Selanjutnya dikeringkan menggunakan nitrogen sehingga memperoleh ekstrak kering. Hasil ekstraksi di dalam flakon yang sudah kering ditambahkan
0,5 ml aquabidest kemudian didegasing selama 5 menit.
6. Clean up Sampel Azoxystrobin dari Matrik Buah Melon dengan SPE C18
a. Pengkondisian dan loading sampel SPE C
18
. Pengkondisian dilakukan dengan memasukkan 5 ml metanol ke dalam SPE C
18
hingga seluruhnya keluar dari SPE C
18
dan dilanjutkan dengan memasukkan 5 ml aquabidest ke dalam SPE C
18
. Sebelum aquabidest keluar seluruhnya dari SPE C
18
, larutan hasil degasing dimasukkan ke dalam SPE C
18
. b.
Pencucian. Pencucian dilakukan dengan menambahkan 5 ml aquabidest ke dalam flakon sedikit demi sedikit untuk mencuci flakon yang telah
digunakan. Setiap penambahan aquabidest hasil cucian kemudian dimasukkan ke dalam SPE C
18
hingga keseluruhan aquabidest masuk ke dalam SPE C
18
. c.
Elusi. Penambahan 3 ml metanol dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam flakon yang telah dicuci dengan aquabidest. Setiap metanol yang
dimasukkan dalam flakon dipindahkan ke dalam SPE C
18
hingga metanol seluruhnya dipindah kedalam SPE C
18
dan hasilnya ditampung dengan flakon baru. Hasil keseluruhan elusi metanol dikeringkan dengan waterbath dan dengan
bantuan gas nitrogen.
7. Pembuatan Larutan Kurva Baku
Azoxystrobin
a. Pembuatan larutan stok azoxystrobin larutan induk. Sebanyak
kurang lebih 11,4 mg baku azoxystrobin ditimbang dengan seksama kemudian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilarutkan dengan 1 mL heksan sehingga didapatkan baku azoxystrobin dengan konsentrasi 11,4 mgml.
b. Pembuatan larutan intermediet azoxystrobin 1 Stok A. Sebanyak
40 µL larutan induk azoxystrobin dilarutkan ke dalam 1000 µL heksan sehingga didapatkan konsentrasi baku azoxystrobin sebesar 0,456 µgµL.
c. Pembuatan larutan intermediet azoxystrobin 2 Stok D. Sebanyak
10 µL stok A diambil dengan menggunakan syringe dilarutkan ke dalam 1000 µL heksan sehingga diperoleh larutan intermediet azoxystrobin 2 dengan konsentrasi
0.456 x 10-2 µgµl. d.
Pembuatan seri larutan kurva baku azoxystrobin. Baku azoxystrobin dari stok D diambil volume 1 µL, 2 µL, 3 µL, 4 µL, 5 µL, 7 µL, 10
µL, 15 µL, dan 20 µL, masing-masing ditambahkan 2 µL DCB lalu diencerkan dengan heksan hingga volume 200 µL. Masing-masing larutan baku diinjeksikan
ke dalam kromatografi gas sebanyak 2 µL. Dalam tahap ini diperoleh hubungan antara kadar azoxystrobin dengan rasio luas puncak azoxystrobin terhadap DCB.
e. Pembuatan larutan kurva baku adisi A. Baku azoxystrobin dari stok
D diambil volume 1 µL, 2 µL, 3 µL, 5 µL, 7 µL, 10 µL, 13 µL, 16 µL dan 20 µL, kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam flakon yang sudah berisi ekstrak
kering matriks melon yang sebelumnya ditambahkan 2 µL DCB lalu diencerkan hingga volume 200 µL dengan pelarut heksan. Masing-masing diinjeksikan ke
dalam kromatografi gas sebanyak 2 µL. Dalam tahap ini diperoleh hubungan antara kadar azoxystrobin dengan rasio luas puncak azoxystrobin terhadap DCB.
8. Determinasi Menggunakan GC-ECD.