Peningkatan Sumber Daya Pelayanan Penanggulangan Infeksi Menular Seksual

pelayanan kesehatan ini mudah dijangkau dengan alat transportasi yang tersedia maka fasilitas tersebut akan banyak dipergunakan. 4. Mudah dijangkau affordable Pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau oleh masyarakat, hal ini dapat dilihat dari sudut biaya. Biaya pelayanan kesehatan yang diselenggarakan harus sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal hanya mungkin dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat saja bukanlah pelayanan kesehatan yang baik 5. Bermutu quality Pengertian pelayanan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang menunjukkan kepada tingkat kesempurnaan, disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.

2.2. Peningkatan Sumber Daya Pelayanan

Menurut J.B. Kristiadi dalam Safitrah, 2012, sasaran yang ingin diwujudkan melalui pendidikan dan pelatihan bagi sumberdaya manusia adalah diarahkan pada pengembangan dan peningkatan aspek-aspek yaitu: 1. Pengembangan dan kemampuan melaksanakan tugas dan peran sebagai petugas sehingga dapat memenuhi standar yang telah ditentukan untuk suatu tugas dan mampu mengambil keputusan secara mandiri dan profesional. Universitas Sumatera Utara 2. Meningkatkan motivasi, disiplin, kejujuran, etos kerja dan rasa tanggung jawab yang dilandasi dengan semangat jiwa pengabdian 3. Perubahan sikap yang lebih mengarah pada perkembangan, keterbukaan, sikap melanyani dan mengayomi masyarakat yang merupakan tugas dan tanggungjawab pokoknya. 2.3. Infeksi Menular Seksual IMS 2.3.1. Pengertian IMS Infeksi Menular Seksual IMS adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. Hubungan seks ini termasuk hubungan seks lewat liang senggama, lewat mulut oral atau lewat dubur Depkes RI, Depsos, BKKBN, 2005. IMS juga sering disebut penyakit kelamin atau penyakit kotor. Namun itu hanya menunjukkan pada penyakit yang ada di kelamin. Istilah IMS lebih luas maknanya, karena menunjuk pada cara penularannya. Tanda-tandanya tidak selalu ada di alat kelamin. Tanda-tandanya juga ada di alat penglihatan, , mulut, saluran pencernaan, hati, otak dan bagian tubuh lainnya. Contohnya HIVAIDS dan Hepatitis B yang menular lewat hubungan seks, tetapi penyakitnya tidak bisa dilihat dari alat kelaminnya. Artinya, alat kelaminnya masih tampak sehat meskipun orangnya membawa bibit penyakit-penyakit ini Depkes RI, Depsos, BKKBN, 2005 . Universitas Sumatera Utara

2.3.2. Jenis Penyakit Infeksi Menular Seksual IMS

IMS ada banyak sekali jenisnya. Beberapa diantaranya yang paling penting adalah Gonorrea GO atau kencing nanah, Klamidia, Herpes kelamin, Sifilis atau raja singa, Jengger ayam, Hepatitis dan HIVAIDS. Tidak semua IMS dapat diobati seperti HIVAIDS, Herpes, Jengger Ayam dan Hepatitis termasuk jenis-jenis IMS yang tidak bisa disembuhkan. HIVAIDS termasuk yang paling berbahaya, tidak bisa disembuhkan dan merusak kekebalan tubuh manusia untuk melawan penyakit apaun. Akibatnya orang menjadi sakit-sakitan dan banyak yang meninggal karenanya. Sementara Herpes sering kambuh dan sangat nyeri kalau kambuh. Pada Herpes yang diobati cuma gejala luarnya saja tetapi bibit penyakitnya akan tetap hidup didalam tubuh selamanya. Hepatitis juga tidak bisa disembuhkan akan tetapi ada jenis Hepatitis tertentu yang bisa dicegah dengan imunisasi Lelyana, 2006.

2.4. Penanggulangan Infeksi Menular Seksual

Pemerintah pada saat ini sudah membuat program penanggulangan HIVAIDS dikabupatenkota, dimana ada 6 enam program yang dilaksanakan yaitu 1 program Komunikasi Informasi dan Edukasi KIE sebagai upaya komunikasi perubahan perilaku KPP atau Behavior Change Communication BCC, 2 Program kondom 100, 3 Program penanganan IMS, 4 Program Harm Reduction, 5 Program Voluntary Conseling and Testing VCT yaitu jumlah dan mutu pelayanan dan konseling dan testing sukarela, 6 Program perawatan, pengobatan dan dukungan pada ODHA. Salah satu program tersebut yang juga merupakan kerjasama Universitas Sumatera Utara pemerintah dengan LSM yang sangat populer di seluruh Indonesia dan sampai saat ini terus dikembangkan adalah program pelayanan klinik IMS dan VCT KPA Nasional, 2005. Upaya pencegahan dan penanggulangan IMS di tingkat pelayanan dasar masih ditujukan kepada kelompok resiko tinggi berupa upaya pencegahan dan penanggulangan IMS dengan pendekatan sindrom. Saat ini ditemui hamabatan sosiobudaya yang sering mengakibatkan ketidaktuntasan dalam pengobatannya. Sehingga menimbulkan komplikasi IMS yang serius seperti kemandulan, keguguran dan kecacatan janin Depkes RI, Depsos, BKKBN, 2005. Pedoman penatalaksanaan IMS yang diterbitkan oleh Dirjen PP PL, 2012, tentang kriteria yang digunakan dalam pemilihan obat untuk IMS yaitu angka kesembuhan atau kemajuran tinggi sekurang-kurangnya 90 -95 diwilayahnya , harga murah, toksisitas yang masih dapat diterima, diberikan dalam dosis tunggal, cara pemberian peroral dan tidak merupakan kontra Indikasi pada ibu hamil, atau ibu menyusui. Kebijaksanaan dalam upaya penanggulangan HIVAIDS sebagai berikut: 1. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor termasuk kerjasama internasional dan meningkatkan peranserta masyarakat dalam penanggulangan IMS dan HIVAIDS. 2. Meningkatkan desentralisasi dengan pendekatan pelayanan kesehatan dasar. 3. Pencegahan adalah fokus utama dengan diintergrasikan perawatan, dukungan dan pengobatan Universitas Sumatera Utara 4. Memperkuat aspek manajemen dan aspek hukum dan perundangan yang berkaitan dengan upaya penanggulangan IMS dan HIVAIDS termasuk aspek perlindungan dan kerahasian dan aspek pencehagan deskriminasi stigmanisasi penderita IMS dan HIVAIDS 5. Mengintegrasikan kegiatan penanggulangan IMS dan HIVAIDS dengan penyakit lainnya antara lain tuberkulosis.

2.5. Klinik Infeksi Menular Seksual

Dokumen yang terkait

Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Infeksi Menular Seksual Di SMA Negeri 7 Medan

10 83 63

Pengetahuan Pasangan Suami Istri Tentang Penyakit Menular Seksual (PMS) Di Lingkungan IV Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai Tahun 2008

0 35 42

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONDOM PADA WANITA PEKERJA SEKSUAL (WPS) UNTUK PENCEGAHAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) DI KLINIK MENTARI PUSKESMAS PANJANG BANDAR LAMPUNG

3 19 73

Efektifitas Pelayanan Klinik Infeksi Menular Seksual Terhadap Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan IMS Pada Wanita Usia Subur Beresiko Di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013

0 0 2

Efektifitas Pelayanan Klinik Infeksi Menular Seksual Terhadap Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan IMS Pada Wanita Usia Subur Beresiko Di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013

0 0 8

Efektifitas Pelayanan Klinik Infeksi Menular Seksual Terhadap Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan IMS Pada Wanita Usia Subur Beresiko Di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013

0 1 37

Efektifitas Pelayanan Klinik Infeksi Menular Seksual Terhadap Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan IMS Pada Wanita Usia Subur Beresiko Di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013

0 2 3

Hubungan Pelayanan Klinik Infeksi Menular Seksual dengan Upaya Pencegahan dan Penanggulangan IMS pada Wanita Usia Subur Beresiko di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013

0 0 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pelayanan - Hubungan Pelayanan Klinik Infeksi Menular Seksual dengan Upaya Pencegahan dan Penanggulangan IMS pada Wanita Usia Subur Beresiko di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013

0 0 21

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Pelayanan Klinik Infeksi Menular Seksual dengan Upaya Pencegahan dan Penanggulangan IMS pada Wanita Usia Subur Beresiko di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013

0 0 10