22 bunyian, musik, gambar visual, gerakan-gerakan, pengalaman, dan
bahkan percakapan Suyono dan Haryanto, 2011: 164. Bahkan guru juga dapat menerapkan berbagai teknik penilaian yang berfokus pada gaya
belajar yang berbeda-beda. Misalnya menggunakan tes lisan untuk siswa dengan gaya belajar auditorial, karena siswa dengan gaya belajar
auditorial lebih pandai dalam bercerita, namun merasa kesulitan dalam menulis. Menggunakan tes tertulis untuk siswa dengan gaya belajar
visual dan menggunakan ujian praktek untuk siswa dengan gaya belajar kinestetik. Sehingga diharapkan selama proses pembelajaran guru dapat
memberikan porsi penilaian secara adil bagi setiap siswa.
C. Gaya Mengajar Guru
1. Pengertian Mengajar
Pengertian mengajar menurut Muhibbin 1995: 182 mengulas pendapat Tardif yang menyatakan bahwa mengajar itu pada prinsipnya
adalah perbuatan yang dilakukan seseorang dalam hal ini guru dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain dalam hal ini siswa
melakukan kegiatan belajar.
Dalam penelitian Rossum dan Hammer 2010 disimpulkan enam konsep mengajar, yaitu:
1. Mengajar adalah menanamkan dengan jelas informasi yang
terstruktur dengan baik
23 Artinya mengajar adalah menyajikan materi pelajaran yang harus
dipelajari sedemikian rupa sehingga tidak terlalu kering disajikan dengan humor jika mungkin. Materi pelajaran perlu dijelaskan
dengan baik dan disajikan dalam cara yang terorganisir dengan baik, sehingga siswa tidak merasa kesulitan ketika harus belajar sendiri.
2. Mengajar adalah mengirimkan pengetahuan terstruktur, mengakui
keberadan siswa Dalam konsep ini, mengajar adalah proses yang harus dilakukan
dengan jelas, teratur, efisien, menghibur dan termasuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan. Hal ini
menunjukkan adanya interaksi antara siswa dan guru, sehingga siswa merasa keberadaannya di dalam kelas diakui.
3. Mengajar adalah berinteraksi dan pembentukan
Dalam hal ini, mengajar ditandai dengan diskusi yang didominasi oleh guru, dimana didalamnya ada seorang guru yang antusias
membentuk dan memotivasi para siswa menggunakan umpan balik positif dan negatif. Yang paling penting dalam hal ini adalah bahwa
seorang guru dan siswanya memiliki kontak yang baik. Guru tidak boleh otoriter dan tidak harus menunjukkan bahwa dirinya sendiri
lebih unggul dari pada siswanya. Dalam hal ini guru harus mendengarkan pendapat siswa, sehingga segala permasalahan yang
ada dapat diselesaikan dengan diskusi.
24 4.
Mengajar adalah tantangan dan pengembangan jalan pikir bagi diri sendiri
Dalam hal ini mengajar adalah menantang siswa untuk berpikir dalam mencapai tujuan. Guru tidak mengarahkan siswa terlalu
banyak, atau membiarkan siswa mencari tau sendiri apakah sesuatu itu tidak meungkin atau benar. Sehingga penilaian yang diberikan
oleh guru harus fokus pada proses dan tidak bergantung pada hasil akhir. Dalam proses ini siswa menjadi peserta aktif, sedangkan peran
guru terletak lebih dalam pembinaan proses pembelajaran. 5.
Mengajar adalah pengajaran dialog Dalam hal ini, mengajar adalah melibatkan siswa sebanyak mungkin
kedalam subyek. Dalam hal ini, guru dan siswa bersama-sama mengerjakan suatu masalah dan membahasnya, sehingga semua
pihak dapat mengajar. 6.
Mengajar adalah saling percaya dan saling peduli Mengajar adalah saling percaya dan peduli berarti mengajar yang
berkembang dalam situasi pemahaman total antara siswa dan guru sehingga metode pengajaran tidak lagi penting.
Dari beberapa pendapat tentang definisi gaya dan mengajar diatas, dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah proses interaksi antara guru
dan siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi secara terstruktur agar informasi tersebut dapat tertanam jelas dalam pikiran siswa dan
membentuk pengembangan jalan pikir siswa.
25
2. Gaya Mengajar