tertentu dapat diperkirakan dengan menerapkan pada berbagai program komputer Ambrus, 2002.
Atas dasar data residu dari uji coba lapangan yang diawasi Timme, Frehse, dan Laska mengembangkan model evaluasi dan menerapkan berbagai formula
untuk linierisasi kurva penurunan residu untuk mendapatkan hubungan linear antara residu terukur R dan waktu t. Dengan demikian, statistik regresi linear
dapat digunakan untuk menghitung penurunan residu yang paling cocok dan keyakinan interval untuk data eksperimen. Nilai model yang digambarkan untuk
merekonstruksi kurva penurunan dalam bentuk aslinya Ambrus, 2002.
J. Penilaian Keamanan Residu Fungisida
Praktik penggunaan fungisida oleh petani pada umumnya tidak didasarkan pertimbangan ekologi dan ekonomi. Beberapa cara yang umum dilakukan oleh
petani antara lain adalah penyemprotan pestisida dengan dosis tinggi, pencampuran berbagai jenis pestisida dan bahan lain, metode dan teknik
penyemprotan yang belum atau tidak benar, frekuensi penyemprotan tinggi dan tidak memperhatikan waktu penyemprotan terakhir sebelum panen.
Residu fungisida adalah zat tertentu yang terkandung dalam hasil pertanian, bahan pangan, atau pakan hewan, baik sebagai akibat langsung maupun
tidak langsung dari penggunaan fungisida. Istilah ini mencakup senyawa turunan pestisida, seperti senyawa hasil konversi, metabolit, senyawa hasil reaksi, dan zat
pengotor yang dapat memberikan pengaruh toksikologis DEPTAN, 2006. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Masalah residu funngisida pada hasil pertanian mendapat perhatian yang serius bagi kepentingan nasional maupun internasional, hal ini disebabkan antara
lain: 1.
Makin meningkatnya kesadaran konsumen tentang pengaruh negative residu fungisida pada hasil pertanian terhadap kesehatan manusia. Konsumen akan
memilih hasil pertanian yang aman untuk dikonsumsi atau kalaupun ada residu, makan kadarnya masih di bawah batas toleransi.
2. Makin ketatnya persyaratan keamanan pangan yang berakibat pada
meningkatnya tuntutan terhadap mutu pangan kualitas produk. 3.
Terjadinya hambatan perdagangan hasil pertanian terutama dalam ekspor masalah residu fungisisda sudah menjadi persyaratan internasional yang
ditetapkan oleh Codex Alimentarius Commisison CAC. 4.
CAC telah menetapkan maximum residue limits MRLs pestisida. Indonesia juga telah mengatur batas maksimum residu pestisida pada hasil pertanian.
Untuk mengurangi dampak negatif residu fungisida, selain dengan aplikasi 6 tepat agar penggunaan yang efektif, pestisida yang dipilih hendaknya
mempunyai DT
50
kecil mudah terdegradasi di alam. Namun, informasi tentang DT
50
tidak mudah diperoleh karena tidak tercantum dalam label fungisida Kamali, 2008.
K. Landasan Teori