16
1. Cahaya Merambat Lurus
Gambar 2. Cahaya Dapat Merambat Lurus Sumber: Wiwik, 2009:79
Gambar di atas membuktikan bahwa cahaya datang merambat lurus. Cahaya dalam ruangan berasal dari jendela ruang. Cahaya langsung mengenai meja dan
vas bunga. Cahaya merambat lurus menyebabkan terbentuknya bayangan dari benda
yang terkena cahaya. Cahaya dapat merambat lurus karena melewati medium yang sama Munawar, 2009:146.
2. Cahaya Menembus Benda Bening
Pada saat merambat, cahaya dapat terhalang suatu benda. Jika mengenai suatu benda, ada tiga kemungkinan yang akan terjadi.
a. Cahaya tidak diteruskan. b. Cahaya diteruskan sebagian.
c. Cahaya diteruskan seluruhnya Munawar, 2009:148.
Gelas berisi air jernih, kaca, dan plastik, jika dikenai cahaya, hampir semua sinar cahaya akan diteruskan. Benda-benda yang dapat ditembus cahaya
disebut benda bening. Buku tebal dan kayu jika dikenai cahaya, hampir semua sinar tidak dapat diteruskan. Benda-benda yang tidak dapat ditembus cahaya
disebut benda gelap. Kain dapat ditembus cahaya, tetapi tidak semua cahaya diteruskan. Cahaya hanya diteruskan sampai ke bagian belakang benda. Benda
semacam ini disebut benda keruh atau buram Muslim, 2009:81.
3. Cahaya Dapat Dipantulkan
Ketika cahaya mengenai suatu benda, maka sebagian cahaya akan diteruskan ke dalam benda yang dikenainya dan sebagian lagi akan dipantulkan
kembali. Contoh:
17
a Kita dapat melihat benda pada siang hari walaupun semua lampu dimatikan karena sinar matahari dipantulkan oleh benda-benda di sekeliling kita.
b Lampu senter yang diarahkan ke cermin menimbulkan berkas sinar pada arah berbeda. Berkas sinar yang ditimbulkan seakan-akan berasal dari
cermin. Tahap-tahap pemantulan dapat dituliskan sebagai berikut:
a Cahaya datang mengenai bidang pantul, b Kemudian cahaya dipantulkan oleh bidang pantul
c Cahaya memantul mengenai mata kita Pemantulan cahaya ada dua macam, yaitu:
a Pemantulan teratur, terjadi pada permukaan yang rata dan tidak tembus cahaya. Pemantulan ini disebut pemantulan searah.
b Pemantulan tak teratur terjadi pada permukaan yang tidak rata. Pemantulan ini disebut pemantulan difusbaur Sulistyowati, 2009:97
Gambar 3. Macam-macam Pemantulan
a Pemantulan baur atau difus b Pemantulan teratur
Sumber: Choirulamin, 2009:128
Hukum pemantulan cahaya
Gambar 4. Hukum Pemantulan Cahaya Sumber: Sulistyowati, 2009:97
a Besar sudut datang sama dengan sudut pantul b Sinar datang, garis normal, sinar pantul berada pada satu bidang datar.
18
4. Cahaya Dapat Dibiaskan
Menurut Wiwik 2009:84 cahaya merambat melalui dua medium yang berbeda. Misalnya dari suatu zat ke zat yang lain dengan kerapatannya
berbeda. Cahaya tersebut mengalami pembiasan atau pembelokan. Medium adalah zat perantara yang dilalui. Kerapatan zat berbeda-beda. Kerapatan gelas
bening lebih besar daripada kerapatan air jernih. Kerapatan air jernih lebih besar daripada kerapatan udara.
a. Bila cahaya datang dari medium renggang ke medium yang lebih rapat, maka cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya pembiasan
dari udara ke air.
Mendekati garis normal
Gambar 5. Pembiasan Cahaya Mendekati Garis Normal Sumber: Wiwik, 2009:84
b. Bila cahaya datang dari medium rapat ke medium renggang maka cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Misalnya pembiasan cahaya dari air
ke udara.
Menjauhi garis normal
Gambar 6. Pembiasan Cahaya Menjauhi Garis Normal Sumber: Wiwik, 2009:84
Dalam kehidupan sehari-hari, beberapa peristiwa yang berhubungan dengan pembiasan cahaya, antara lain sebagai berikut.
19
a. Dasar sungai yang airnya jernih tampak lebih dangkal dari sebenarnya, karena sinar-sinar yang berasal dari dasar sungai dibiaskan.
b. Jalan raya yang beraspal pada siang hari tampak berair. Hal ini karena lapisan udara di atas aspal lebih panas sehingga lebih rapat dibandingkan
dengan lapisan udara di atasnya. Peristiwa ini dinamakan fatamorgana yang merupakan penipuan terhadap mata kita Muslim, 2009:84.
Gambar 7. Contoh Pembiasan Cahaya Sumber: Muslim, 2009:84
5. Cahaya Dapat Diuraikan