1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana Hubungan Pelayanan Klinik Infeksi Menular Seksual dengan
Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Infeksi Menular Seksual pada Wanita Usia Subur Beresiko di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013“.
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pelayanan Klinik
IMS dengan Upaya pencegahan dan Penanggulangan IMS pada Wanita Usia Subur Beresiko di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013.
1.4. Hipotesis
Ada Hubungan Pelayanan Klinik Infeksi Menular Seksual dengan Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Menular Seksual pada Wanita Usia Subur
Beresiko di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1.
Diharapkan bagi lahan penelitian dapat meningkatkan Program pelayanan sesuai dengan standar minimun klinik IMS .
2. Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan agar memberikan advokasi dan
mensosialisasikan kemasyarakat, KIE dengan kerjasama lintas sektoral.
Universitas Sumatera Utara
3. Memperkaya wawasan dan implementasi ilmu yang diperoleh dari perkuliahan penanggulangan IMS.
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi peneliti
selanjutnya yang berkaitan dengan penanggulangan IMS.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pelayanan
Pelayanan pada dasarnya adalah cara melayani, membantu, menyikapi, mengurus, menyelesaikan keperluan kebutuhan seseorang atau sekelompok orang.
Dan kegiatan pelayanan pada dasarnya menyangkut pemenuhan suatu hak Kurniawan dalam Safitrah, 2012.
Upaya pelayanan kesehatan menurut Undang-undang kesehatan Nomor 36 tahun 2009 disebutkan bahwa setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang
dilakukan secara terpadu,terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan atau masyarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan menurut Eneenderhealth 2003 dalam Safitrah, 2012, antara lain:
1. Adanya komitmen petugas kesehatan
2. Terpenuhinya kebutuhan akan supervisi yang memfasilitasi
3. Managemen, informasi , pelatihan dan pengembangan sarana pelayanan
4. Terpenuhinya kebutuhan akan bahan dan infrastruktur.
5. Terpenuhinya hak klien untuk mendapatkan informasi agar mendapatkan
pelayanan yang diharapkan, diantaranya: pelayanan yang aman dan nyaman,
11
Universitas Sumatera Utara
pelayanan yang mengtamakan privasi dan menjaga kerahasiaan, pelayanan yang sopan, ramah dan nyaman, dapat mengemukakan pendapat atau masalah secara
bebas dan hak untuk kelansungan pelayanan. Menurut Azwar 2006 dalam Ridha, 2008, beberapa syarat pokok pelayanan
kesehatan yang baik, sebagai berikut: 1.
Tersedia dan berkesinambungan available Pelayanan kesehatan harus tersedia
dimasyarakat serta bersifat berkesinambungan artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
oleh masyarakat, tidak sulit ditemukan serta keberadaannya dalam masyarakat ada pada setiap saat dibutuhkan
2. Dapat diterima dan wajar acceptable
Pelayanan kesehatan dapat diterima oleh masyarakat serta bersifat wajar, artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan
kepercayaan masyarakat serta bersifat tidak wajar bukanlah pelayanan kesehatan yang baik
3. Mudah dicapai accessible
Pelayanan kesehatan mudah dicapai oleh masyarakat terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik maka
pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting. Pelayanan kesehatan yang selalu berkonsentrasi didaerah perkotaan saja dan sementara itu
tidak ditemukan dipedesaan, bukanlah pelayanan yang baik. Apabila fasilitas
Universitas Sumatera Utara
pelayanan kesehatan ini mudah dijangkau dengan alat transportasi yang tersedia maka fasilitas tersebut akan banyak dipergunakan.
4. Mudah dijangkau affordable
Pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau oleh masyarakat, hal ini dapat dilihat dari sudut biaya. Biaya pelayanan kesehatan yang diselenggarakan harus sesuai
dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal hanya mungkin dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat saja bukanlah
pelayanan kesehatan yang baik 5.
Bermutu quality Pengertian pelayanan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang
menunjukkan kepada tingkat kesempurnaan, disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.
2.2. Peningkatan Sumber Daya Pelayanan