Ekstraksi Residu HASIL DAN PEMBAHASAN

blender, dimana sample portion menggunakan metode quartering yaitu dengan cara: 1. Seperempat bagian dari setiap buah melon diambil kulit buah saja sebagai sampel bagian kulit buah melon lalu dihomogenkan sampel kulitpeel 2. Seperempat bagian dari setiap buah melon diambil daging buah saja sebagai sampel bagian daging buah melon lalu dihomogenkan sampel dagingflesh 3. Seperempat bagian dari setiap buah melon langsung dihomogenkan sampel keseluruhanwhole. Sampling analytical portion untuk melon dilakukan dengan metode quartering agar diperoleh sampel yang representative. Dalam preparasi sampel, dilakukan penetapan kadar air di dalam buah melon, untuk mengetahui perlu tidaknya penambahan air saat preparasi sampel. Hasil uji yang dilakukan Puspitasari 2015 pada penentuan kadar air menyatakan bahwa kandungan kadar air di dalam buah melon adalah berkisar 92,224 untuk bagian daging, 93,782 untuk bagian whole, dan 93,050 untuk bagian kulit, sehingga untuk preparasi sampel menurut Anastasiades 2006 dengan metode QuEChERS yang mempersyaratkan kadar air lebih dari 80 tidak diperlukan penambahan air.

E. Ekstraksi Residu

Azoxystrobin dari Matrik Buah Melon Metode extraksi untuk mendapatkan residu senyawa azoxystrobin dari matrik buah melon menggunakan metode QuEChERS Quick, Easy, Cheap, Effective, Rugged, and Safe. Prinsip dari QuEChERS dalam penelitian ini adalah melakukan ekstraksi analit menggunakan pelarut acetonitril dan 2 g MgSO 4 ; 0,5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI g NaCl; 0,5 g Na 3 sitrat.2H 2 O; 0,25 g Na 2 Hsitrat.1,5H 2 O untuk mengurangi kadar air yang berlebih dalam sampel dengan tetap mengatur kondisi pH agar diperoleh recovery yang baik. Metode ini dianjutkan dengan sentrifugasi untuk dapat memisahkan senyawa berdasarkan ukuran partikel dan berat jenis. Kemudian dilakukan clean up dengan SPE C18 dan dideterminasi menggunakan GC-ECD. Pemilihan metode QuEChERS ini dilakukan dengan melihat jumlah co- extractant yang paling sedikit di dalam pelarut yang memiliki kelarutan paling baik. Metode QuEChERS yang digunakan adalah Buffer QuEChERS karena dengan menjaga pH sampel antara 4-5 diharapkan azoxystrobin stabil selama proses penentapan kadar dan co-ekstraktan minimal. Menurut Anastasiades 2006 Citrate buffer pada pH 4-5 memberikan jumlah co-extractant dalam hasil ekstraksi yang lebih sedikit jika dibangingkan dengan jumlah co-extranctant pada raw material original QuEChERS maupun acetate buffer. Acetonitril merupakan pelarut yang umum digunakan dalam metode QuEChERS. Gambar 6. Pengaruh pH terhadap Jumlah Co-Extractant Buffer QuEChERS menggunakan 4 jenis garam antara lain: 2 g MgSO 4 ; 0,5 g NaCl; 0,5 g Na 3 sitrat.2H 2 O; 0,25 g Na 2 Hsitrat.1,5H 2 O. Magnesium sulfate digunakan untuk menginduksi pemisahan antara acetonitril dengan air dalam sistem LLE dan meningkatkan recovery analit polar. Natrium klorida berfungsi sebagai garam penyangga dan mengurangi interfensi senyawa polar dengan proses salting out effect, Na 3 sitrat.2H 2 O dan Na 2 Hsitrat.1,5H 2 O ditambahkan untuk mengontrol pH, mempertahankan tingkat pH antara 4 dan 6, dan untuk stabilitas dasar pestisida yang sensitif. Setelah dilakukan ekstraksi, larutan organik asetonitril yang mengandung azoxystrobin akan berada dilapisan atas Phenomenex, 2015. Keunggulannya dari Buffer QuEChERS ini adalah nilai recovery yang bagus bahkan untuk pestisida paling asam, recovery dapat diterima pada pestisida yang sensitif terhadap asam maupun basa, mampu meningkatkan selektifitas, dan tidak memberikan efek negatif jika menggunakan clean up PSA, tidak seperti asetat buffer Anastassiades, 2006. Penggojokan dilakukan dengan kuat selama satu menit untuk memecah gumpalan matriks sampel. Semakin kecil gumpalan matriks, maka luas permukaan akan semakin meningkat sehingga kesetimbangan yang optimum akan lebih cepat dicapai. Penggojokan dengan waktu 5 menit didapatkan hasil yang efektif, yaitu dengan waktu yang relatif pendek sudah mampu mendapatkan supernatan dengan jumlah yang cukup. Hasil sentrifuge menunjukan bahwa acetonitril berada di bagian atas dan air berada dibagian bawah karena massa jenis air lebih besar dari acetonitril. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tingkat kelarutan azoxystrobin di dalam acetonitrile sebesar 340 gL, sedangkan kelarutannya di dalam air hanya 6,7 mgL. Oleh sebab inilah diperlukan penambahan garam NaCl untuk salting out effect mengurangi kelarutannya dalam air, dan memaksa masuk ke dalam lapisan acetonitrile. Kemudian lapisan asetonitril yang berada di bagian atas campuran diambil karena azoxystrobin larut dengan baik dalam acetonitrile. Hasil supernatan diambil semua agar dapat merepresentasikan jumlah azoxystrobin yang terekstrak dalam tiap 5 gram sampel melon. Reekstraksi dilakukan dalam penelitian ini agar diperoleh recovery yang lebih baik, dan meminimalisir analit yang masih tertinggal di dalam matrik.

F. Clean Up Residu Azoxystrobin dari Matrik Buah Melon dengan SPE C