66
D. Pembahasan
Gaya belajar siswa dalam penelitian ini adalah gaya belajar berdasarkan VAK. Sedangkan gaya mengajar guru dalam penelitian ini adalah bagaimana
cara guru mengajar di dalam kelas. Indikator-indikator gaya mengajar ini dapat dilihat dari 4 aspek yaitu dalam penggunaan metode pembelajaran,
media, struktur atau urutan dan alokasi waktu pembelajaran IPA di dalam kelas.
1. Gaya Belajar Siswa
Gaya belajar siswa merupakan suatu cara belajar dari siswa yang dapat membantu siswa dalam pemahaman suatu informasi yang diberikan.
Pemahaman gaya belajar bagi siswa dapat berguna untuk mengetahui dengan sadar strategi-strategi apa yang harus mereka gunakan dalam
belajar sehingga menjadi pelajar yang lebih percaya diri dan lebih puas dengan kemajuan belajar mereka Prashing, 2007: 93.
Dalam penelitian ini digunakan dua kuesioner untuk menentukan gaya belajar siswa dalam pelajaran IPA, yaitu kuisioner chek list dan
kuesioner pilihan ganda. Setelah dilakukan analisis data pada masing- masing kuesioner, didapatkan hasil bahwa pada kuesioner chek list gaya
belajar siswa dalam pelajaran IPA dominan pada gaya belajar auditorial. Sedangkan hasil analisis pada kuesioner pilihan ganda didapatkan 122
siswa kelas IV dan kelas V SDS Subsidi Pusat Damai, didapatkan 41 siswa yang dapat dibedakan gaya belajarnya yaitu 38 siswa dengan gaya belajar
67 visual, 2 siswa dengan gaya belajar kinestetik dan 1 siswa dengan gaya
belajar auditorial. Dari hasil siswa yang dapat dibedakan gaya belajarnya didapatkan lebih banyak siswa dengan gaya belajar visual. Sedangkan 81
siswa sisanya tidak dapat dibedakan gaya belajarnya. Berdasarkan hasil analisis kuesioner pilihan ganda, untuk siswa
yang bisa dibedakan gaya belajarnya berarti siswa tersebut cenderung menggunakan salah satu dari aspek gaya belajar baik itu visual, auditorial
maupun kinestetik. Jika siswa memiliki salah satu karakteristik gaya belajar yang paling menonjol maka ia dapat dengan mudah untuk
menyerap pelajaran. Hal ini dikarenakan ia mendapatkan rangsangan yang sesuai dalam belajar.
Sedangkan untuk siswa yang tidak bisa dibedakan TBD gaya belajarnya, berarti siswa tersebut cenderung menggunakan dua aspek
bahkan tiga sekaligus dari aspek gaya belajar VAK. Sebab Bandler dan Grinder dalam Bobbi DePorter 2006, menjelaskan bahwa dalam belajar
biasanya siswa cenderung menggunakan kombinasi ketiga aspek gaya belajar yang ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gaya belajar
setiap siswa memang ada yang dapat dibedakan dan ada juga yang tidak dapat dibedakan.
Hasil kuesioner pilihan ganda juga didukung dengan wawancara 3 sampel siswa yaitu siswa 77 dan 78 yang memiliki gaya belajar visual dan
siswa 109 dengan gaya belajar auditorial. Menurut hasil analisis hasil wawancara tersebut terdapat kesesuaian dengan hasil analisis kuesioaner
68 ketiga siswa tersebut. Untuk siswa 77 dan 78 diperoleh hasil wawancara
yang menunjukkan ciri-ciri dari gaya belajar visual yang ditunjukkan oleh kutipan berikut ini:
Siswa 77: P
: Apakah sering baca buku kalau belajar IPA? S
: Iya. P
: Lebih sering mencatat, atau sering tidak mencatatnya? S
: Lebih sering mencatat. P
: Catatannya sering dibaca kalau dirumah? S
: Iya, di baca Kak. P
: Kalau untuk mengerti suatu materi pelajaran IPA dengan cara gimana lebih mudahnya, apakah dengan hanya
mendengarkan penjelasan guru, atau adek mencatat, atau adek melihat gambar-gambar?
S : Mencatat.
P : Mencatat untuk dibaca ulang dan supaya ingat ya?
S : Iya, supaya nanti bisa dibaca-baca lagi dan ingat lagi
Kak. Siswa 78:
P : Kalau adek itu lebih mengerti tentang suatu pelajaran
yaitu pelajaran IPA nya itu gimana? S
: Dengan cara dijelaskan dan memakai gambar. P
: Dijelaskan dan memakai gambar? S
: Iya P
: Berarti kalau ada gambar, perlu ada penjelasannya gitu ya?
S : Iya
P : Lebih mengertinya begitu?
S : Iya
P : Oo..berarti sering liat-liat gambar gitu?
S : Iya.
P : Oke. Kalau guru menjelaskan pelajaran IPA pakai
gambar, apakah susah dimengerti. S
: Ngerti, tapi ada yang nda dimengerti kalau rumus.
Berdasarkan kutipan wawancara gaya belajar terhadap siswa 77 dan 78 dapat disimpulkan bahwa ciri dari gaya belajar siswa tersebut
merupakan ciri dari gaya belajar visual. Siswa 77 lebih sering mencatat,
69 hal ini menunjukkan kalau siswa ini memiliki kebiasaan rapi dan teratur,
karena itu yang akan di lihat orang. Misalnya rapi dan teratur dalam berpakaian dan membuat catatan DePorter dan Hernacki 2010. Hal ini
juga didukung oleh hasil wawancara guru siswa 77 yang menagatakan bahwa siswa 77 itu “siswa 77 itu catatannya rapi dan bersih serta
catatanya bagus”. Maka dapat disimpulkan siswa 77 lebih dominan gaya belajar visualnya dibandingkan 2 aspek gaya belajar lainnya.
Sedangkan siswa 78 lebih mengerti apabila ada gambar walaupun ada penjelsannya. Hal ini sangat jelas menunjukkan siswa 78 lebih
cenderung menggunakan gaya belajar visual. Karena gaya belajar visual adalah gaya belajar yang harus melihat terlebih dahulu buktinya untuk
kemudian bisa mempercayainya. Untuk lebih sederhananya, gaya belajar ini adalah belajar dengan cara melihat. Salah satu cirinya adalah mudah
mengingat dan menghafal sesuatu dengan asosiasi visual DePorter dan Hernacki 2010. Hal ini didukung oleh hasil wawancara terhadap guru IPA
siswa tersebut yang mengatakan bahwa “siswa 78 itu kurang bagus tulisannya, tetapi apabila ada pelajaran yang memakai gambar siswa ini
paling senang dan cepat mengerti”. Berbeda dengan siswa 77 dan 78, siswa 109 memiliki gaya belajar
auditorial. Hal ini ditunjukkan oleh kutipan wawancara sebagai berikut: P
: Kalau adek sendiri lebih cepat belajar IPAnya gimana? Lebih cepat mengertinya gimana caranya?
S : Dengan menyimak.
P : Kamu lebih mengingat catatan kamu, atau penjelasan
guru? S
: Penjelasan guru.
70 S
: Iya, biar sedikit yang penting masih bisa mengingat. P
: Kamu suka kondisi belajar yang seperti apa? S
: Diam, sendiri. P
: Kalau adek sedang belajar IPA keributan terus ada keributan, bisa nda belajar IPA?
S : Nda bisa.
P : Biasanya sambil dengarkan musik nda belajar IPA.
S : Nda bisa
Berdasarkan kutipan wawancara gaya belajar terhadap siswa 109, bahwa ciri dari gaya belajar siswa tersebut merupakan ciri dari gaya
belajar auditorial. Siswa 109 lebih senang belajar dalam kondisi yang sepi dan lebih sering menyimak pelajaran. Karena gaya belajar auditorial
mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik, karena dia akan sukar berkonsentrasi serta lebih mudah dalam belajar dengan mendengarkan dan
mengingat apa yang di diskusikan daripada apa yang dilihat De Porter dan Hernacki 2010. Pernyataan siswa ini didukung oleh hasil wawancara
terhadap guru yang mengajar IPA siswa 109 yang mengatakan bahwa “apabila sedang menjelaskan materi, siswa 109 juga bisa berkomunikasi
serta siswa 109 ini selalu memperhatikan penjelasan guru”. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa siswa 109 cenderung
menggunakan gaya belajar auditorial dalam belajarnya. Berdasarkan hasil penelitian terdapatnya perbedaan hasil gaya
belajar siswa dari kuesioner chek list dan kuesioner pilihan ganda dikarenakan pernyataan-pernyataan gaya belajar siswa pada kuesioner
chek list lebih mengarah pada gaya belajar siswa dalam pembelajaran IPA, sedangkan pada kuesioner pilihan ganda pernyataan-pernyataan gaya
71 belajar siswa lebih banyak yang tidak menggambarkan secara langsung
gaya belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Oleh karena itu peneliti memilih hasil kuesioner Chek list yang dijadikan acuan dalam melihat
kesesuaian antara gaya belajar siswa dengan gaya mengajar guru dalam pembelajaran IPA. Perbedaan hasil gaya belajar siswa dari kuesioner chek
list dan pilihan ganda juga terjadi dalam penelitian yang dilakukan oleh Prasetyanti 2013 yang meneliti di SMP Charitas 02 Mojosari OKU
Timur Palembang yang hasil kuesioner pertama adalah Auditorial dan kuesioner kedua adalah visual . Namun pada penelitian yang dilakukan
oleh rekan peneliti di SMA Karya Bhakti Temanggung hasil kedua kuesionernya sama yaitu pada kuesioner pertama visual dan kuesioner
kedua juga visual.
2. Gaya Mengajar Guru