Penentuan Kadar Residu Clean Up Residu Azoxystrobin dari Matrik Buah Melon dengan SPE C

Pada gambar di atas ditunjukkan kurva baku yang digunakan untuk menghitung kadar terhitung dari residu fungisida azoxystrobin yang telah diplotkan pada program power fit Utrecht University Faculteit Scheikunde. Pada program informasi lainnya juga didapatkan persamaan dari kurva baku yaitu Fx = -0,18373 + 9,20246 x dan correlation coefficient r 0,9995 menggunakan 95,0 confidence limits. Nilai r ini memenuhi persyaratan nilai r untuk uji kategori impurity , yaitu ≥ 0,98 Ahuja dan Dong, 2005. Oleh karena itu metode ini memiliki linearitas yang baik untuk penetapan kadar.

1. Penentuan Kadar Residu

Azoxystrobin dalam Buah Melon pada Lahan Siliran, Kulon Progo Hasil analisis kadar residu fungisida azoxystrobin dalam keseluruhan, kulit dan daging, pada Lahan Siliran, Kulon Progo dapat dilihat pada tabel VIII. Pada tabel tersebut ditemukan hasil bahwa angka kadar residu fungisida azoxystrobin terjadi penurunan baik pada keseluruhan, kulit maupun daging buah melon. Hal ini menunjukan terjadinya proses hilangnya residu azoxystrobin. Tabel VIII. Kadar Residu Fungisida Azoxystrobin di Lahan Siliran Kulon Progo Hari Setelah Terakhir Aplikasi Keseluruhan mgkg Kulit mgkg Daging mgkg -1 0,002 0,002 0,003 0,080 0,115 0,006 1 0,043 0,045 0,005 3 0,029 0,021 0,004 5 0,031 0,026 0,004 7 0,010 0,017 0,003 14 0,002 0,004 0,001 kontrol 0,000 0,000 0,000 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kontrol sampel yang tidak diberikan perlakuan didapat hasil 0 mgkg pada semua bagian buah. Sampel kontrol membuktikan bahwa petani memang tidak menggunakan pestisida atau fungisida yang memiliki zat aktif yang sama dengan zat aktif fungisida sebagai larutan uji yaitu azoxystrobin. Pembuktian hipotesis 1 pada penelitian ini dapat dianalisis dengan uji signifikansi menggunakan uji T antara kadar residu azoxystrobin pada kulit dan daging buah. Uji signifikansi diawali dengan uji F untuk melihat signifikansi antara standart deviasi antar slope dari kurva kadar residu azoxystrobin pada kulit dan daging buah. Rumus uji F yaitu: � ℎ�� = �1 2 �2 2 Dari hasil perhitungan didapat hasil signifikansi standar deviasi antar slope tidak signifikan yang dapat dilihat dari tabel dibawah. Tabel IX. Hasil Uji F Standar Deviasi Slope dari Kurva Kadar Residu Azoxystrobin pada Kulit dan Daging Buah Lahan Kulon Progo Alfa F hitung F table Kesimpulan 0,05 0,0001 5,05 Tidak signifikan Tahap selanjutnya dilakukan uji T menggunakan rumus : � ℎ�� = | �1 − �2| �� 1 �1 + 1 �2 Dimana b1 adalah nilai slope kurva kadar residu pada kulit buah dan b2 adalah nilai slope kurva kadar daging buah. Kemudian dicari degree of freedom dengan persamaan: �� = �1 + �2 − 2 Tabel X. Hasil Uji T Slope dari Kurva Kadar Residu Azoxystrobin pada Kulit dan Daging Buah Lahan Kulon Progo Alfa T hitung T table Kesimpulan 0,05 4.679 1,812 signifikan Hasil perhitungan uji T dengan α 0,05 menyatakan kadar residu azoxystrobin pada kulit dan daging buah memiliki kadar residu azoxystrobin berbeda signifikan karena nilai T hit T tabel. Oleh karena itu, dapat disimpulkan kadar residu azoxystrobin pada kulit buah lebih besar daripada kadar residu azoxystrobin pada daging buah. Kadar residu azoxystrobin pada daging buah di lahan Kulon Progo didapat 0,006 mgkg pada hari aplikasi dan turun hingga sebesar 0,001 mgkg pada hari ke-14 setelah aplikasi. Hal ini dapat dikarenakan penentrasi azoxystrobin pada lahan Kulon Progo sangat cepat dan buah yang berada di atas tanah langsung membuat residu fungisida azoxystrobin pada tanah dapat ikut berpenetrasi ke dalam daging buah. Azoxystrobin yang bersifat sistemik membuat residunya dapat menembus bagian-bagian dari tanaman dengan jalur pada xylem atau floem Asviatuti, 2008.

2. Penentuan Kadar Residu