Tabel VII. Hasil Optimasi Larutan Semprot Azoystrobin untuk Aplikasi
Penyemprotan Aplikasi Penggunaan Standart Azoxystrobin
Siliran, Kulon Progo 60 m
2
Wedomartani, Sleman 26.6 m
2
Panggungharjo, Bantul 22.7 m
2
Luas 60 m
2
26.6 m
2
22.7 m
2
Cairan semprot 4L
6L 4L
Formulasi 3.6 mL
2 ml 1,4 ml
Waktu penyemprotan
hasil kalibrasi 3 menit 16 detik 3
putaran, habis tidak ada sisa,
seluruh tanaman rata terkena
semprotan Kedua plot masing-
masing 2 menit 50 detik 1 putaran,
habis tidak ada sisa, seluruh tanaman rata
terkena semprotan 6 menit 3
putaran, habis tidak ada sisa,
seluruh tanaman rata terkena
semprotan
Masing-masing lahan perlakuan berbeda pada cairan semprot larutan uji yang dipengaruhi oleh luas dan sistem penanaman yang berbeda. Siliran, Kulon
Progo sistem penanaman pada pasir pantai yang berarti buah dibiarkan berada diatas pasir atau mulsa. Panggungharjo, Bantul dan Wedomartani, Sleman
menggunakan tiang sebagai penyangga buah agar tetap menggantung dan tidak mengenai tanah atau mulsa.
C. Pengambilan Sampel Buah dari Lahan Model Perkebunan Melon
Proses sampling dilakukan dengan cara acak terstratifikasi pada sampel perlakuan dan sampel kontrol. Sampel diambil sebanyak 5 buah melon setiap hari
sampling dengan berat keseluruhan mencapai lebih dari 5 kg. Hal ini mengacu pada FAO 2015 yang menyatakan bahwa pengambilan sampel untuk tanaman
dengan berat buah keseluruhan lebih dari 250 g diharuskan mengambil 5 buah sampel atau sekurang-kurangnya 2 kg.
Pengambilan sampel dimulai dari sampel kontrol kemudian sampel perlakuan pada:
1. hari sebelum aplikasi terakhir H-1
2. hari aplikasi H-0 atau 4 jam setelah aplikasi
3. hari ke-1 H+1
4. hari ke-3 H+3
5. hari ke-5 H+5
6. hari ke-7 H+7
7. hari ke-14 H+14 setelah aplikasi terakhir.
Sampel kontrol diambil dari buah melon diluar 100 buah sampel perlakuan. Selain itu, jarak tanamnya paling jauh dari sampel perlakuan tetapi masih pada lahan
yang sama. Sampel diambil dengan sarung tangan lateks dan dipotong pada pangkal
buah. Sampel yang telah dipotong dibersihkan dengan sikat halus dengan perlahan agar pasir dan kotoran yang menempel hilang dari kulit melon tetapi tidak
menghilangkan residu azoxystrobin. Melon yang bersih dimasukkan pada kantong plastik bening dan diberikan label sampling. Kemudian sampel dimasukkan dalam
tempat kedap sinar matahari dibawa dari lahan menuju laboratorium maksimal 24 jam setelah pengambilan. Perlakuan yang hati-hati dilakukan dalam melindungi
sampel dari kehilangan senyawa target azoxystrobin. Segera setelah tiba di laboratorium, sampel dipreparasi FAO, 2015.
D. Preparasi Sampel Buah Melon
Sampel yang telah tiba di laboratorium dimulai dengan proses homogenisasi. Metode homogenisasi yang tepat sangat diperlukan untuk
mendapatkan sampel yang homogen. Homogenisasi sampel dilakukan dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
blender, dimana sample portion menggunakan metode quartering yaitu dengan cara:
1. Seperempat bagian dari setiap buah melon diambil kulit buah saja sebagai
sampel bagian kulit buah melon lalu dihomogenkan sampel kulitpeel 2.
Seperempat bagian dari setiap buah melon diambil daging buah saja sebagai sampel bagian daging buah melon lalu dihomogenkan sampel dagingflesh
3. Seperempat bagian dari setiap buah melon langsung dihomogenkan sampel
keseluruhanwhole. Sampling analytical portion untuk melon dilakukan dengan metode quartering
agar diperoleh sampel yang representative. Dalam preparasi sampel, dilakukan penetapan kadar air di dalam buah
melon, untuk mengetahui perlu tidaknya penambahan air saat preparasi sampel. Hasil uji yang dilakukan Puspitasari 2015 pada penentuan kadar air menyatakan
bahwa kandungan kadar air di dalam buah melon adalah berkisar 92,224 untuk bagian daging, 93,782 untuk bagian whole, dan 93,050 untuk bagian kulit,
sehingga untuk preparasi sampel menurut Anastasiades 2006 dengan metode QuEChERS yang mempersyaratkan kadar air lebih dari 80 tidak diperlukan
penambahan air.
E. Ekstraksi Residu