11
B. Gaya Belajar
Untuk memahami apa itu gaya belajar, maka pada bagian ini penulis akan mengulas tentang pengertian gaya belajar, klasifikasi gaya belajar, ciri-
ciri dari masing-masing tipe gaya belajar dan manfaat pemahaman gaya belajar bagi guru dan siswa.
1. Pengertian Gaya Belajar
Prashing 2007: 29 menjelaskan bahwa
semua orang dalam segala usia
dapat benar-benar
mempelajari apapun
apabila dibiarkan
melakukannya dengan gaya unik yang sesuai dengan kekuatan pribadi mereka sendiri. Gaya unik yang sesuai dengan kekuatan pribadi siswa
adalah gaya belajar yang siswa terapkan, yang akan membuat siswa merasa terbantu dalam menyerap dan mengolah infomasi sehingga belajar
dan berkomunikasi akan lebih mudah.
Menurut DePorter dan Hernacki 2006: 110-112, gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap, dan
kemudian mengatur serta mengolah informasi. Nasution 1984: 93 gaya belajar merupakan cara siswa bereaksi dan menggunakan perangsang-
perangsang yang diterimanya dalam proses belajar. Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya
belajar adalah cara belajar dalam belajar yang sering digunakan oleh siswa untuk bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang dalam menyerap
dan kemudian mengatur serta mengolah informasi pada proses belajar.
12
2. Klasifikasi Gaya Belajar
Menurut Gunawan 2007: 139 mengatakan bahwa telah banyak upaya yang dilakukan untuk mengenali dan mengkategorikan cara manusia belajar,
cara memasukkan informasi ke dalam otak. Secara garis besar, ada tujuh pendekatan yang umum dikenal dengan kerangka referensi yang berbeda dan
dikembangkan juga oleh ahli yang berbeda dengan variasinya masing- masing. Gunawan 2007: 139-140 merangkum ketujuh cara belajar tersebut,
yaitu: a.
Pendekatan berdasarkan pada pemrosesan informasi; menentukan cara yang berbeda dalam memandang dan memproses informasi yang baru.
Pendekatan ini dikembangkan oleh Kagan, Kolb, Honey dan Umford Gregorc, Butler, dan McCharty.
b. Pendekatan berdasarkan pada kepribadian; menentukan tipe karakter
yang berbeda-beda. Pendekatan ini dikembangkan oleh Myer-Briggs, Lawrence, Keirsey Bates, Simon Byram, Singer-Loomis, Grey-
Wheelright, Holland dan Geering. c.
Pendekatan berdasarkan pada modalitas sensori; menentukan tingkat ketergantungan terhadap indera tertentu. Pendekatan ini dikembangkan
oleh Bandler Grinder dan Messick. d.
Pendekatan berdasarkan pada lingkungan; menentukan respon yang berbeda terhadap kondisi fisik, psikologis, sosial, dan instruksional.
Pendekatan ini dikembangkan oleh Witkin, Eison, Canfield.
13 e.
Pendekatan berdasarkan pada interaksi sosial; menentukan cara yang berbeda dalam berhubungan dengan orang lain. Pendekatan ini
dikembangkan oleh Grasha-Reichman, Perry, Mann, Furmann-Jacobs, dan Merill.
f. Pendekatan berdasarkan pada kecerdasan; menentukan bakat yang
berbeda. Pendekatan ini dikembangkan oleh Gardner dan Handy. g.
Pendekatan berdasarkan wilayah otak; menentukan dominasi relatif dari berbagai bagian otak, misalnya otak kiri dan otak kanan. Pendekatan ini
dikembangkan oleh Sperry, Bogen, Edwards, dan Hermann. Dari ketujuh pendekatan tersebut, menurut Gunawan 2007: 142 ada
tiga pendekatan belajar yang paling populer dan sering digunakan saat ini, yaitu:
1. Pendekatan berdasarkan preferensi sensori: visual, auditori dan
kinestetik. Dari hasil survei diketahui bahwa terdapat 29 orang visual, 34 auditori dan 37 kinestetik.
2. Profil Kecerdasan, dikembangkan oleh Howard Gardner. Menurut
gardner, manusia mempunyai delapan kecerdasan yaitu: linguistik, logikamatematika interpersonal, intrapersonal, musik, naturalis, spasial,
dan kinestetik. 3.
Preferensi kognitif, dikembangkan oleh Dr. Anthony Gregorc. Gregorc membagi kemampuan mental menjadi empat kategori yaitu Konkret-
Sekuensial, Abstrak-Sekuensial, Konkret-Acak dan Abstrak-Acak.
14 Sedangkan menurut Suyono dan Haryanto 2011: 148-160 ada
beberapa gaya belajar. Gaya belajar tersebut meliputi: a.
Gaya belajar VAK Gaya belajar ini ada tiga macam yaitu visual atau belajar dengan cara
melihat, auditorial atau belajar dengan cara mendengar dan kinestetik atau belajar melalui gerakan-gerakan fisik.
b. The Myers-Briggs Type Indikator TMBTI
Gaya belajar ini sesuai dengan tipe kepribadian seseorang yang meliputi ekstrovert berfokus pada dunia luar diri seseorang,
pengindera berfokus pada fakta dan prosedur, pemikir, dan pembuat pertimbangan.
c. Gaya belajar menurut Kolb
Gaya belajar David Kolb berlandaskan teori belajar pengalaman. Dan menggunakan
empat pendekatan
yaitu pengalaman
konkret, konseptualisasi abstrak, pengalaman reflektif dan pengalaman aktif.
Sehingga gaya belajar ini merupakan hasil dari kombinasi keempat pendekatan yang disukai oleh setiap orang yang meliputi converger
terampil dalam melaksanakan aplikasi praktis dari gagasannya dan menggunakan logika deduktif untuk memecahkan masalah, diverger
merespon informasi yang diberikan dengan baik jika mereka diberi waktu untuk melakukan refleksi, asimilator cakap dalam membangun
model teoritis dengan cara penalaran induktif, accommodator mampu
15 menerapkan materi pembelajaran dalam situasi nyata untuk
memecahkan masalah keseharian. d.
Gaya belajar menurut model Honey and Mumford Gaya belajar ini dikaitkan dengan siklus pengalaman Kolb yang
meliputi gaya belajar aktivis, reflektor, teoritis dan pragmatis. e.
Gaya belajar menurut model Anthony Gregorc Gaya belajar ini berlandaskan persepsi eksisting atau evaluasi kita
terhadap dunia dengan cara pendekatan yang masuk akal. Ada empat kombinasi gaya belajar yang dominan yaitu: konkret, sekuensial,
abstrak acak, abstrak sekuensial dan konkret acak f.
Gaya belajar Sudbury Gaya belajar ini mengembangkan gaya belajar diri sendiri. Hal ini
dikarenakan banyak cara bagi siswa untuk studi dan belajar. Dalam model demokratis ini suasana dibangun tanpa ada paksaan, tekanan,
desakan, bujukan atau suapan. g.
Gaya belajar model Herrmann Brain Dominance Instrument Gaya belajar ini dilandasi oleh fungsi spesialisasi tugas dari bagian-
bagian otak. Berdasarkan adanya empat kuadran dalam otak maka gaya belajar dibagi menjadi kuadran A otak kiri, serebral, kuadran B
otak kiri, limbik, kuadran C otak kanan, limbik, kuadran D otak kanan, serebral.
16 h.
Gaya belajar Felder-silvermen Gaya belajar inimenggolongkan pembelajar dalam klasifikasi
pembelajar indrawi atau pembelajar intuitif, pembelajar visual atau pembelajar verbal, pembelajar induktif atau pembelajar deduktif,
pembelajar aktif atau pembelajar reflektif, pembelajar sekuensial atau pembelajar global.
Dari berbagai macam gaya belajar di atas, dalam penelitian ini akan membahas gaya belajar VAK. Hal ini dikarenakan gaya belajar VAK ini
sudah sangat populer di Indonesia Gunawan, 2007: 142. Selain itu indikator gaya belajar VAK dapat dilihat dari kebiasaan belajar siswa. Berikut ini
adalah definisi dan ciri-ciri gaya belajar VAK menurut DePorter dan Hernacki 2010: 116-120:
a. Gaya belajar Visual Visual Learners
Gaya belajar visual adalah gaya belajar yang harus melihat terlebih dahulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Untuk lebih
sederhananya, gaya belajar ini adalah belajar dengan cara melihat. Gaya belajar visual dapat dideteksi dari kebiasaan anak ketika belajar, antara
lain: -
mempunyai kebiasaan rapi dan teratur, karena itu yang akan di lihat orang. Misalnya rapi dan teratur dalam berpakaian dan membuat
catatan; -
biasa berbicara dengan cepat, karena dia tidak merasa perlu mendengarkan esensi pembicaraannya;
17 -
memiliki kemampuan dalam perencanaan dan pengaturan jangka panjang yang baik;
- teliti terhadap rincian dan hal-hal kecil yang harus dilakukan;
- mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun
presentasi; -
lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar; -
mudah mengingat dan menghafal sesuatu dengan asosiasi visual; -
memiliki kemampuan mengeja huruf dengan sangat baik; -
biasanya tidak mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik ketika sedang belajar,
- mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika
ditulis, dan seringkali meminta bantuan orang lain untuk mengulanginya;
- merupakan pembaca yang cepat dan tekun;
- lebih suka membaca sendiri daripada dibacakan;
- membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan
bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek, dan terbiasa melakukan cek dan ricek
sebelum membuat kesimpulan; -
jika sedang berbicara di telpon ia suka membuat coretan-coretan tanpa lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain;
- sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak,
sudah atau belum;
18 -
lebih suka
mendemonstrasikan sesuatu
daripada berpidatoberceramah;
- lebih tertarik pada bidang seni lukis, pahat, gambar daripada
musik; -
sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai menuliskan dalam kata-kata.
b. Gaya belajar Auditorial
Auditory Learners
Gaya belajar ini mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Gaya belajar ini adalah belajar dengan
cara mendengar. Gaya belajar auditorial dapat dideteksi dari kebiasaan anak ketika belajar, antara lain:
- berbicara sendiri ketika sedang belajar dan bekerja;
- mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik, karena dia akan
sukar berkonsentrasi; -
menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca;
- belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang di
diskusikan daripada apa yang dilihat; -
jika membaca maka lebih senang membaca dengan suara keras; -
dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara;
- mengalami kesulitan untuk menuliskan sesuatu, tetapi sangat
pandai dalam bercerita;
19 -
berbicara dalam irama yang terpola dengan baik; -
berbicara dengan sangat fasih; -
lebih menyukai seni musik dibandingkan seni yang lainnya; -
senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara panjang lebar;
- mengalami kesulitan jika harus dihadapkan pada tugas-tugas yang
berhubungan dengan visualisasi; -
lebih pandai mengeja atau mengucapkan kata-kata dengan keras daripada menuliskannya;
- lebih suka humor atau gurauan lisan daripada membaca buku
humorkomik.
c. Gaya Belajar Kinestetik
Tactual Learners
Gaya belajar ini harus menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar kita bisa mengingatnya. Gaya belajar ini adalah belajar
dengan cara bergerak, bekerja dan melibatkan aktivitas fisik. Gaya belajar kinestetik dapat dideteksi dari kebiasaan anak ketika belajar,
antara lain: -
berbicara dengan perlahan; -
menanggapi perhatian fisik; -
menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka; -
berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain; -
selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak; -
memiliki perkembangan awal otot-otot yang besar;
20 -
belajar melalui praktek langsung dan manipulasi mengembangkan data atau fakta;
- menghafalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung;
- menggunakan jari untuk menunjuk kata yang dibaca ketika sedang
membaca; -
banyak menggunakan bahasa tubuh non verbal; -
tidak dapat duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama; -
tidak dapat mengingat letak geografi, kecuali jika ia pernah datang ke tempat tersebut;
- menggunakan kata-kata yang mengandung aksi;
- pada umumnya memiliki tulisan yang jelek;
- menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan secara
fisik; -
menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot, mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca sebagai bentuk
penghayatan terhadap apa yang di baca; -
ingin melakukan segala sesuatu.
21
3. Manfaat Pemahaman Gaya Belajar
Berdasarkan beberapa gaya belajar diatas, maka dapat dilihat bahwa mengetahui gaya belajar itu sangat penting. Pemahaman gaya
belajar bagi siswa dapat berguna untuk mengetahui dengan sadar strategi- strategi apa yang harus mereka gunakan dalam belajar sehingga menjadi
pelajar yang lebih percaya diri dan lebih puas dengan kemajuan belajar mereka Prashing, 2007: 93.
Maka dari itu siswa harus dapat mengkatagorikan gaya belajar apa yang dimilikinya, karena jika siswa
memiliki salah satu karakteristik gaya belajar yang paling menonjol maka ia dapat dengan mudah untuk menyerap pelajaran. Hal ini dikarenakan ia
mendapatkan rangsangan yang sesuai dalam belajar. Sedangkan pemahaman gaya belajar bagi guru berguna untuk
mengetahui cara mengidentifikasi dan mengajar siswa yang memiliki gaya belajar yang unik DePorter dan Hernacki, 2010: 213. Selain itu
menurut Prashing 2007: 93, pemahaman akan gaya belajar dapat membuat guru menjadi lebih kreatif dalam mengajar di dalam suatu kelas
sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang bersifat multi indrawi, yang melayani sebaik mungkin kebutuhan individual setiap
siswa. Dengan memahami gaya belajar, maka metode mengajar guru bisa menggunakan berbagai kombinasi dari empat hal dalam pembelajaran
yaitu pengalaman, refleksi, konseptualisasi, dan eksperimentasi. Dengan memakai beragam metode mengajar, guru juga dapat memperkenalkan
berbagai unsur pengalaman ke dalam kelas misalnya dengan bunyi-
22 bunyian, musik, gambar visual, gerakan-gerakan, pengalaman, dan
bahkan percakapan Suyono dan Haryanto, 2011: 164. Bahkan guru juga dapat menerapkan berbagai teknik penilaian yang berfokus pada gaya
belajar yang berbeda-beda. Misalnya menggunakan tes lisan untuk siswa dengan gaya belajar auditorial, karena siswa dengan gaya belajar
auditorial lebih pandai dalam bercerita, namun merasa kesulitan dalam menulis. Menggunakan tes tertulis untuk siswa dengan gaya belajar
visual dan menggunakan ujian praktek untuk siswa dengan gaya belajar kinestetik. Sehingga diharapkan selama proses pembelajaran guru dapat
memberikan porsi penilaian secara adil bagi setiap siswa.
C. Gaya Mengajar Guru
1. Pengertian Mengajar
Pengertian mengajar menurut Muhibbin 1995: 182 mengulas pendapat Tardif yang menyatakan bahwa mengajar itu pada prinsipnya
adalah perbuatan yang dilakukan seseorang dalam hal ini guru dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain dalam hal ini siswa
melakukan kegiatan belajar.
Dalam penelitian Rossum dan Hammer 2010 disimpulkan enam konsep mengajar, yaitu:
1. Mengajar adalah menanamkan dengan jelas informasi yang
terstruktur dengan baik