpikir

dan mutu hasil belajar siswa dalam pelajaran Pendidikan IPS di sekolah dasar. Sehingga penelitian tindakan kelas bertujuan untuk: 1 meningkatkan atau mengembangkan kemampuan profesional guru dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas; 2 mengadakan inovasi pembelajaran dalam bentuk pembelajaran alternatif dan inovatif; dan 3 melakukan pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan kelas. Peneliti melaksanakan pengambilan data di Kelas V SD Negeri Lemah Abang 2 di Kabupaten Brebes dengan jumlah 30 siswa. Peneliti mengumpulkan data menggunakan 1 lembar panduan observasi, 2 pedoman wawancara, 3 kuisioner, dan 4 tes hasil belajar. Data yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif. Peneliti menganalisi data menggunakan pengumpulan, kodofikasi, kategorisasi data, dan validasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1 model pembelajaran role playing dapat membantu pengembangan aktivitas guru dalam proses belajar-mengajar; 2 model pembelajaran role playing dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan suasana belajar yang kondusif; 3 model pembelajaran role playing dapat meningkatkan kemampuan guru dalam memelihara konsistensi antara tujuan pembelajaran dengan pokok- pokok bahasan yang diajarkan; dan 4 dari segi kepuasan belajar siswa model pembelajaran role playing dapat memberikan pengalaman dan keterlibatan emosional serta perubahan intensional siswa.

2.3 Desain Diagram Penelitian yang Relevan

Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas mengenai keaktifan dan prestasi belajar IPS menggunakan metode role playing dan berikut ini adalah diagram penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Gambar 1. Diagram Penelitian yang Relevan Diagram pada gambar 1 menunjukan bahwa terdapat empat penelitian yang mendasari penulisan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti membuat penelitan dengan judul peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1 Mlati menggunakan metode role playing. Judul penelitian menggunakan dua variabel, yaitu keaktifan dan prestasi belajar siswa.

2.4 Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran yang baik hendaknya menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran bukanlah guru. Siswa aktif belajar dalam proses pembelajaran secara langsung agar pembelajaran lebih bermakna. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat membantu siswa untuk mencapai hasil belajar yang baik sehingga prestasi belajarnya juga akan meningkat. Keaktifan pembelajaran siswa ini dapat tercipta dengan menyajikan proses pembelajaran yang menyenangkan Penelitian oleh Arni Pamungkas P. 2010, “Peningkatan kemampuan mengapresiasi puisi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran berbicara siswa kelas X-2, semester 2, tahun ajaran 20092010 SMA negeri 6 yogyakarta menggunakan metode permainan dengan teknik ber main peran” Penelitian oleh Felix Wintala 2011, “Penerapan metode role playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman materi siklus akuntansi perusahaan jasa siswa kelas XII sosial” Penelitian oleh Ratna Sulistiyaningrum 2011, “Pengaruh pembelajaran fisika menggunakan metode Role Play pada pokok bahasan gerak lurus terhadap keterlibatan, minat, dan prestasi belajar siswa di SMP Negeri 2 Moyudan” Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1 Mlati menggunakan metode Role Playing Penelitian oleh Sadali 2000, “Pengaruh penerapan model pembelajaran role playing terhadap aktivitas guru dan hasil belajar dalam mata pelajaran Pendidikan IPS di Sekolah Dasar” melalui metode-metode pembelajaran yang inovatif salah satunya menggunakan metode role playing. Role playing adalah aktivitas pembelajaran terencana yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik. Role playing mendukung siswa mengespresikan perasaannya dan juga melibatkan sikap, nilai, dan keyakinan. Selain itu siswa diharapkan mampu mengalami proses belajar yang nyata atas berbagai peran yang diperankannya, semisal memerankan bagaimana menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan. Metode pembelajaran tradisional yang selama ini digunakan seyogyanya diubah dengan metode pembelajaran inovatif yang bisa menumbuhkan motivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Bahan materi dalam penddikan IPS masih bersifat abstrak. Sedangkan siswa SD masih berusia antara 7-11 tahun dimana kemampuan berpikir siswa masih berada dalam tingkatan operasional konkrit yang tingkat pemahamannya belum begitu mamapu memahami konsep- konsep yang abstrak. Oleh sebab itu guru harus pandai memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang cocok untuk menyampaikan konsep-konsep yang masih abstrak agar siswa menjadi tertarik untuk berperan aktif dalam pembelajaran dan siswa menjadi paham mengenai konsep-konsep yang masih abstrak tersebut serta bukan hanya sekedar menghafalnya saja. Metode yang sesuai untuk menyampaikan konsep-konsep yang masih bersifat abstrak adalah metode role playing. Tahapan dalam metode role playing sangat memungkinkan siswa untuk mengalami proses belajarnya secara nyata dengan memerankan berbagai peran dalam melakukan kegiatan role playing.

2.5 Hipotesis Tindakan