abstinensia dari semua hubungan seks bila timbul simptom atau gejala kambuh, c menggunakan kondom bila meragukan adanya resiko. Dan agar tanggap dan
memberikan respon cepat terhadap infeksi atau hal yang mencurigakan setelah hubungan seks Barakbah dalam Hesti, 2008.
2.7. Kebijakan Penanggulangan IMS, HIVAIDS
Epidemi HIV yang mengancam kesehatan dan kehidupan generasi penerus bangsa, yang secara langsung membahayakan perkembangan sosial dan ekonomi
serta keamanan negara. Oleh karena itu upaya pengendaliaannya harus dilakukan sebagai upaya penting dan merupakan program yang dilakasnakan secara terkoordinir
dengan melibatkan berbagai pihak serta dengan memobilisasi sumberdaya yang intensif dari seluruh lapisan masyarakat untuk mempercepat dan memperluas
jangkauan program. Upaya pengendalian yang dilaksanakan anatara lain: a
Upaya pencegahan yang efektif termasuk penggunaan kondom 100 pada setiap hubungan seks yang beresiko, semata-mata hanya untuk memutuskan rantai
penularan HIV b
Upaya pengendalian HIVAIDS diutamakan pada kelompok masyarakat berperilaku resiko tinggi tetapi harus memperhatikan kelompok masyarakat yang
rawan, termasuk yang berkaitan dengan pekerjaannya dan kelompok marginal terhadap penularan HIVAIDS.
c Pelaksanaan kegiatan program pengendalian IMS, HIVAIDS menggunakan
standar, pedoman dan petunjuk teknis yang diberlakukan departemen kesehatan
Universitas Sumatera Utara
d Layanan kesehatan terkait IMS, HIVAIDS tanpa diskriminasi dan menerapkan
prinsip keberpihakan kepada pasien dan masyarakat e
Upaya pengendalian HIVAIDS harus menghormati harkat dan martabat manusia serta memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender
f Upaya emaja dan masyarakat umum diselenggarakan melalui kegiatan
komunikasi, informasi dan edukasi guna mendorong kehidupan yang lebih sehat g
Upaya pengendalian HIVAIDS diselenggarakan oleh masyarakat, pemerintah dan LSM berdasarkan prinsip kemitraan. Masyarakat dan LSM menjadi pelaku
utama sedangkan pemerintah berkewajiban mengarahkan , membimbing dan menciptakan suasana yang mendukung terselenggaranya upaya pengendalian
HIVAIDS h
Upaya pengendalian HIVAIDS diutamakan pada kelompok masyarakat berprilaku resiko tinggi tetapi harus pula memperhatikan kelompok masyarakat
yang rentan termasuk yang berkaitan dengan pekerjaannya dan kelompok marjinal terhadap penularan HIVAIDS KPA, Fhi, 2009.
Menurut Raharjo 2005 dalam Mardin Purba, 2009, factor-faktor yang memperlambat upaya mengurangi resiko penyebaran PMS adalah kurangnya akses
penderita IMS kesarana pelayanan kesehatan, waktu buka klinik dan lokasi yang tidak strategis, keterbatasan biaya dalam membeli kondom di apotik, toko lain atau
klinik, kurangnya rasa percaya diri, staf klinik yang memiliki sikap negative terhadap kegiatan seks dan penggunaan alat kontrasepsi atau karena ada larangan.
Universitas Sumatera Utara
2.8. Wanita Usia Subur