Namun terkadang kebijakan atau peraturan yang ada tidak secara jelas menggambarkan batasan kekuaaan para aktor dalam mengakses sumberdaya,
sehingga pada akhirnya akan bermuara pada konflik. Sebagai contoh,hal ini dapat ditemukan dalam bentuk pengelolaan sumberdaya secara bersama dimana
batasan hak dan akses tidak jelas. Atas nama desentralisasi atau partisipasi, pendekatan manajemenen kolaborasi yang didasarkan pada pelibatan masyarakat
di dalam pengelolaan sumberdaya ternyata tidak berhasil mengakomodir hak penduduk local di sekitar hutan dalam mengakses sumberdaya hutan Sundar
dan Baviskar 2001 dalam Peluso, 2003. Sehingga peraturan yang legal yang mengatur akses pada akhirnya tidak memberikan hak masyarakat lokal dan
menjadikan sumberdaya negara dalam hal ini hutan menjadi close access bagi masyarakat atau masyarakat dipaksa untuk tunduk pada aturan yang telah
ditetapkan.
b. Akses Ilegal Illegal Access
Ilegal akses merupakan suatu bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu dalam memperoleh manfaat dari sumberdaya yang bertentangan dengan
peraruran ataupun kesepakatan yang telah ditentukan. Illegal akses biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi, tidak sesuai dengan kaidah atau dilakukan
secara terpaksa karena terbatasnya ruang dalam mengakses sumberdaya. Tujuannya adalah untuk mengendalikan, memelihara dan mengontrol akses
terhadap sumberdaya. Ilegal akses terbentuk dari berbagai macam sumber misalnya karena adanya paksaan terhadap suatu kelompok masyarakat dan
membatasi mereka dalam mengakses sumberdaya, biasanya bila tidak dikendalikan akan menimbulkan konflik dan berujung pada kekerasan, karena
masing-masing pihak berusaha untuk mempertahankan keberadaannya dalam mengakses sumberdaya Peluso, 2003.
2.7. Hak Milik Property rights
Hak milik
atau property rights
merupakan hak yang dimiliki oleh individu, masyarakat, negara atas sumberdaya assetendowment untuk
mengelola, memperoleh manfaat, memindahtangankan, bahkan untuk merusaknya. Property right merupakan institusi, karena di dalamnya
mengandung norma-norma dan aturan main pemanfaatannya dan merupakan alat pengatur hubungan antar individu North, 1990. Konsep hak kepemilikan
memiliki implikasi terhadap konsep hak right dan kewajiban obligation yang diatur oleh hukum, adat dan tradisi atau konsensus yang mengatur hubungan
antar anggota masyarakat dalam hal kepentingannya terhadap sumberdaya. Hak tersebut dapat diperoleh melalui pembelian, pemberian dan hadiah atau melalui
pengaturan administrasi pemerintah. Dalam banyak hal hak kepemilikan property right merupakan produk
dari tradisi atau adat kebiasaan dalam masyarakat, sehingga tidak seorangpun dapat menyatakan hak milik tanpa pengakuan dari masyarakat dan negara.
Implikasinya: 1 Hak seseorang adalah kewajiban orang lain, 2 Sumber kekuatan untuk akses dan control terhadap sumberdaya Hanna, 1996.
Bentuk “property regime”dapat bermacam-macam: 1. Private property milik pribadi
2. State property milik negara 3. Communal common property milik komunal– adat, ulayat, dan lainnya
4. Public property milik umum 5. Open access property akses terbuka
Turner 1994 mengatakan bahwa struktur hak kepemilikian yang dapat menghasilkan alokasi sumberdaya secara efisien mempunyai empat karakteristik
sebagai berikut: 1. Universality ; seluruh sumberdaya dimiliki secara individu dan seluruh
hak-hak atas penggunaan sumberdaya tersebut didefinisikan dengan jelas 2. Exclusivity ; seluruh biaya yang dibelanjakan dan manfaat yang diperoleh
dari pemanfaatan sumberdaya tersebut harus ditanggung atau dinikmati oleh pemiliknya.
3. Transferability ; hak kepemilikan harus dapat dipindah tangankan secara sukarela dari satu pemilik ke pemilik yang lain
4. Enforceability ; hak kepemilikan harus aman dari kemungkinan adanya gangguan dari pihak lain.
Secara umum karakteristik dan bentuk property regime beserta
implikasinya dapat dilihat pada Tabel 3.
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan property rights Eggertsson, 1990 :
a. Penerima hak dapat menginternalisasikan biaya dan manfaat dari kegiatannya.
b. Hak terdefinisi dengan jelas, pasti dan segala persengkataan dapat diselesaikan dengan biaya yang murah. Kepastian hak mendorong
seseorang untuk meningkatkan sediaan stock barang modalnya. c. Struktur hak dapat menekan biaya pengukuran manfaat dan biaya
transaksi. d. Negara dapat menjamin kepemilikan hak.
2.8. Konflik