Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data

kontrol terhadap sumber daya; ii perubahan kondisi fisik kawasan konservasi perwujudan konflik kekuasaan atas ruang. Ada dua aktor utama yang ditelaah dalam studi ini, yakni pemerintah pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan masyarakat lokal sekitar kawasan taman nasional. Pemerintah pusat yang menjadi pusat perhatian studi ini adalah Departemen Kehutanan, khususnya Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam PHKA dan Balai Taman Nasional dimana kawasan taman nasional berada. Pemerintah daerah yang ditelaah adalah pemerintah provinsikabupatenkotakecamatan sesuai dengan luas dan sebaran wilayah penelitian. Sementara masyarakat lokal yang menjadi fokus studi ini merupakan komunitas masyarakat yang bermukim di dalam danatau sekitar kawasan taman nasional, baik yang masih hidup dalam persekutuan hukum adat maupun masyarakat pendatang yamg memiliki areal perkebunan kopi di kawasan TNBBS. Berkenaan dengan konteks studi ini aktor lain – seperti kalangan perusahaan dan LSM – tidak ditelaah secara khusus dalam penelitian ini.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan TNBBS, Bidang Pengelolaan TN Wilayah II Liwa, Seksi Pengelolaan TN III Krui, Resort Sekincau. Wilayah yang menjadi obyeklokasi penelitian yaitu Dusun Sidomakmur, Desa Sukananti yang secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat Gambar 2. Secara keseluruhan waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober 2008 sampai dengan Desember 2008.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penentuan besarnya sampel tidak ditentukan dari karakteristik suatu populasi atau menarik generalisasi kesimpulan bagi suatu populasi, melainkan lebih terfokus pada representasi terhadap fenomena sosial yang akan diteliti. Dengan demikian dalam penelitian kualitatif tidak dipersoalkan jumlah sampel, tergantung dari: a tepat tidaknya pemilihan sampel, b kompleksitas dan keragaman sosial yang diteliti Bungin,2003. 44 ala Gambar 1. Kerangka Penelitian Relasi kekuasaan dalam akses dan kontrol sumberdaya alam di TNBBS Struktur ruang wilayah, perekonomian, dan kependudukan di Kabupaten Lampung Barat Kekuasaan untuk akses dan kontrol Balai Besar TNBBS • Sumber-sumber kekuasaan • Cara mengakses Kekuasaan untuk akses dan kontrol masyarakat dusun Sidomakmur • Sumber-sumber kekuasaan • Cara mengakses Sejarah permukiman dan kebun kopi dalam kawasan taman nasional Riwayat rejim pengelolaan kawasan taman nasional Perubahan kondisi fisik kawasan konservasi Alternatif kebijakanstrategi pengelolaan TNBBS ke depan S uw o Ke ba s Ne gr i W eh ni G um bib S unu r1 Mle b ui S uk us a n W as p a da Re jos a ri S riga luh Tiga ja y a Ka lire jo Re jos a ri S uk a ra ja S rim u lyoBa da re jo S uk a ja di S idod a di Ag ros a ri Tl. B ar u S idod a di S rim u lyo Trim u ly o Ka y u A re P AM P A NG AN S uk a ut am a P et a y ka y u S uk a k ary a Air H ita m S uk a m u lya Bu m i J a y a S idom uly o S uk a m u lya Air H ita m Te m b e lan g Air A ba n g Air K e la t Ta m b a kja y a G un UL U S E M O N G Ta la ng jay a S um b e ra la m Fa ja rbu lan MU TA R AL A M G iha m lunik G iha m ba la k At ar ba w a ng Ma la n gja y a S ina rw a ng i Ta m b a ks a ri S idom a k m u r S uk a Da m a i Um bu l Ba ru S uk a Da m a i S uk a M uly a A P an inja w a n Ba tu k e ba y a n Ma rg a rah a y u Ta nju ng ra ya Ta nju ng ba ru Ka ra ng ind a h Ba nd a rs e tia Ka lim e n do ng S uk a m e na n ti V ila T e ng ah Tl. S e ba ris S ri m e na n ti S ido M a k m u r Ma rg o M uly o Ba ny u W a ng i Ta la ng S un da G un un gte ra n g P ad a ng ta m b a k G un un g K a pur Tl. S e run gk u Ba tu B law a ng Ta nju ng Ra y a Ta la ng se p ulu h Ta la ng se p a ka t G un un g Te ra n g Ta la ng se m a ran g Ta la ng Ta ng gu l S uk a J ad iS u oh Ta la ng Ce m pe da k Air A ba n g K e cil S E KIN C AU L ah a n p ert an ia n , t eru t am a k o p i d o m in a n d a n sem a k A lan g -a la n g d o m in an d a n lah a n p ert an ian H u t an Pe ram b ah a n b aru L ain -la in B e kas b u ka an , ca m p u ra n b elu k ar d an t an a m an t ah u n a n Pe raira n L an d u se B a tas T N B B S Jala n u tam a Jala n Pe m u kim a n L E G E N D A : S S U BA ND A R LA M P U NG LI W A KO T A A G U NG L a u ta n I n d o n e s ia 42 00 00 42 00 00 43 0 00 0 43 0 00 0 9 430000 9430000 9 440000 9440000 N E W S 5 5 1 0 15 K ilo m eters S U O H Su m b er: - A na lisa c it ra L a nd sa t 2 0 00 -20 0 2 - G ro un d tru th W W F, T N , W C S Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan studi kasus yaitu pendekatan yang menguraikan dan menjelaskan secara konprehensif mengenai berbagai aspek baik itu individu, kelompok, program, atau suatu situasi sosial, dimana penelitian ini diupayakan untuk menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti, serta menggunakan berbagai instrumen sebagai alat pengumpulan data yang pokok Mulyana, 2006. Berangkat dari kerangka penelitian yang telah dipaparkan, selanjutnya diidentifikasi parameter dan variabel yang relevan untuk dikumpulkan dan Lokasi Penelitian dianalisis menurut aktor yang relevan Tabel 5. Berbagai parameter variabel tersebut dikumpulkan melalui beberapa metode sebagai berikut: 1 Wawancara mendalam terhadap masyarakat lokal dan Balai Taman Nasional. Wawancara mendalam terhadap masyarakat dilakukan pada tokoh-tokoh lokal. Sementara itu, wawancara dengan pihak pemerintah akan dipilih berdasarkan posisi dan keterlibatan mereka dalam pengelolaan taman nasional. Menurut Mulyana D, 2006, wawancara mendalam atau wawancara tidak terstruktur bersifat lebih luwes, susunan pertanyaannya dan susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat di ubah pada saaat wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pada saat wawancara. Termasuk karakteristik sosial budaya dan religi responden yang dihadapi; 2 Diskusi kelompok terfokus Focus Group Discussions di tingkat masyarakat dan dikalangan pimpinan dan staf Balai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Focus Group Discussion FGD merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti Bungin, 2003; 3 Observasi kegiatan dan situasi areal perkebunan kopi di tingkat masyarakat. 4 Pengumpulan data sekunder melalui kajian laporan, peraturan perundang-undangan, surat kabar, laporan statistik kabupatenkecamatandesa, dokumen dan arsip Balai Taman Nasional serta peta tematik perkembangan penggunaan lahan di dalam kawasan Taman Nasional. 47 Tabel 5. ParameterVariabel Studi menurut Kerangka Penelitian Adiwibowo, et al., 2008 dengan beberapa modifikasi AKTOR PARAMETERVARIABEL METODE PENGUMPULAN DATA Cara-cara dan mekanisme yang digunakan untuk memperoleh, mengontrol, memelihara dan mendistribusikan manfaat sumber daya Balai Taman Nasional Kebijakan dan regulasi tentang penetapan dan pengelolaan kawasan konservasi Wawancara mendalam dan pengumpulan data sekunder Kebijakanperaturan perundangan tentang agraria Wawancara mendalam dan pengumpulan data sekunder Proses penetapan taman nasional termasuk riwayat perubahan status dan fungsi, serta zonasi kawasan Wawancara mendalam dan pengumpulan data sekunder Aspek organisasional pengelolaan Balai Taman Nasional terkait isu perkebunan kopi di dalam kawasan Wawancara mendalam dan pengumpulan data sekunder Pemerintah Daerah Kebijakan pemerintah daerah kabupatenkecamatandesa setempat dalam menangani isu perkebunan kopi di dalam kawasan taman nasional Wawancara mendalam dan pengumpulan data sekunder Kebijakan dan program pengembangan wilayah pemerintah provinsi dan kabupaten Wawancara mendalam dan pengumpulan data sekunder Masyarakat setempat Riwayat kehadiran dan perkembangan areal permukiman dan pertanian di sekitar danatau di dalam kawasan taman nasional Wawancara mendalam, observasi lapang dan pengumpulan data sekunder Karakteristik kependudukan di dalam dan sekitar kawasan taman nasional Observasi dan pengumpulan data sekunder Rejim penguasaan sumber daya oleh masyarakat yang berada di sekitar setempat danatau di dalam kawasan taman nasional Wawancara, observasi lapang dan pengumpulan data sekunder Tipologi permukiman dan pertanian di dalam dan sekitar kawasan konservasi Observasi dan pengumpulan data sekunder 48 Lanjutan Tabel 5 AKTOR PARAMETERVARIABEL METODE PENGUMPULAN DATA Relasi kekuasaan dikalangan para aktor yang terlibat dan implikasinya terhadap wujud fisik lansekap taman nasional Balai Taman Nasional Tindakan yang diambil untuk mengatasi masalah perkebunan kopi di dalam kawasan dan keefektifan tindakan tersebut Wawancara mendalam dan FGD Persoalan-persoalan organisasional manajemen terkait penanganan isu perkebunan kopi di dalam kawasan TNBBS Wawancara mendalam dan pengambilan data sekunder Pemerintah Daerah Pembangunan infrastruktur oleh pemerintah daerah di dalam kawasan TNBBS Wawancara mendalam, observasi lapang dan pengumpulan data sekunder Tindakan pemerintah daerah kabupatenkecamatandesa berkenaan dengan adanya perkebunan kopi di dalam kawasan TNBBS Wawancara mendalam dan pengumpulan data sekunder Masyarakat setempat Tipe dan derajat resistensi masyarakat setempat terhadap tindakan yang diambil oleh Balai Taman Nasional Wawancara mendalam dan FGD Relasi antar pihak Konflik yang timbul antara Balai Taman Nasional dan masyarakat tipe konflik, proses konflik dan akibat konflik Wawancara mendalam dan data sekunder Perubahanalih fungsi kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan - Perubahan penutupan lahan menurut waktu permukiman dan kebun kopi vs tutupan hutan Data sekunder dan intepretasi citrapeta tematik untuk wilayah Resort Sekincau

IV. TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN: RIWAYAT PENGELOLAAN, AKSES DAN KONTROL