BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Iklim Tropis
Indonesia terletak di dekat khatulistiwa dan memiliki iklim tropis. Dua pertiga dari Indonesia terdiri dari hutan hujan tropis yang merupakan rumah bagi
sebanyak 40.000 tanaman yang berbeda dan terdapat banyak hewan langka Skwirk, 2015.
Variabel utama iklim di Indonesia bukan suhu atau tekanan udara, tapi curah hujan. Terlintasi oleh garis khatulistiwa, Indonesia memiliki iklim tropis
hampir seluruh daerah, dengan dataran pantai rata-rata 28°C, pedalaman dan daerah pegunungan rata-rata 26°C dan daerah pegunungan yang lebih tinggi 23°C.
Kelembaban didaerah tersebut relatif cukup tinggi dan sejajar Weather Online, 2015.
Kepulauan Indonesia berada di garis khatulistiwa. Hal ini berarti bahwa seluruh daerah di Indonesia terletak di iklim tropis namun ada variasi cuaca di
pulau-pulau Indonesia yang berbeda. Secara umum iklim di seluruh Indonesia panas dan lembab. Kelembaban menunjukkan volume kelembaban yang tinggi di
udara Skwirk, 2015. Meskipun sebagian besar wilayah Indonesia panas sepanjang tahun,
namun tidak di beberapa daerah. Seperti halnya gunung tertinggi di Indonesia, puncak Jaya Wijaya yang memiliki tinggi hampir 5.000 meter dan bagian atas
ditutupi salju sepanjang tahun Skwirk, 2015.
7
Indonesia hanya memiliki musim penghujan dan kemarau. Musim hujan biasanya berlangsung dari sekitar bulan November sampai Maret. Musim ini
terjadi ketika angin dikenal sebagai angin monsoon di arah pergeseran Indonesia dan berasal dari Samudera Hindia. Angin ini membawa hujan lebat tetapi jumlah
hujan bervariasi di berbagai bagian Indonesia Skwirk, 2015. Musim kemarau biasanya dari akhir Mei sampai Oktober. Pada saat
musin ini angin muson bertiup dari arah yang berlawanan dengan musim hujan. Angin kering dan memiliki curah hujan yang sangat sedikit. Selama musim
kemarau hutan dapat mengering dan kebakaran menjadi bahaya tersendiri, mirip dengan kebakaran hutan di Australia Skwirk, 2015.
Kondisi fisik di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dapat ditinjau dari kondisi geografi, iklim, geologi, gomorfologi, jenis tanah, dan hidrologi daerah.
Kondisi geografi daerah menerangkan tentang posisi spasial daerah dalam kaitannya dengan daerah lain yang ada di sekitarnya, baik dalam hal luas wilayah,
batas-batas wilayah, maupun batas-batas potensi sumberdaya alam kewilayahan. Penggambaran kondisi geografi daerah dilakukan baik dengan deskripsi tulisan
maupun melalui presentasi peta wilayah Pemda DIY, 2010. Kondisi iklim suatu potensi sangat berpengaruh pada potensi daerah
bersangkutan, baik dalam potensi sumberdaya alam maupun dalam potensi kebencanaan alam. Deskripsi klimatologis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
yang diuraikan berupa curah hujan dan suhu udara. Kedua parameter iklim ini sangat berpengaruh pada potensi pengembangan sumberdaya alam, baik dilihat
sebagai potensi cadangan alamiah maupun potensi alam berkesinambungan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Curah hujan sebagai input air ke permukaan bumi membawa akibat pada variasi potensi hidrologi daerah bersangkutan, sehingga uraian hidrologi daerah tidak
boleh dipisahkan dengan kondisi klimatologisnya, terutama dengan curah hujan. Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan mengalami proses-proses evaporasi
kembali ke atmosfer sebagai uap air, infiltrasi menjadi air tanah, dan genanganlimpasan sebagai air permukaan Pemda DIY, 2010.
Secara astronomis, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terletak antara 70 33 LS - 8 12 LS dan 110 00 BT - 110 50 BT. Komponen fisiografi yang
menyusun Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari 4 empat satuan fisiografis yaitu Satuan Pegunungan Selatan Dataran Tinggi Karst dengan
ketinggian tempat berkisar antara 150 - 700 meter, Satuan Gunungapi Merapi dengan ketinggian tempat berkisar antara 80 - 2.911 meter, Satuan Dataran
Rendah yang membentang antara Pegunungan Selatan dan Pegunungan Kulon Progo pada ketinggian 0 - 80 meter, dan Pegunungan Kulon Progo dengan
ketinggian hingga 572 meter Pemda DIY, 2010. Curah hujan rata-rata 2.012 mmthn dengan 119 hari hujan, suhu rata-rata
27,2°C dan kelembaban rata-rata 24,7. Angin pada umumnya bertiup angin muson dan pada musim hujan bertiup angin barat daya dengan arah 220° bersifat
basah dan mendatangkan hujan, pada musim kemarau bertiup angin muson tenggara yang agak kering dengan arah ± 90° - 140° dengan rata-rata kecepatan 5-
16 knotjam Pemda DIY, 2010. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Melon