44
Diagram di atas menunjukkan selisih skor pada pretest dan posttest kemampuan mengaplikasi baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Kenaikan skor pada kelompok kontrol dari pretest ke posttest dengan harga M = 1,66 ke M = 1,98 dengan selisih M = 0,32. Sedangkan kenaikan skor pada
kelompok eksperimen dari pretest ke posttest dengan harga M = 1,63 ke M = 2,39 dengan selisih M = 0,76. Berdasarkan selisih data di atas, kelompok eksperimen
mengalami kenaikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.
4.1.1.4 Uji Besar Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap
Kemampuan Mengaplikasi
Langkah keempat adalah uji besar pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi. Uji ini dilakukan untuk mengetahui besar
pengaruh effect size dari penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi. Untuk mengetahui effect size bisa dilakukan dengan mencari
koefisien korelasi r dengan rumus
untuk data yang memiliki distribusi normal dan
untuk data yang memiliki distribusi tidak normal
Field, 2009:332. Tabel 12. Besar Pengaruh terhadap Kemampuan Mengaplikasi lihat lampiran
nomor 27
No. Kelompok
tZ df
r R
2
Keterangan 1
Kontrol 30
-0,27 0,0729
7,29 Efek kecil
2 Eksperimen
t = 31
0,70 0,49
49 Efek besar
Berdasarkan tabel di atas koefisien korelasi r yang ditunjukkan pada kelompok kontrol untuk mengetahui effect size adalah sebesar -0,27. Nilai r =
-0,27 menunjukkan efek kecil yang setara dengan 7,29. Sedangkan pada kelompok eksperimen koefisien korelasi r yang didapat
adalah 0,70. Nilai r = 0,70 menunjukkan efek besar yang setara dengan 49. Hal ini menunjukkan bahwa metode inkuiri berpengaruh besar pada kemampuan
mengaplikasi yaitu 49.
45
4.1.1.5 Uji Retensi Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap
Kemampuan Mengaplikasi
Langkah kelima adalah uji retensi pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi. Uji retensi pengaruh bertujuan untuk melihat kembali
pengaruh penggunaan metode inkuiri dua bulan setelah pembelajaran berlangsung dengan posttest yang kedua sejak posttest pertama. Dari perhitungan data
normalitas dengan uji Kolmogorov Smirnov diperoleh data normal pada kedua kelompok untuk posttest II variabel mengaplikasi. Analisis statistik yang
digunakan adalah paired t-test dengan tingkat kepercayaan 95. Hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut:
H
null
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest pertama dan skor posttest kedua.
H
i
: Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest pertama dan skor posttest kedua.
Kriteria untuk menguji perbedaan skor pretest dan posttest adalah sebagai berikut: 1. Jika harga sig. 2-tailed 0,05, H
null
diterima dan H
i
ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor posttest pertama ke posttest
kedua. Dengan kata lain tidak terdapat penurunan yang signifikan antara skor posttest pertama ke posttest kedua pada kemampuan mengaplikasi.
2. Jika harga sig. 2-tailed 0,05, H
null
ditolak dan H
i
diterima. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara skor posttest pertama ke posttest kedua.
Dengan kata lain terdapat penurunan yang signifikan antara skor posttest pertama ke posttest kedua pada kemampuan mengaplikasi.
Tabel 13. Perbedaan Skor Posttest Pertama ke Posttest Kedua Kemampuan Mengaplikasi Lihat lampiran nomor 14
No. Kelompok
Mean PeningkatanPenurunan
Signifikansi Keputusan
Posttest I Posttest II
1. Kontrol
1,98 1,91
Penurunan : 3,53 0,654
Tidak Berbeda 2.
Eksperimen 2,39
2,36 Penurunan : 1,25
0,857 Tidak Berbeda
Pencapaian selisih skor rata-rata kemampuan mengaplikasi pada kelompok eksperimen dengan menggunakan metode inkuiri dapat ditunjukkan dengan harga
M = 0,02875, SE = 0,15783. Sedangkan kelompok kontrol yang menggunakan
46
metode ceramah dengan harga M = 0,07548, SE = 0,16683, t30 = 0,452, p 0,05 atau 0,654.
Dari tabel di atas harga sig. 2-tailed kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sama-sama 0,05 yaitu 0,654 pada kelompok kontrol dan 0,857 pada
kelompok eksperimen maka H
null
diterima dan H
i
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok
kontrol eksperimen. Dengan kata lain bahwa tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I dan posttest II baik pada kelompok kontrol maupun
kelompok eksperimen. Kelima langkah tersebut dapat diringkas pada diagram di bawah ini.
Gambar 13. Hasil Pretest, Posttest I, Posttest II Kemampuan Mengaplikasi Diagram di atas menunjukkan penurunan skor pada posttest I ke posttest II
kemampuan mengaplikasi baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Penurunan skor pada kelompok kontrol dari posttest I ke posttest II dengan harga
M = 1,98 ke M = 1,91 dengan selisih M = 0,07. Sedangkan penurunan skor pada
kelompok eksperimen dari posttest I ke posttest II dengan harga M = 2,39 ke M =
2,36 dengan selisih M = 0,03. Berdasarkan data yang didapat, kelompok kontrol
mengalami penurunan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok eksperimen.
47
4.1.2 Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan
Menganalisis
Variabel independen kedua yang diteliti adalah kemampuan menganalisis. Penelitian ini dilakukan dengan mengujikan instrumen pretest dan posttest kepada
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan menyangkut level kognitif menganalisis. Hipotesis pada penelitian ini adalah penggunaan metode
inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menganalisis pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya, siswa kelas V SD Kanisius Sengkan
Yogyakarta tahun ajaran 20122013. Data yang diperoleh kemudian diuji normalitasnya
dengan menggunkan
uji Kolmogorov-Smirnov
dengan menggunakan program SPSS 20 atau dikenal dengan IBM SPSS Statistics 20 for
Windows. Uji normalitas untuk menentukan uji statistik yang akan digunakan dalam analisis data responden, berdasarkan kriteria berikut:
1. Jika harga sig. 2-tailed 0,05, distribusi data dikatakan normal. 2. Jika harga sig. 2-tailed 0,05, distribusi data dikatakan tidak normal.
Berdasarkan kriteria di atas diperoleh data seperti pada tabel di bawah ini: Tabel 14. Hasil Uji Normalitas pada Kemampuan Menganalisis dengan
Kolmogorov-Smirnov. Lihat lampiran nomor 14
No. Aspek
Nilai Signifikansi
Keterangan 1.
Rerata skor Pretest kelompok kontrol 0,630
Normal 2.
Rerata skor Posttest kelompok kontrol 0,629
Normal 3.
Rerata skor Pretest kelompok eksperimen 0,191
Normal 4.
Rerata skor Posttest kelompok eksperimen 0,218
Normal
Berdasarkan tabel di atas, menurut kriteria yang digunakan dapat diketahui bahwa distribusi semua data kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tersebut
merupakan data yang mempunyai distribusi normal karena harga sig. 2-tailed 0,05. Hal ini dapat dilihat harga signifikansi pada pretest kelompok kontrol yaitu
,63, dan harga signifikansi pada posttest kelompok kontrol yaitu ,629. Pada kelompok eksperimen harga signifikansi pretest yaitu ,191 dan harga signifikansi
posttest yaitu ,218, sehingga distribusi data pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen pada variabel menganalisis dinyatakan normal. Data dari
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ini akan dianalisis dengan menggunakan statistik parametrik t-test.
48
Analisis data pada kemampuan menganalisis dilakukan dengan lima langkah berikut: 1 Uji perbedaan skor pretest, membandingkan skor pretest
antara kelompok kontrol dan kelompok eksperiemen untuk mengetahui perbedaan kemampuan awal siswa sebelum mendapat perlakuan. 2 Uji perbedaan skor
pretest ke posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk mengetahui kenaikan skor pada masing-masing kelompok. 3 Uji selisih pretest dan posttest
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis. 4 Uji besar
pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis. 5 Uji retensi pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis.
4.1.2.1 Uji Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Menganalisis