4.2 Gambaran Pelayanan Klinik IMS terhadap Upaya Pencegahan dan Penanggulangan IMS
Puskesmas Kuta Alam dalam menjalankan upaya penanggulangan IMS dengan membuat suatu program inovasi kearifan Lokal dalam memberantas
penyakit menular seperti IMS. Dimana berdasarkan data tahun 2011 jumlah kasus IMS sebanyak 93 kasus meningkat pada tahun 2012 menjadi 270 kasus dengan
penderita terbanyak adalah jenis penyakit Sifilis 22,96, Servicitis 16,29 dan Gonore sebanyak 13,3 . Dimana untuk mengetahui gambaran tentang frekuensi
kasus IMS di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh sebagai berikut: Prevalence rate =
jumlah penderita lama dan baru suatu saat rate jumlah penduduk suatu waktu
x k Prevalence rate =
93+270 28117
x 100 = 1,29 Kondisi demikian dapat diartikan bahwa dalam setiap 100 orang penduduk di
wilayah Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh kemungkinan menderita Infeksi Menular Seksual sebanyak 1,3 orang.
Keadaan demikian tentunya sangat memerlukan penanganan yang konsisten melalui berbagai upaya Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam
penanggulangan IMS tersebut, diantaranya : 1.
Kegiatan pencegahan penyakit 2.
Memberikan penyuluhan tentang bahaya penyakit menular seksual dan akibatnya 3.
Melakukan kegiatan pengobatan yang diarahkan kepada kemampuan pengenalan diagnosa penyakit dan pengobatan segera.
Universitas Sumatera Utara
4. Melakukan upaya penjaringan penapisan terhadap penderita.
Selain itu, layanan IMS yang konprehensif yang diberikan secara memadai yang berada dibawah satu atap dan terintegrasi dengan layanan lain yang dibutuhkan
mulai dari : a.
Anamnesa b.
Pemeriksaan fisik dan pengambilan sampel c.
Diagnosis dan pengobatan yang tepat dan benar d.
Konseling tentang penyakit IMS dan pengobatannya e.
Demonstrasi cara pemakaian kondom dan melepaskannya. Klinik IMS di Puskesmas Kuta Alam terdiri dari :
a. Ruang Tunggu
b. Ruang konseling
c. Ruang pemeriksanlaboratorium
Klinik IMS juga memiliki 4 orang petugas yang terdiri dari : satu orang petugas konseling, satu orang petugas Administrasi, satu orang petugas pemeriksaan
dan satu orang dokter penanggung jawab. Dalam upaya pengobatan terhadap penyakit IMS tersebut, Puskesmas
berusaha mengoptimakan pelayanan terhadap masalah kesehatan yang dihadapi pasien yang disertai dengan pemeriksan laboratorium untuk mengetahui tingkat
keparahan penyakit. Kegiatan rujukan kerumah sakit dilakukan sebagai tindakan terakhir dalam upaya pengobatan. Untuk saat ini yang berwenang adalah RSU Dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Analisa Univariat 4.3.1 Karakteristik Responden