2.11. Kerangka Konsep Penelitian
Keberhasilan pelayanan klinik IMS sebagai upaya penanggulangan IMS
sesuai yang diuraikan oleh Raharjo 2005 dalam Mardin Purba, 2009 dan
Barakbah dalam Hesti, 2008 , KPA Nasional, 2005 diatas dapat dijelaskan secara skematis sebagai berikut:
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian
Pencegahan Penanggulangan IMS
- Baik
- Kurang baik
Pendukung Pelayanan IMS : - Sikap Petugas Kesehatan
- Fasilitas - Kesadaranminat Masyarakat
Pelayanan IMS: -
Layanan KIE -
Promosi penggunaan kondom
- promosi seks yang aman
- Pemeriksaan dan pengobatan
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Observasional dengan metode pengukuran secara cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi
dan wawancara dengan menggunakan kuesioner tanpa memberikan perlakuan dan pengukuran terhadap subjek yang dilakukan dengan sekali pengukuran.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh dengan pertimbangan Puskesmas ini merupakan salah satu Puskesmas di Aceh khususnya
Banda Aceh yang mempunyai layanan klinik Infeksi Menular Seksual IMS. Penelitian dimulai dari persetujuan judul penelitian, survei pendahuluan, studi
kepustakaan, penelitian lapangan terhitung mulai bulan Desember 2012 sampai dengan Juni 2013.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wanita Usia Subur WUS beresiko yang berusia 21-35 tahun pada usia ini hubungan sosial sudah fokus pada
hubungan seksteman yang telah kawin datang ke Klinik IMS di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh berjumlah 120 orang.
32
Universitas Sumatera Utara
3.3.2. Sampel
Sampel adalah Wanita Usia Subur beresiko yang berusia 21 – 35 tahun datang berkunjung ke klinik IMS Kuta Alam Banda Aceh tahun 2013 karena pada usia
tersebut hubungan sosial utama seseorang sudah terfokus pada pasangan dalam hubungan teman dan seks, sedangkan diatas 35 tahun hubungan sosial seseorang
lebih terfokus pada pembagian tugas antara bekerja dengan rumah tangga. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah Consecutive sampling yaitu
pemilihan sampel dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah
responden dapat terpenuhi Nursalam, 2008. Penentu kriteria sampling sangat membantu penelitian untuk mengurangi bias hasil penelitian. Kriteria sampel dapat
dibedakan menjadi dua yaitu: inklusi dan eksklusi. 1.
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti.
a. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
1 Wanita Usia Subur yang berumur 21-35 tahun yang sudah kawin
2 Bisa berkomunikasi dengan baik
3 Bersedia menjadi responden dan berkunjung ke klinik IMS
2. Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab.
b. Kriteria Eksklusi dalam penelitian ini adalah : 1 WUS yang berumur 21 tahun dan 35 tahun yang belum kawin
Universitas Sumatera Utara
2 Tidak bisa berkomunikasi dengan baik 3 Tidak bersedia jadi responden
4 Tidak berkunjung ke klinik IMS Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus uji Hipotesis dengan
populasi tunggal sebagai berikut : Lemeshow et al.,1997 dalam Notoatmodjo, 2010
2 2
1 2
1
1 1
a o
a a
o o
P P
P p
Z P
P Z
n −
− +
− ≥
− −
β α
Keterangan : n
: Besar sampel Z
1- α2
: Nilai Deviasi normal pada tingkat kemaknaan = 0,05
Z
1- α2
=1.96 Z
1- β
: Kekuatan uji ditetapkan peneliti bila 10 Maka Z
1- β
= 1.282 Po
: Proporsi WUS yang beresiko IMS : 0,38 Po - Pa : Selisih proporsi yang bermakna ditetapkan sebesar = 0,20
Pa : Proporsi WUS beresiko yang diteliti yaitu : 0,58
2 2
58 ,
38 ,
58 ,
1 58
, 282
, 1
38 ,
1 38
, 96
, 1
− −
+ −
≥ n
63 ≥
n
Maka jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 63 WUS beresiko IMS yang berkunjung ke klinik IMS.
Universitas Sumatera Utara
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Cara Pengumpulan Data
1. Data primer adalah data yang diperoleh dengan melakukan wawancara dan
penyebaran kuesioner secara langsung pada WUS beresiko yang berkunjung keklinik IMS pada saat penelitian. Untuk menghindari responden yang sama
maka diberikan kode pada status pasien dan sebelum melakukan pengumpulan data dilakukan informed consent tentang pernyataan yang akan diberikan oleh
responden sebagai objek penelitian. 2.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumentasi dan laporan yang tersedia di Puskesmas, Dinas Kesehatan.
3.4.2. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang baik perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen
penelitian kuesioner yang dipakai cukup layak digunakan sehingga mampu menghasilkan data yang akurat. Sugiyono 2010 menyatakan bahwa instrumen
dikatakan valid, apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur.
Sebelum penyebaran kuesioner pada sampel penelitian dilakukan pada 30 respoden di klinik IMS Puskesmas Kota Sigli, butir-butir pertanyaan pada kuesioner
harus diuji coba untuk melihat validitas dan reliabilitasnya.Uji validitas menunjukkan sejauh mana skor atau nilai ataupun ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan
Universitas Sumatera Utara
hasil pengukuran atau pengamatan yang ingin diukur. Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara masing-masing item pertanyaan dengan skor total variabel
dengan nilai item corrected correlation pada analisis reliability statistics. Jika nilai item correted correlation r
tabel
0,361, maka nilai dinyatakan valid. Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dalam penelitian ini teknik untuk menghitung indeks reliabilitas yait menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu
menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran dengan ketentuan jika nilai r Cronbach’s Alpha r
tabel
0,361, maka dinyatakan reliabel.
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Instrumen Pelayanan KIE Variabel
Nilai Corrected
Item-Total Cronbach’s
Alpha Keterangan
Pelayanan KIE 1 0,425
Valid Pelayanan KIE 2
0,473 Valid
Pelayanan KIE 3 0,501
Valid Pelayanan KIE 4
0,543 Valid
Pelayanan KIE 5 0,552
Valid Pelayanan KIE 6
0,515 Valid
Pelayanan KIE 7 0,537
Valid Pelayanan KIE 8
0,447 Valid
Pelayanan KIE 9 0,426
Valid Pelayanan KIE 10
Pelayanan KIE 11 Pelayanan KIE 12
Pelayanan KIE 13 Pelayanan KIE 14
Pelayanan KIE 15 0,604
0,429 0,471
0,482 0,472
0,462 Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid
Reliabilitas 0,843
Reliabel
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 3.1 di atas dapat diperoleh bahwa seluruh variabel pelayanan KIE sebanyak 15 pertanyaan mempunyai nilai r-hitung 0,361 r-tabel dengan nilai
cronbach alpha 0,843, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel pelayanan KIE valid dan reliabel.
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Instrumen Promosi Penggunaan Kondom
Dari Tabel 3.2 di atas dapat diperoleh bahwa seluruh variabel promosi penggunaan kondom sebanyak 6 pertanyaan mempunyai nilai r-hitung 0,361 r-
tabel dengan nilai cronbach alpha 0,820, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel promosi penggunaan kondom valid dan reliabel.
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Instrumen Promosi Seks Aman
Variabel Nilai
Corrected Item-Total
Cronbach’s Alpha
Keterangan
Promosi Kondom 1 0,599
Valid Promosi Kondom 2
0,548 Valid
Promosi Kondom 3 0,714
Valid Promosi Kondom 4
0,659 Valid
Promosi Kondom 5 0,701
Valid Promosi Kondom 6
0,387 Valid
Reliabilitas 0,820
Reliabel
Variabel Nilai
Corrected Item-Total
Cronbach’s Alpha
Keterangan
Promosi Seks Aman 1 0,609
Valid Promosi Seks Aman 2
0,624 Valid
Promosi Seks Aman 3 0,909
Valid Promosi Seks Aman 4
0,927 Valid
Promosi Seks Aman 5 0,925
Valid Promosi Seks Aman 6
0,859 Valid
Reliabilitas 0,935
Reliabel
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 3.2 di atas dapat diperoleh bahwa seluruh variabel promosi seks aman sebanyak 6 pertanyaan mempunyai nilai r-hitung 0,361 r-tabel dengan nilai
cronbach alpha 0,935, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel promosi seks aman valid dan reliabel.
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Instrumen Pemeriksaan dan Pengobatan
Dari Tabel 3.4 di atas dapat diperoleh bahwa seluruh variabel pemeriksaan dan pengobatan sebanyak 6 pertanyaan mempunyai nilai r-hitung 0,361 r-tabel
dengan nilai cronbach alpha 0,887, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel pemeriksaan dan pengobatan valid dan reliabel.
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Instrumen Petugas Kesehatan
Variabel Nilai
Corrected Item-Total
Cronbach’s Alpha
Keterangan
Pemeriksaan 1 0,423
Valid Pemeriksaan 2
0,875 Valid
Pemeriksaan 3 0,617
Valid Pemeriksaan 4
0,856 Valid
Pemeriksaan 5 0,877
Valid Pemeriksaan 6
0,596 Valid
Reliabilitas 0,887
Reliabel
Variabel Nilai
Corrected Item-Total
Cronbach’s Alpha
Keterangan
Petugas Kes 1 0,591
Valid Petugas Kes 2
0,579 Valid
Petugas Kes 3 0,730
Valid Petugas Kes 4
0,663 Valid
Petugas Kes 5 0,791
Valid
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 3.5 di atas dapat diperoleh bahwa seluruh variabel petugas kesehatan sebanyak 10 pertanyaan mempunyai nilai r-hitung 0,361 r-tabel
dengan nilai cronbach alpha 0,914, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel petugas kresehatan valid dan reliabel.
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Instrumen Fasilitas Tabel 3.5 Lanjutan
Variabel Nilai
Corrected Item-Total
Cronbach’s Alpha
Keterangan
Petugas Kes 6 0,728
Valid Petugas Ke 7
0,794 Valid
Petugas Kes 8 0,618
Valid Petugas Kes 9
Petugas Kes 10 0,598
0,747 Valid
Valid
Reliabilitas 0,914
Reliabel
Variabel Nilai
Corrected Item-Total
Cronbach’s Alpha
Keterangan
Fasilitas 1 0,704
Valid Fasilitas 2
0,677 Valid
Fasilitas 3 0,826
Valid Fasilitas 4
0,821 Valid
Fasilitas 5 0,820
Valid Fasilitas 6
0,754 Valid
Fasilitas 7 0,812
Valid Fasilitas 8
0,766 Valid
Fasilitas 9 Fasilitas 10
0,677 0,791
Valid Valid
Reliabilitas 0,943
Reliabel
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 3.6 di atas dapat diperoleh bahwa seluruh variabel fasilitas sebanyak 10 pertanyaan mempunyai nilai r-hitung 0,361 r-tabel dengan nilai
cronbach alpha 0,943, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel fasilitas valid dan reliabel.
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Instrumen KesadaranMinat
Dari Tabel 3.7 di atas dapat diperoleh bahwa seluruh variabel kesadaranminat sebanyak 15 pertanyaan mempunyai nilai r-hitung 0,361 r-tabel dengan nilai
cronbach alpha 0,843, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel kesadaranminat valid dan reliabel.
Variabel Nilai
Corrected Item-Total
Cronbach’s Alpha
Keterangan
Kesadaran 1 0,878
Valid Kesadaran 2
0,842 Valid
Kesadaran 3 0,782
Valid Kesadaran 4
0,455 Valid
Kesadaran 5 0,866
Valid Kesadaran 6
0,505 Valid
Kesadaran 7 0,764
Valid Kesadaran 8
0,841 Valid
Kesadaran 9 0,768
Valid Kesadaran 10
Kesadaran 11 Kesadaran 12
Kesadaran 13 Kesadaran 14
Kesadaran 15 0,891
0,859 0,844
0,756 0,881
0,712 Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid
Reliabilitas 0,962
Reliabel
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Instrumen Pencegahan dan Penanggulangan IMS
Dari Tabel 3.8 di atas dapat diperoleh bahwa seluruh variabel pencegahan dan penanggulangan IMS sebanyak 6 pertanyaan mempunyai nilai r-hitung 0,361 r-
tabel dengan nilai cronbach alpha 0,767, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel pencegahan dan penanggulangan valid dan reliabel.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel
Dalam Penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah pelayanan IMS, pendukung pelayanan IMS. Sedangkan variabel dependen adalah Pencegahan
dan penanggulangan IMS. Maka pelayanan klinik IMS adalah berhasilnya pelayanan yang diberikan kepada pasien IMS dalam upaya pencegahan dan penanggulangan
IMS dengan baik.
Variabel Nilai
Corrected Item-Total
Cronbach’s Alpha
Keterangan
Pencegahan 1 0,414
Valid Pencegahan 2
0,642 Valid
Pencegahan 3 0,532
Valid Pencegahan 4
0,565 Valid
Pencegahan 5 0,621
Valid Pencegahan 6
0,588 Valid
Reliabilitas 0,767
Reliabel
Universitas Sumatera Utara
3.5.2. Definisi Operasional
1. Pelayanan IMS adalah pelayanan kegiatan yang diberikan kepada pasien untuk
mengatasi masalah kesehatan yang dialami pasien, dengan indikator sebagai berikut :
a. Layanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi adalah suatu kegiatan yang
dilakukan dengan memberikan rasa simpati dari petugas kesehatan melalui penyuluhan untuk menentukan sikap dalam membuat pilihan.
b. Promosi kondom adalah memberikan informasi tentang manfaat dan kegunaan
kondom. c.
Promosi Seks aman adalah memberikan informasi tentang hubungan seks yang aman agar terhindari IMS.
d. Pemeriksaan dan pengobatan adalah tindakan yang diberikan untuk mengobati
bagi WUS yang tertular dari IMS. 2.
Pendukung Pelayanan IMS adalah sarana dan prasana yang menunjang pelayanan IMS terhadap pasien IMS, dengan indikator sebagai berikut:
a. Sikap Petugas kesehatan SDM adalah sikap seseorang yang memberikan
asuhan terhadap pasien IMS dan yang memiliki kemampuan dalam menangani permasalahan.
b. Fasilitas adalah sarana penunjang dalam memberikan pelayanan kepada pasien
secara optimal seperti ruangan pemeriksaan, ruangan konsling, pengobatan. c.
Kesadaranminat masyarakat adalah kemauan dan keinginan masyarakat dalam melakukan pemeriksaan IMS.
Universitas Sumatera Utara
Variabel dependent: 1.
Pencegahan dan penanggulangan IMS adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah IMS.
3.6. Metode Pengukuran
3.6.1. Variabel Independen
a. Layanan KIE Diukur melalui 15 pertanyaan dengan item jawaban sangat puas, puas, tidak
puas dan sangat tidak puas. Adapun ketentuan pemberian bobot nilai pada item jawaban sebagai berikut : Nilai untuk pernyataan sangat puas = 4, puas=3, tidak
puas=2, sangat tidak puas=1 Machfoedz, 2010 Adapun skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah berjumlah 60.
Cara menentukan kategori tingkat Layanan KIE mengacu pada persentase berikut
Riduwan, 2007 :
1. Baik, apabila skor jawaban ≥ 60 nilai keseluruhan ≥36
2. Kurang baik, apabila skor jawaban 60 nilai keseluruhan 36
Skala ukur: Ordinal b.
Promosi Penggunaan Kondom Diukur melalui 6 pertanyaan dengan item jawaban sangat setuju, setuju, tidak
setuju dan sangat tidak setuju. Adapun ketentuan pemberian bobot nilai pada item jawaban sebagai berikut : Nilai untuk pernyataan sangat setuju = 4, setuju=3, tidak
setuju=2, sangat tidak setuju=1 Machfoedz, 2010
Universitas Sumatera Utara
Adapun skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah berjumlah 24. Cara menentukan kategori tingkat promosi penggunaan kondom mengacu pada
persentase berikut Riduwan, 2007 :
1. Promosi baik, apabila skor jawaban ≥ 60 nilai keseluruhan ≥14
2. Promosi kurang baik, apabila skor jawaban 60 nilai keseluruhan 14
Skala ukur: Ordinal c.
Promosi Seks yang Aman Diukur melalui 6 pertanyaan dengan item jawaban sangat setuju, setuju, tidak
setuju dan sangat tidak setuju. Adapun ketentuan pemberian bobot nilai pada item jawaban sebagai berikut : Nilai untuk pernyataan sangat setuju = 4, setuju=3, tidak
setuju=2, sangat tidak setuju=1 Machfoedz, 2010 Adapun skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah berjumlah 24.
Cara menentukan kategori tingkat promosi seks aman mengacu pada persentase
berikut Riduwan, 2007 :
1. Promosi baik, apabila skor jawaban ≥ 60 nilai keseluruhan ≥14
2. Promosi kurang baik, apabila skor jawaban 60 nilai keseluruhan 14
Skala ukur: Ordinal d. Pemeriksaan dan Pengobatan
Diukur melalui 6 pertanyaan dengan item jawaban sangat puas, puas, tidak puas dan sangat tidak puas. Adapun ketentuan pemberian bobot nilai pada item
jawaban sebagai berikut : Nilai untuk pernyataan sangat puas = 4, puas=3, tidak puas=2, sangat tidak puas=1 Machfoedz, 2010
Universitas Sumatera Utara
Adapun skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah berjumlah 24. Cara menentukan kategori tingkat pemeriksaan dan pengobatan mengacu pada
persentase berikut Riduwan, 2007 :
1. Baik, apabila skor jawaban ≥ 60 nilai keseluruhan ≥14
2. Kurang baik, apabila skor jawaban 60 nilai keseluruhan 14
Skala ukur: Ordinal e.
Sikap Petugas Kesehatan SDM Diukur melalui 10 pertanyaan dengan item jawaban Siap, cukup siap, kurang
siap, belum siap. Adapun ketentuan pemberian bobot nilai pada item jawaban sebagai berikut : siap S = 4, cukup siap CS = 3, kurang siap KS = 2 dan belum
siap BS = 1 Riduwan, 2007. Adapun skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah berjumlah 40.
Cara menentukan kategori tingkat SDM mengacu pada persentase berikut: 1.
Siap, apabila skor jawaban ≥ 60 nilai keseluruhan ≥24 2.
Belum Siap, apabila skor jawaban 60 nilai keseluruhan 24 Skala ukur: Ordinal
f. Fasilitas
Diukur melalui 10 pertanyaan dengan item jawaban Siap, cukup siap, kurang siap, belum siap. Adapun ketentuan pemberian bobot nilai pada item jawaban
sebagai berikut : siap S = 4, cukup siap CS = 3, kurang siap KS = 2 dan belum
siap BS = 1 Riduwan, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Adapun skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah berjumlah 40. Cara menentukan kategori fasilitas mengacu pada persentase berikut :
1. Baik, apabila skor jawaban ≥ 60 nilai keseluruhan ≥24
2. Kurang baik, apabila skor jawaban 60 nilai keseluruhan 24
Skala ukur: Ordinal g.
KesadaranMinat Masyarakat Diukur dengan menggunakan skala Likert dengan mengukur melalui 15
pertanyaan dengan item jawaban sangat setuju, setuju, tidak tahu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Adapun ketentuan pemberian bobot nilai pada item jawaban
sebagai berikut : Nilai untuk pernyataan sangat setuju= 4, setuju=3 tidak setuju = 2, sangat tidak setuju=1 Machfoedz, 2010
Adapun skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah berjumlah 60. Cara menentukan kategori tingkat kesadaran minat masyarakat mengacu pada
persentase berikut Riduwan, 2007 :
1. Baik, apabila skor jawaban ≥ 60 nilai keseluruhan ≥36
2. Kurang baik, apabila skor jawaban 60 nilai keseluruhan 36
Skala ukur: Ordinal
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.9. Aspek Pengukuran Variabel Bebas Independent No
. Variabel
Definisi Operasional
Kriteria Alat
Ukur Bobot
Nilai Skala
ukur
1. Layanan
KIE Kegiatan yang
dilakukan dengan memberikan rasa
simpati dari petugas kesehatan
melalui penyuluhan untuk
menentukan sikap dalam membuat
pilihan 1. Layanan
baik 2. layanan
kurang baik Kuesione
r ≥36
36 Ordin
al
2. Promosi
kondom Memberikan
informasi tentang manfaat dan
kegunaan kondom 1. promosi
baik 2. Promosi
kurang baik Kuesione
r ≥14
14 Ordin
al
3. Promosi
seks aman Memberikan
informasi tentang hubungan seks
aman agar terhindar dari
IMS 1.
Pro mosi Baik
2. Pro
mosi Kurang
Baik Kuesione
r ≥14
14 Ordin
al
4. Pemeriksaa
n dan Pengobatan
Tindakan yang diberikan untuk
mengobati WUS yang tertular IMS
1. Baik
2. Kurang
Baik Kuesione
r ≥14
14 Ordin
al
5. Sumberdaya
Manusia Petugas
Kesehatan Seseorang yang
memberikan asuhan terhadap
pasien IMS dan memiliki
kemampuan dalam menangani
permasalahan 1.
Siap 2.
Belu m Siap
Kuesione r
≥24 24
Ordin al
6. Fasilitas
Sarana Penunjang dalam
memberikan pelayanan kepada
pasien secara 1.
Baik 2.
Kura ng Baik
Kuesione r
≥24 24
Ordin al
Universitas Sumatera Utara
optimal
7. Kesadaran
Minat Masyarakat
Kemauan dan Minat Masyarakat
dalam melakukan pemeriksaan
1. Baik
2. Kurang
Baik Kuesione
r ≥36
36 Ordin
al
2.8.1. Variabel Dependent
Pencegahan dan Penanggulangan IMS Diukur melalui 6 pertanyaan dengan item jawaban Selalu, Kadang-kadang,
Tidak Pernah. Adapun ketentuan pemberian bobot nilai pada item jawaban sebagai
berikut : selalu = 3, kadang-kadang = 2, tidak pernah = 1.
Adapun skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah berjumlah 18. Cara menentukan kategori pencegahan dan penanggulangan IMS mengacu pada
persentase berikut Riduwan, 2007
1. Baik, apabila skor jawaban ≥ 60 nilai keseluruhan ≥10
2. Kurang Baik, apabila skor jawaban 60 nilai keseluruhan 10
Skala ukur : Ordinal
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.10 Aspek Pengukuran Variabel Terikat Dependent No
. Variabel
Definisi Operasional
Kriteria Alat
Ukur Bobo
t Nilai
Skala ukur
1. Pencegahan
dan Penanggulanga
n IMS
Upaya yang dilakukan untuk
menanggulangi masalah IMS
1. Baik 2. Kurang
Baik Kuesione
r ≥10
10 Ordina
l
3.7. Pengolahan dan Analisis Data
3.7.1. Pengolahan Data
Data yang sudah terkumpul diolah secara manual dan komputerisasi untuk mengubah data menjadi informasi. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data
dimulai dari editing, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperlukan. Coding, yaitu memberikan kode numerik atau angka kepada masing-masing kategori. Data entri
yaitu memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputerisasi.
3.7.2. Analisis Data 1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang distribusi frekuensi masing-masing variabel independen yang meliputi pelayanan IMS,
pendukung pelayanan serta variabel dependen yaitu upaya pencegahan dan penanggulangan IMS.
Universitas Sumatera Utara
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat sejauhmana hubungan variabel independen yaitu pelayanan IMS, pendukung pelayanan dengan variabel dependen
upaya pencegahan dan penanggulangan IMS dengan menggunakan uji chi square.
3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat adalah untuk melihat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen sehingga diketahui variabel independen yang
dominan pengaruhnya terhadap variabel dependen dengan menggunakan regresi logistik ganda Multiple Logistic regression.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Kuta Alam adalah puskesmas induk yang terletak di Jalan Twk Hasyim Banta Muda di kelurahan Mulia kecamatan Kuta Alam yang berjarak ± 2 km
dari pusat kota Banda Aceh atau ± 1,5 km dari Rumah Sakit Provinsi. Puskesmas Kuta Alam memiliki luas area 2.400 m
2
. Secara geografis batas wilayah kerja Puskesmas Kuta Alam :
1. Sebelah Barat dengan
: Kecamatan Kuta Raja 2.
Sebelah Timur dengan : Kecamatan Syiah Kuala
3. Sebelah Utara dengan
: Selat Malaka 4.
Sebelah Selatan dengan : Kecamatan Baiturrahman
Wilayah kerja puskesmas Kuta Alam mencakup 6 enam kelurahan. Jumlah penduduk yang berada diwilayah kerja puskesmas Kuta Alam adalah 28.117 jiwa
yang terdiri dari 14.315 orang laki-laki dan 13. 802 orang wanita. Puskesmas Kuta Alam memiliki fasilitas penunjang terdiri dari : Puskesmas
pembantu 1 unit unit yang berada di kelurahan Beurawe. Puskesmas Kuta Alam juga bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama.
49
Universitas Sumatera Utara
4.2 Gambaran Pelayanan Klinik IMS terhadap Upaya Pencegahan dan Penanggulangan IMS