71 belajar siswa lebih banyak yang tidak menggambarkan secara langsung
gaya belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Oleh karena itu peneliti memilih hasil kuesioner Chek list yang dijadikan acuan dalam melihat
kesesuaian antara gaya belajar siswa dengan gaya mengajar guru dalam pembelajaran IPA. Perbedaan hasil gaya belajar siswa dari kuesioner chek
list dan pilihan ganda juga terjadi dalam penelitian yang dilakukan oleh Prasetyanti 2013 yang meneliti di SMP Charitas 02 Mojosari OKU
Timur Palembang yang hasil kuesioner pertama adalah Auditorial dan kuesioner kedua adalah visual . Namun pada penelitian yang dilakukan
oleh rekan peneliti di SMA Karya Bhakti Temanggung hasil kedua kuesionernya sama yaitu pada kuesioner pertama visual dan kuesioner
kedua juga visual.
2. Gaya Mengajar Guru
Gaya mengajar guru merupakan suatu bentuk kegiatan dalam mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak
sehingga terjadi gaya mengajar. Dan gaya mengajar tersebut muncul dikarenakan guru sering melakukan cara mengajar yang sama dan
berulang-ulang. Gaya mengajar guru dianalisis dengan tiga cara yaitu dari rekaman
video, fieldnotes dan juga wawancara dengan guru yang yang diambil sebagai sampel. Dari ketiga data tersebut gaya belajar guru dilihat dari 4
aspek yaitu metode pembelajaran, media, urutan, dan alokasi waktu.
72 Berdasarkan hasil analisis transkrip video, diperoleh bahwa gaya
mengajar guru yang teramati dalam video cenderung melakukan kegiatan auditorial yaitu sering menggunakan metode ceramah dengan cara
menjelaskan dalam setiap pembelajaran IPA di kelas. Hal ini juga ditunjukkan dari hasil wawancara dengan guru tersebut yang tampak
dalam kutipan berikut ini. P : Dengan peraga, Bapak biasanya lebih sering yang mana sama
mencatat, atau menjelaskan gitu? G : Kalau saya itu karena ada buku paket pegangan anak-anak saya
nda mencatat. Cuma saya menjelaskan dibuku itu hal-hal yang garis besarnya saya jelaskan supaya anak betul ngerti mereka mau
catat boleh, mau dibuku itu digariskan boleh, saya bilang anak- anak. Jadi mau rapi terserah, bagaimana kalian bisa menangkap
pelajaran gitu ja. Jadi saya nda menekankan harus mencatat gitu.
P : Tapi, seberapa sering Bapak menjelaskan? Apakah disetiap masuk pertemuan pelajaran IPA itu Bapak selalu menjelaskan?
G : Menjelaskan, selalu menjelaskan. Kalau perlu dipraktekkan,
dipraktekkan. Kalau dijelaskan, menjelaskan gitu. P : Berarti praktek itu jika perlu?
G : Iya, jika perlu. P : Berarti lebih sering pakai penjelasan gitu ya Pak?
G : Iya penjelasan. Karena kita liat kebutuhan dari alat peraga tadi.
Karena keterbatasan alat tadi.
Dari kutipan wawancara tersebut guru mengatakan bahwa ia selalu menjelaskan karena keterbatasan alat peraga, ia juga tidak mencatat. Di
dalam hasil rekaman video juga tampak bahwa waktu yang ada didominasi oleh kegiatan guru menjelaskan. Hal ini ditunjukkan dari waktu yang
digunakan untuk menjelaskan dalam tiap pertemuan yaitu pada pertemuan 1 waktu yang paling lama adalah digunakan untuk praktek selama 18:36
18 menit 36 detik lebih tinggi dari kegiatan menjelaskan, menulis, dan membaca. Pertemuan 2 waktu yang paling lama digunakan adalah untuk
73 menjelaskan materi yaitu selama 33:17 33 menit 17 detik, pertemuan 3
waktu yang paling lama digunakan adalah untuk menjelaskan dengan lama waktunya 37:2 37 menit 2 detik, dan pertemuan 4 waktu yang digunakan
untuk menjelaskan juga lebih tinggi dari aktivitas lainnya yaitu 37:22 37 menit 22 detik.
Media yang paling sering guru gunakan adalah media papan tulis dan buku paket dan selalu digunakan pada setiap pertemuan pembelajaran.
Guru menggunakan media lain seperti cakram warna pada pertemuan pertama dan jenis batuan pada pertemuan keempat.
Untuk struktur atau urutan pembelajaran IPA pada pertemuan pertama, kegiatan pembukaan diisi dengan kegiatan membaca buku paket
oleh siswa. Setelah itu kegiatan inti diisi dengan banyak penjelasan materi oleh guru serta membaca oleh siswa, mempraktekkan dan tanya jawab.
Kemudian kegiatan penutup dari pertemuan pertama ini diisi dengan menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada
pertemuan kedua kegiatan tidak ada kegiatan pembuka. Maka kegiatan inti langsung dimulai dengan menjelaskan materi, siswa membaca,
mengerjakan soal, dan membahas soal. Sedangkan pada kegiatan penutup dilakukan penarikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Pada
pertemuan ketiga juga tidak ada kegiatan membuka pelajaran. Pembelajaran langsung diisi dengan menjelaskan materi, membaca buku
paket, dan mengerjakan soal yang termasuk ke dalam pembelajaran inti. Dikarenakan pengerjaan soal sampai akhir jam pelajaran maka kegiatan
74 penutup ditiadakan. Pada pertemuan keempat juga tidak ada kegiatan
pembuka. Pembelajaran langsung diisi dengan membahas soal, menjelaskan materi, membaca buku paket dan mengerjakan soal. Seperti
halnya pada pertemuan ketiga yaitu tidak ada penutup pada pertemuan keempat ini.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembuka jarang dilakukan. Sedangkan untuk kegiatan inti selalu diisi
dengan menjelaskan materi dan membaca buku paket. Kemudian untuk kegiatan penutup terkadang diisi dengan penarikan suatu kesimpulan dari
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dari hasil analisis keempat aspek tersebut dapat disimpulkan
bahwa guru dalam pembelajaran IPA SDS Pusat Damai ini cenderung melakukan kegiatan yang menyangkut pada kegiatan auditorial yaitu
mejelaskan materi atau ceramah. Sedangkan dari hasil kuesioner chek list yang pernyataan-pernyataan kuesioner lebih mengarah pada gaya belajar
dalam pembelajaran IPA dominan pada gaya belajar siswa auditorial, maka dapat dikatakan bahwa ada kesesuaian antara gaya mengajar guru
dan gaya belajar siswa dalam pelajaran IPA.
75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pada bab IV, maka kesimpulan yang dapat dirumuskan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dari hasil penelitian gaya belajar siswa berdasarkan kuesioner chek list
menunjukkan dominan gaya belajar auditorial. Dan hasil dari kuesioner pilihan ganda yang gaya belajarnya dapat dibedakan diperoleh dominan
gaya belajar visual. Perbedaan hasil gaya belajar siswa dari kuesioner chek list dan kuesioner pilihan ganda dikarenakan pernyataan-pernyataan
gaya belajar siswa pada kuesioner chek list lebih mengarah pada gaya belajar siswa dalam pembelajaran IPA, sedangkan pada kuesioner pilihan
ganda pernyataan-pernyataan gaya belajar siswa lebih banyak yang tidak menggambarkan secara langsung gaya belajar siswa dalam pembelajaran
IPA. 2.
Berdasarkan hasil dari penelitian didapatkan bahwa gaya mengajar guru IPA SDS Subsidi Pusat Damai cenderung melakukan aktivitas-aktivitas
auditorial. 3.
Gaya mengajar guru IPA di SDS Subsidi Pusat Damai yang cenderung melakukan aktivitas-aktifitas auditorial, terdapat kesesuaian dengan gaya
belajar siswa kelas IV dan V SDS Subsidi Pusat Damai yang dominannya auditorial.