Etnis suku di Sidomakmur didominasi oleh masyarakat-masyarakat yang berasal dari pulau Jawa, mengingat latar belakang sejarah dari keberadaan desa-
desa di kecamatan Way Tenong sendiri, yang terbentuk melalui program transmigrasi BRN pada era Presiden Soekarno
6.1.1. Masa Bermukim
Dari Tabel 14 dapat dilihat, bahwa penambahan jumlah penduduk dusun
Sidomakmur terbesar terjadi pada tahun 1991-1995 dengan jumlah penambahan sebesar 39 KK dari tahun sebelumnya.
Tabel 14. Jumlah Penduduk Sidomakmur Berdasarkan Tahun Bermukim
Tahun Menetap Jumlah KK
1966-1970 4 1971-1975 10
1976-1980 40 1981-1985 62
1986-1990 85 1991-1995 124
1996-2000 150
2001-2005 170 2005-Sekarang 196
Jika dikaitkan dengan status kawasan dan rejim pengelolaan kawasan, penambahan jumlah penduduk terjadi pada waktu kawasan baru ditunjuk
menjadi kawasan taman nasional melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 71Kpts-II1990. Pada saat sebelum itu, organisasi Balai Taman Nasional
belumlah lengkap terutama dalam hal keberadaan tenaga fungsional polisi kehutanan yang memiliki tugas menjaga keutuhan kawasan.
Walaupun kawasan tersebut telah ditetapkan menjadi kawasan TNBBS melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 185Kpts-II 1997 dan telah
memilki struktur organisasi yang lengkap, tetap saja penambahan jumlah penduduk di dusun Sidomakmur tidak dapat ditekan. Hal ini tentu saja
berdampak pada semakin luasnya lahan kawasan yang dirambah untuk ditanami kopi. Disamping perambah lama juga terdapat perambah yang baru bermukim
pada tahun 1998, 1999 dan 2000. Hal ini disebabkan karena melonjaknya harga panen kopi yang mencapai 400 dibanding harga normal harga normal rata-
rata Rp.5000,00kg untuk berat kering. Untuk petani-petani baru ini, mereka
cenderung untuk membeli lahan-lahan pertanian yang sudah ada dengan sistem ganti rugi, walaupun masih ada beberapa diantara mereka yang tetap melakukan
kegiatan perambahan kawasan hutan. Berdasarkan tahun penetapan kawasan TNBBS yaitu pada tahun 1982,
dapat dilihat bahwa jumlah penduduk paling banyak menetap ketika kawasan ini sudah ditetapkan sebagai kawasan TNBBS yaitu sebanyak 152 KK 72,45 .
Sedangkan sisanya sebanyak 54 27,55 menetap sebelum ditetapkan sebagai kawasan TNBBS lihat Tabel 15
Tabel 15. Jumlah Penduduk Sidomakmur Berdasarkan Tahun Penetapan
Kawasan TNBBS
Tahun bermukim Jumlah KK
Sebelum tahun 1982 54
27,55 Sesudah tahun 1982
152 72,45
Jumlah 196 100,00
Berdasarkan hal diatas, maka keberadaan areal permukiman dan pertanian tersebut tidaklah dapat langsung dikatakan sebagai bentuk perambahan. Hal ini
dikarenakan : a masyarakat secara turun-temurun telah berada di areal tersebut, jauh sebelum kawasan tersebut ditetapkan sebagai taman nasional, b terjadinya
perubahan rejim pengelolaan kawasan, dan c penataan batas kawasan yang tidak mempertimbangkan kondisi sosio-agraria masyarakat dengan kawasan
hutan. Tetapi memang tidak dapat dipungkiri bahwa tingginya laju perambahan dan kerusakan hutan saat ini tidak lepas dari dorongan kebutuhan masyarakat
akan lahan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup, proses perpindahan kepemilikan lahan melalui bentuk jual beli lahan dengan dalih ganti-rugi
menyebabkan semakin meluasnya kebun kopi di TNBBS, serta lemahnya kapasitas pengelola dalam mengontrol dan memonitor sumberdaya di kawasan
konservasi yang dikuasainya kurangnya anggaran dan sumberdaya manusia Balai TN.
6.1.2 Pola Penggunaan Lahan dan Status Kepemilikan