5. Uji Pengaruh Geografis terhadap Pola Laju Disipasi
Untuk mengetahui pengaruh geografis terhadap pola laju disipasi menggunakan uji signifikansi ANOVA pada slope antara laju disipasi lahan
Kulon Progo, Bantul, dan Sleman Miller, 2010.
G. Alur Penelitian
1. Persiapan dan Perlakuan Lahan Permodelan
Penanaman Tanaman Melon
Aplikasi formula fungisida azoxystrobin pada plot perlakuan sesuai perhitungan dosis aplikasi fungisida azoxystrobin dengan kadar formulasi 200 mgL dengan
aturan pakai 1mlL larutan semprot dengan kadar tinggi: Semprot 1: Muncul bakal buah pada bunga
Semprot 2: 10 hari setelah penyemprotan pertama Semprot 3: Menjelang panen kematangan ± 75
Gambar 3. Skema Persiapan dan Perlakuan Buah Melon di Lahan Permodelan
Kontrol Perlakuan
Kontrol Perlakuan
2. Pengambilan Sampel Buah Melon
Pengambilan 5 buah melon sampel pada -1, 0, 1 ,3, 5, 7, 14 hari setelah aplikasi terakhir dan sampel kontrol
Gambar 4. Skema Pengambilan Sampel Buah Melon di Lahan Perlakuan
100 tanaman melon
Dibagi menjadi 3 bagian
Bagian 1 Bagian 2
Bagian 3
Pilih 1 buah
secara acak per
hari sampling
Pilih 3 buah
secara acak per
hari sampling
Pilih 1 buah
secara acak per
hari sampling
3. Penetapan Kadar Residu Fungisida
Azoxystrobin, Laju Disipasi, DT
50
, dan PHI pada Buah Melon
Gambar 5. Skema Penetapan Kadar, Laju Disipasi, DT
50
, dan PHI Residu Fungisida
Azoxystrobin pada Buah Melon
5 buah melon sampel pada -1, 0, 1, 3, 5, 7, 14 hari setelah aplikasi terakhir dan sampel kontrol
Ekstraksi LLE
Clean Up SPE
Determinasi dengan GC ECD Preparasi dan homogenisasi sampel
Analisis Data Kadar residu dalam kulit, daging, dan
keseluruhan sampel
Laju disipasi setiap lahan Hipotesis 1
Hipotesis 2
DT
50
dan PHI Hipotesis 3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Lahan Model Pekebunan Melon
Penelitian yang berjudul Asesmen Paparan Residu Fugisida Azoxystrobin dalam Buah Melon Cucumis melo L. terhadap Keamanan Konsumen di Daerah
Istimewa Yogyakarta dilakukan untuk melihat laju disipasi residu fungisida azoxystrobin di dalam buah melon kemudian menentukan DT
50
dan PHI. DT
50
menggambarkan lama waktu dimana residu fungisida azoxystrobin terdegradasi 50 pada buah melon. PHI digunakan untuk menentukan waktu panen yang tepat
agar buah melon aman dari residu fungisida azoxystrobin dengan kadar dibawah positive list yaitu sebesar 0,01 mgkg. Oleh karena itu, laju disipasi sangat penting
untuk diketahui supaya melon yang dikonsumsi aman dari residu fungisida. Penelitian ini dimulai dengan menyiapkan model perlakuan untuk
penetapan kadar residu fungisida azoxystrobin pada buah melon. Model perkebunan melon dipilih dari 3 perkebunan melon di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Model perkebunan melon yang dipilih harus memiliki kriteria inklusi sebagai berikut :
1. Lahan menggunakan melon dengan bibit merk Action sp.
2. Lahan tidak menggunakan fungisida atau pestisida yang lain dengan zat
aktif azoxystrobin 3.
Perbedaan setiap lahan pada sistem tanam, kondisi geografis, dan tekstur tanah.
48