Akses yang Berdasar Atas Hak Milik Legal Access Akses Ilegal Illegal Access

dalam mengakses sumberdaya terkadang tidak sah atau tidak terlegitimasi hukum yang berlaku ilegal. Karenanya, analisis akses harus memperhatikan hak milik secara holistik, termasuk tindakan ilegal, hubungan hasil, hubungan kepentingan, dan sejarah terjadinya akses itu sendiri Peluso, 2003. Berdasarkan uraian di atas maka teori akses dapat digunakan untuk: 1 mengidentifikasi dan memetakan aliran manfaat dari sumberdaya; 2 mengidentifikasi mekanisme para aktor berbeda dalam mengendalikan dan memelihara aliran manfaat beserta distribusi dari sumberdaya yang diakses; dan 3 menganalisis hubungan kekuasaan yang mendasari mekanisme akses yang melibatkan para aktor dalam memperoleh manfaat dari sumberdaya. Analisa akses terhadap sumberdaya pada awalnya membutuhkan identifikasi manfaat yang diperoleh dari sumberdaya yang diakses Peluso, 2003.

2.6.2. Mekanisme Akses

Di dalam mekanisme akses, terdapat dua kategori dasar perilaku dan tindakan individu dalam memperoleh manfaat dari sumberdaya, yaitu 1 mekanisme akses secara legal berdasarkan hak kepemilikannya berkesesuaian dengan hokum, kesepakatan, ataupun norma socsal, dan 2 mekanisme akses secara ilegal atau tidak sah.

a. Akses yang Berdasar Atas Hak Milik Legal Access

Legal akses terbentuk ketika kemampuan para aktor dalam mengakses manfaat atas sumberdaya berkesesuaian dengan peraturan, kesepakatan, dan adat kebiasaan yang pada saat ini disebut sebagai milik property MacPherson, 1978 dalam Peluso, 2003. Hak tersebut dimiliki oleh para pemegang hak yang dilegitimasi oleh komunitas sosial, pemerintah dan bentuk konvensi lainnya yang muncul dalam kerangka pengakuan hakklaim. Hukum dasar dari hak milik ini memberikan akses kepada individu untuk melakukan apapun dalam memanfaatkan sumberdaya, sampai memindahtangankan sumberdaya tersebut kepada orang lain. Hanya saja, bentuk legal akses yang berdasarkan pada aturan sosial atau kesepakatan biasanya tidak secara kuat mengikat dan memaksa para aktor untuk mengikuti mekanisme yang legal dalam memperoleh manfaat dari sumberdaya. Namun terkadang kebijakan atau peraturan yang ada tidak secara jelas menggambarkan batasan kekuaaan para aktor dalam mengakses sumberdaya, sehingga pada akhirnya akan bermuara pada konflik. Sebagai contoh,hal ini dapat ditemukan dalam bentuk pengelolaan sumberdaya secara bersama dimana batasan hak dan akses tidak jelas. Atas nama desentralisasi atau partisipasi, pendekatan manajemenen kolaborasi yang didasarkan pada pelibatan masyarakat di dalam pengelolaan sumberdaya ternyata tidak berhasil mengakomodir hak penduduk local di sekitar hutan dalam mengakses sumberdaya hutan Sundar dan Baviskar 2001 dalam Peluso, 2003. Sehingga peraturan yang legal yang mengatur akses pada akhirnya tidak memberikan hak masyarakat lokal dan menjadikan sumberdaya negara dalam hal ini hutan menjadi close access bagi masyarakat atau masyarakat dipaksa untuk tunduk pada aturan yang telah ditetapkan.

b. Akses Ilegal Illegal Access

Ilegal akses merupakan suatu bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu dalam memperoleh manfaat dari sumberdaya yang bertentangan dengan peraruran ataupun kesepakatan yang telah ditentukan. Illegal akses biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi, tidak sesuai dengan kaidah atau dilakukan secara terpaksa karena terbatasnya ruang dalam mengakses sumberdaya. Tujuannya adalah untuk mengendalikan, memelihara dan mengontrol akses terhadap sumberdaya. Ilegal akses terbentuk dari berbagai macam sumber misalnya karena adanya paksaan terhadap suatu kelompok masyarakat dan membatasi mereka dalam mengakses sumberdaya, biasanya bila tidak dikendalikan akan menimbulkan konflik dan berujung pada kekerasan, karena masing-masing pihak berusaha untuk mempertahankan keberadaannya dalam mengakses sumberdaya Peluso, 2003.

2.7. Hak Milik Property rights