7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Definisi Belajar
Dalam Supriadie dan Deni 2012: 1 pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar, terencana dan diupayakan untuk memungkinkan peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi diri, baik fisik maupun nirfisik; yakni mengembangkan potensi pikir mental-intelektual, sosial, emosional, nilai
moral, spiritual, ekonomikal kecakapan hidup, fisikal, maupun kultural, sehingga ia dapat menjalani hidup dan kehidupannya sesuai dengan harapan
dirinya, keluarganya, masyarakat, bangsa dan negara; serta dapat menjawab tantangan peradaban yang semakin maju.
Menurut Driyarkara 1980: 128, pendidikan sebagai suatu bentuk hidup bersama, pemasukkan manusia muda ke dalam alam nilai-nilai dan
kesatuan antar pribadi yang mempribadikan. Menurut Fakry dalam Supriadie dan Deni 2012: 2 mengatakan bahwa
pendidikan sebagai suatu proses yang secara rasional, sistematik, dan berencana dilakukan untuk mengubah perilaku manusia menuju tahap
kematangan yang dikehendaki. Sedangkan menurut Ahmad Tafsir dalam Tatang 2012: 16 memaknai
pendidikan sebagai bimbingan yang diberikan seseorang secara maksimal. Dari pengertian-pengertian pendidikan diatas, dapat disimpulkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan untuk
8 mengembangkan potensi diri menuju tahap kematangan yang dikehendaki
secara maksimal. Di dalam pendidikan terdapat proses pembelajaran yang terdiri dari
belajar dan mengajar. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat mendasar dalam setiap penyelenggaraan jenis
dan jenjang pendidikan. Sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan, karena belajar adalah kunci utama dalam setiap usaha
pendidikan Muhibbin, 2008: 59. Dalam mengkaji hakikat belajar Muhibbin 1995: 90 mengulas
pendapat Hintzman yang mengatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme manusia atau hewan disebabkan oleh
pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Muhibbin 1995: 90 juga mengulas pendapat dari Wittig yang yang
mendefinisikan hakikat belajar sebagai: any relatively permanent change in an organism’s behavioral rappertoire that occrus as a result of experience.
Artinya, belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macamkeseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil
pengalaman. Dari beberapa definisi diatas, Muhibbin 1995: 92 menyatakan bahwa
belajar secara umum dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
9 Siregar dan Nara 2011: 4 juga mengulas pendapat Singer yang
mendefinisikan belajar sebagai perubahan perilaku yang relatif tetap yang disebabkan praktik atau pengalaman yang sampai dalam situasi tertentu.
Komalasari 2010: 2 mengulas pendapat Sunaryo yang mengatakan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan dimana seseorang membuat atau
menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Menurut Saljo dalam Rossum dan Hammer 2004 belajar juga dapat dilihat dari sudut pandang siswa. Saljo menyimpulkan lima konsep belajar,
yaitu : 1.
Belajar sebagai peningkatan pengetahuan Belajar sebagai peningkatan pengetahuan artinya belajar adalah
mendapatkan hal-hal baru yang tidak diketahui sebelumnya. Sehingga semakin lama kita belajar maka pengetahuan kita semakin bertambah.
2. Belajar adalah mengingat
Belajar adalah mengingat artinya belajar sama dengan menghafal dan kemampuan untuk mereproduksi apa yang dihafal. Dalam hal ini apa
yang dihafal adalah produknya sementara menghafal adalah bentuk prosesnya.
3. Belajar sebagai kemahiran memperoleh fakta, prosedur dan lain-lain
yang dapat dimanfaatkan di masa depan Belajar dalam hal ini artinya memilih dan menghafal fakta-fakta,
prosedur, gagasan dan sebagainya kemudian mencerminkan lebih lanjut
10 atas apa yang dipelajari untuk memutuskan kegunaannya di masa depan.
Sehingga dalam belajar hal yang dilakukan tidak hanya menghafal tetapi juga berlatih sampai sempurna tanpa mengubah pengetahuan atau
prosedur. 4.
Belajar sebagai pemisahan makna Belajar sebagai pemisahan makna artinya belajar adalah suatu proses
pemahaman yang dicapai melalui ide-ide yang berkaitan dalam subyek, menemukan hal-hal apapun, melihat materi pelajaran lebih mendalam,
mengumpulkan berbagai sudut pandang pada materi yang dipelajari dan mendapatkan gambaran besar. Jadi belajar adalah berpikir lebih jelas,
melihat sesuatu yang baru dengan cara yang jauh lebih logis, dan melihat langkah-langkah untuk sampai pada kesimpulan.
5. Belajar sebagai proses menafsirkan yang bertujuan pada pemahaman
realita Dalam hal ini belajar adalah mengubah cara melihat sesuatu dengan
mengubah perspektif untuk menuju ke pemahaman yang lebih baik. Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses perubahan perilaku yang ada pada diri seseorang dalam menambah ilmu pengetahuan dengan mengingat dan memahaminya, sehingga
cara berpikir menjadi lebih logis dan dapat menafsirkan ilmu pengetahuan itu dalam proses menuju ke pemahaman yang lebih baik untuk kemudian
mempraktekkannya sampai sempurna.
11
B. Gaya Belajar