53
b. Analisis Data Hasil Wawancara Gaya Belajar Siswa
Dalam penelitian ini juga digunakan instrumen wawancara dengan siswa untuk melihat apakah ada kesesuaian antara hasil dari
kuesioner pilihan ganda dengan hasil wawancara. Wawancara dilakukan setelah mengetahui hasil analisis kuesioner gaya belajar
siswa pilihan ganda di SDS Pusat damai yang signifikan, maka diambil 3 siswa sebagai sampel untuk diwawancarai mengenai gaya
belajarnya. Berikut ini merupakan hasil analisis wawancara dengan ke 3 siswa tersebut.
- Siswa 77:
Untuk memahami suatu materi dalam pelajaran IPA di kelas, siswa 77 ini dengan sering bertanya pada guru dan kadang-
kadang mencatat. Jika belajar IPA di rumah lebih sering membaca buku. Siswa kurang mengerti belajar menggunakan gambar.
Dalam pelajaran IPA, siswa lebih sering mencatat agar catatan tersebut dapat dibaca ulang dan diingat.
- Siswa 78:
Siswa 78 ini suka belajar IPA dengan cara bermain sambil belajar. Dia lebih menyukai pelajaran IPA yang menggunakan
media gambar. Dengan media gambar dalam pelajaran IPA, ia menganggap bahwa dengan cara demikian merupakan cara belajar
sambil bermain. Jika di kelas, ia jarang mencatat. Ketika belajar
54 di rumah ia hanya membaca yang penting-penting saja yang
gurunya suruh.
- Siswa 109
Siswa ini senang belajar IPA, karena jika guru mengajar tidak tegang dan masih bisa praktek. Siswa ini belajar IPA nya dengan
cara menyimak. Ketika guru menjelaskan di depan kelas, siswa ini kadang-kadang saja mencatatnya. Ia lebih mengingat
penjelasan gurunya dibandingkan catatan miliknya. Walapun hanya sedikit yang ia ingat dari penjelasan gurunya, yang penting
masih bisa mengingat. Siswa ini juga tidak bisa belajar jika suasana kelasnya ribut. Tidak suka belajar sambil mendengarkan
musik. Berdasarkan deskripsi wawancara di atas, pada siswa 77
terdapat ciri gaya belajar visual yaitu belajar dengan cara membaca catatan yang ia miliki dan sering mencatat. Begitu juga dengan siswa
78 yang juga terdapat ciri gaya belajar visual atau belajar dengan banyak mengandalkan penglihatan, yaitu belajar IPA dengan cara
banyak melihat gambar-gambar. Kemudian untuk siswa 109 menunjukkan ciri-ciri gaya belajar auditorial, yaitu belajar melalui
pendengaran dengan cara menyimak penjelasan guru, merasa terganggu jika ada keributan. Dan tidak bisa belajar sambil
mendengarkan musik.
55 Hasil kuesioner gaya belajar siswa dan wawancara terhadap 3
siswa didukung juga oleh hasil wawancara terhadap guru IPA masing- masing siswa. Untuk siswa 77 dan siswa 78 memiliki guru IPA yang
sama yaitu guru B. Sedangkan siswa 109 guru IPAnya adalah guru A. Dari hasil wawancara dengan guru A untuk siswa 109 terdapat
kesamaan dengan hasil wawancara siswa 109 tersebut yang menunjukkan gaya belajar siswa tersebut adalah auditorial. Guru
tersebut menjelaskan bahwa siswa ini selalu menyimak ketika dia menjelaskan materi di depan kelas yang dikarenakan dia duduk
dibagian depan sehingga dapat fokus. Jika diberi catatan, sebagian besar siswanya mencatat.
Sedangkan untuk siswa 77 dan siswa 78, dari hasil wawancara juga mendukung hasil wawancara dengan siswa mereka berdua
meiliki ciri-ciri gaya belajar visual. Dari hasil wawancara tersebut, untuk siswa 77 memiliki catatan yang rapi dan bersih. Sedangkan
untuk siswa 78 menyukai pelajaran IPA dengan melihat gambar- gambar dengan penjelasannya.
56
2. Gaya Mengajar Guru