Analisis Variabel Tempat Wisata yang Mempengaruhi Preferensi

memilih kisaran kenakan harga tiket antara Rp4000 – Rp4.500 sebesar 9.09 dan hanya 6.39 pengunjung yang mampu mentoleransi kenaikan harga antara Rp4500 – Rp5000. Pengunjung mengakui bahwa mereka bersedia membayar dengan harga yang lebih tinggi jika diseratai penyediaan fasilitas yang lebih lengkap serta pengelolaannya semakin ditingkatkan. Tabel 31. Toleransi kenaikan harga tiket mengunjungi WWCN Toleransi Kenaikan harga Frekuensi orang Persentase Persentase Kumulatif 3000 – 3500 77 70 70 3500 – 4000 16 14.55 84.55 4000 – 4500 10 9.09 93.64 4500 – 5000 7 6.36 100 Total 110 100

4.4. Analisis Variabel Tempat Wisata yang Mempengaruhi Preferensi

Pengunjung Analisis preferensi pengunjung WWCN terhadap atribut-atribut wisata yang dimilikinya dianalisis dengan menggunakan analisis faktor. Analisis faktor digunakan untuk mereduksi sejumlah variabel yang akan membentuk sejumlah faktor yang lebih sedikit dari variabel sebelumnya. Data yang digunakan untuk analisis ini diperoleh dari tingkat kepentingan terhadap masing-masing atribut yang disebarkan kepada pengunjung yang sedang berkunjung ke WWCN Tahap awal dalam analisis faktor adalah menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis. Dalam penelitian ini terdapat 21 variabel dimana masing-masing variabel akan dianalisis lebih mendalam melalui tahap- tahap analisis faktor selanjutnya. Tahap kedua yaitu pengujian korelasi antar variabel dalam preferensi konsumen yang dilakukan dengan menggunakan metode Barlett test of sphericity dan pengukuran Kaiser- Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy MSA. KMO merupakan indeks pembanding besarnya koefisien korelasi observasi dengan besarnya koefisien korelasi parsial. Sedangkan MSA Measure of Sampling Adequacy menentukan apakah proses pengambilan sampel telah memadai atau tidak. Hasil pengujian korelasi antar variabel dengan analisis faktor dapat dilihat pada Tabel 32. Tabel. 32. Hasil analisis KMO dan Bartletts Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .731 Bartletts Test of Sphericity Approx. Chi-Square 664.004 df 210 Sig. .000 Pada Tabel 31 dapat dilihat bahwa angka indeks pembanding besarnya koefisien korelasi observasi dengan besarnya koefisien korelasi parsial KMO dan Barlett’s Test sebesar 0.731 dengan signifikasi sebesar 0.000. Nilai MSA yang lebih besar dari 0.5 menunjukkan bahwa proses pengambilan sampel cukup memadai dalam penggunaan analisis faktor. Oleh karena angka MSA pada penelitian ini sudah lebih besar dari 0.5 dan signifikasi jauh di bawah 0.05 0.0000.05, maka variabel dan sampel yang ada sudah dapat dianalisis lebih lanjut. Angka MSA digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang telah diambil memadai atau tidak dimana nilai kisarannya antara nol sampai satu. Jika angka MSA sama dengan satu maka variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lain. MSA kurang dari satu berarti variabel masih dapat diprediksi dan dapat dianalisis lebih lanjut. Variabel tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya jika angka MSA di bawah 0.5. Nilai MSA dapat dilihat pada Tabel Anti Image Corellation Lampiran 3, khususnya pada angka korelasi yang bertanda a arah diagonal dari kiri atas ke kanan bawah. Pengujian pertama dalam penelitian ini diperoleh nilai MSA diatas 0.5. karena angka MSA sudah di atas 0.5, maka tidak perlu dilakukan proses pengujian ulang dimana variabel yang ada masih dapat diprediksi dan dapat dianalisis lebih lanjut Lampiran 3. Tahap selanjutnya dalam analisis faktor adalah proses inti, yaitu factoring. Metode factoring yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Komponen Utama Principal Component Analysis. Analisis komponen utama merupakan suatu teknik reduksi data yang bertujuan untuk membentuk suatu kombinasi linier dari variabel awal dengan memperhitungkan sebanyak mungkin jumlah variasi variabel awal yang mungkin. Comunalities pada dasarnya adalah jumlah varians dari suatu variabel mula-mula yang dapat dijelaskan oleh faktor yang ada. Nilai comunalities menunjukkan seberapa baik tiap-tiap variabel dijelaskan atau diwakili oleh faktor yang terbentuk. Menurut Shukla, R. Lal dan Ebinger 2006 perkiraan comunalities yang tinggi menunjukkan bahwa suatu varians yang tinggi telah dijelaskan oleh faktor; oleh karena itu, hal itu akan memperoleh preferensi yang lebih tinggi melebihi suatu perkiraan comunalities yang rendah. Semakin besar nilai comunalities sebuah variabel, hal ini berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk. Lampiran 5 Berdasarkan hasil pengolahan analisis faktor dapat disimpulkan bahwa dari 21 variabel yang dianalisis dapat diekstraksi menjadi lima faktor utama. Hal ini dapat dilihat pada tabel Total Variance Explained yang menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan perhitungan angka Lampiran 4. Eigenvalue menunjukkan kepentingan relatif masing- masing faktor dalam menghitung varians seluruh variabel yang dianalisis. Total eigenvalue dari faktor yang terbentuk akan sama dengan total nilai communalities tiap variabel. Susunan eigenvalue selalu diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil dengan kriteria bahwa angka eigenvalue dibawah satu tidak digunakan dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk. Dalam penelitian ini terbentuk lima faktor dimana masing- masing memiliki nilai eigenvalue diatas satu dan dapat menjelaskan 54.75 dari total keragaman varians data. Dapat diartikan bahwa penelitian ini dapat menjelaskan faktor-faktor preferensi konsumen terhadap atribut WWCN sebanyak 54.75 dari total keseluruhan faktor- faktor yang dipertimbangkan, dan sebanyak 45.25 dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar penelitian ini. Sedangkan Component Matrix menunjukkan distribusi dari keenam faktor yang terbentuk. Angka-angka yang terdapat pada tabel Component Matrix menunjukkan nilai factor loading, yaitu nilai yang menunjukkan besar korelasi antara suatu variabel dengan faktor 1, faktor 2, faktor 3, faktor 4, dan faktor 5 Lampiran 6. Proses penentuan variabel mana yang akan masuk ke faktor mana, dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada tiap baris. Untuk memperjelas posisi sebuah variabel untuk dapat masuk ke suatu faktor maka dilakukan proses rotasi. Proses rotasi dalam pengolahan data penelitian ini menggunakan rotasi varimax. Metode varimax bertujuan untuk merotasi faktor awal hasil ekstraksi sehingga pada akhirnya diperoleh hasil rotasi dimana dalam satu kolom nilai yang ada sebanyak mungkin mendekati nol. Dari hasil proses rotasi didapat Rotated Component Matrix yang memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata. Seluruh variabel tersebut mengelompok pada lima faktor berdasarkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor yang terbentuk. Hal ini ditunjukkan oleh nilai loading yang dihasilkan masing- masing variabel. Besarnya nilai loading dapat dilihat pada Lampiran 7. Berdasarkan serangkaian proses yang dilakukan dengan analisis faktor, maka terbentuk lima faktor yang menjadi preferensi konsumen terhadap WWCN. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert dimana angka yang diberikan pada kuesioner berkisar antara satu yang menunjukkan penilaian sangat tidak penting sampai angka 5 yang menunjukkan penilaian sangat penting. Semakin besar penilaian terhadap suatu atribut maka semakin positif pula penilaian responden terhadap variabel yang diberikan. Tabel 33 menunjukkan preferensi konsumen terhadap atribut WWCN. Tabel 33. Lima faktor utama hasil analisis faktor Faktor Varian Variabel Asal Loading 1. Faktor Pertama Fasilitas Alam 22.688 1.Keamanan 2.Jarak sumber air bersih 3.Kelayakan air 4.Ketersediaan air 5. Kenyamanan 0.657 0.619 0.799 0.742 0.528 2. Faktor Kedua Pengelolaan dan Pelayanan 8.913 1.Kebersihan 2.Pengelolaan kawasan 3.Pelayanan kepada pengunjung 4.Kemampuan Berbahasa 5 Sarana Penyampaian Informasi 0.670 0.490 0.794 0.466 0.504 3. Faktor Ketiga Aksesabilitas 8.459 1.Kondisi dan jarak jalan darat dari pusat kota. 2.Waktu Tempuh dari Pusat kota ke Lokasi Wisata 3.Frekuensi kendaraan dari pusat informasi ke objek wisata 0.901 0.867 0.484 4. Faktor Keempat Motivasi Wisata 7.729 1.Keindahan alam 2.Pengaruh musim 3.Sarana dan prasarana 4.Promosi 0.465 0.753 0.730 0.731 5. Faktor Kelima Daya Tarik Wisata 6.963 1.Keunikan Sumber Daya Alam 2.Jenis Sumber Daya Alam 3.Jenis kegiatan wisata 0.720 0.694 0.693 Faktor Pertama: Fasilitas Alam Faktor pertama yang terbentuk melalui hasil analisis faktor dinamakan fasilitas alam yang terdiri dari variabel keamanan, jarak sumber air bersih terhadap objek, kelayakan air, ketersediaan air serta kenyamanan. Kelima variabel yang terbentuk dapat menjelaskan keragaman data sebesar 22.688. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 22.688 kriteria konsumen terhadap ketertarikan pada atribut yang terdapat pada WWCN mempertimbangkan faktor fasilitas alam. Ketersediaan fasilitas alam sangat penting dimiliki oleh suatu tempat wisata. Jika fasilitas alam ini tidak tersedia dan tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumen maka mereka pun enggan untuk melakukan kunjungan. Begitu pula halnya dengan WWCN perlu memperhatikan ketersediaan fasilitas alam untuk meningkatkan minat pengunjung untuk berkunjung ke tempat tersebut, antara lain dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan pengunjung pada saat melakukan kegiatan di lokasi objek WWCN, memperhatikan kebersihan dan ketersediaan air bagi pengunjung, serta memperhatikan kenyamanan pada saat pengunjung berada di WWCN. Nilai korelasi variabel-variabel yang termasuk ke dalam faktor fasilitas alam seluruhnya bernilai positif. Dapat diartikan bahwa semakin lengkap fasilitas alam yang tersedia bagi pengunjung yang datang ke WWCN maka konsumen semakin tertarik untuk melakukan kunjungan ke tempat wisata tersebut. Faktor Kedua: Pengelolaan dan Pelayanan Pada faktor ketiga terdapat tiga variabel yang berpengaruh dominan yaitu variabel kebersihan, pengelolaan kawasan wisata dan pelayanan kepada pengunjung. Variabel yang mendominasi faktor ketiga ini erat kaitannya dengan pelayanan oleh pengelola tempat wisata terhadap pengunjung. Oleh karena itu faktor ini dinamakan faktor pengelolaan dan pelayanan. Kepuasan pengunjung WWCN dipengaruhi oleh kegiatan pengelolaan dan pelayanan yang diberikan oleh suatu objek wisata kepada pengunjung. Walaupun dalam suatu objek wisata memiliki potensi wisata dan fasilitas yang lengkap, bila tanpa pengelolaan dan pelayanan yang baik maka potensi tersebut tidak akan dapat dimanfaatkan secara optimal. Faktor pelayanan dan pengelolaan ini memiliki variansi sebesar 8.913. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya preferensi konsumen terhadap WWCN karena penyediaan pelayanan dan pengelolaan lokasi sebesar 8.913. Keseluruhan variabel yang termasuk ke dalam faktor pelayanan dan pengelolaan berkorelasi positif. Hal ini berarti semakin baik pengelolaan dan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan, maka preferensi konsumen terhadap objek WWCN semakin besar. Supaya pengunjung tetap tertarik untuk melakukan kunjungan ke WWCN maka pihak pengelola sebaiknya memperhatikan pelayanan kepada pengunjung serta pengelolaan dari lokasi objek WWCN, seperti menjaga kebersihan lokasi, tetap merawat dan menjaga kelestarian alam yang ada, memperhatikan kelengkapan sarana penyampaian informasi, dan lain-lain. Faktor Ketiga: Aksesabilitas Faktor kedua preferensi pengunjung terhadap atribut WWCN adalah faktor aksesabilitas yang terdiri dari kondisi dan jarak jalan darat dari pusat kota, waktu tempuh dari pusat kota ke lokasi wisata dan frekuensi kendaraan dari pusat informasi ke objek wisata. Ketiga variabel tersebut mampu menjelaskan keragaman sebesar 8.459. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 8.459 kriteria pengunjung yang melakukan kunjungan ke WWCN mempertimbangkan variabel yang ada pada faktor kedua ini. Objek wisata merupakan akhir dari perjalanan wisata dan harus memenuhi syarat aksesabilitas dimana objek wisata harus mudah dicapai dan juga mudah ditemukan. Kondisi jalan umum dan jalan akses menentukan aksesabilitas suatu objek wisata. Aksesabilitas merupakan faktor penting pada WWCN dan menjadi perhatian pengunjung dalam memilih objek wisata tersebut. Oleh karena itu pengelola WWCN harus memperhatikan dan meningkatkan akses atau jalan menuju lokasi objek wisata tersebut. Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan memasang informasi mengenai WWCN disertai dengan petunjuk arah pada alat transportasi seperti kereta atau angkot yang biasa digunakan oleh pengunjung untuk menuju lokasi objek WWCN. Selain itu pengelola WWCN disarankan untuk memperbaiki jalan atau akses untuk menuju lokasi objek wisata WWCN dan menyediakan peta atau rute di dalam area wisata tersebut. Nilai korelasi dari variabel-variabel yang termasuk dalam faktor aksesabilitas memiliki korelasi keseluruhan yang positif. Artinya bahwa semakin baik aksesabilitas yang tersedia untuk pengunjung maka semakin tinggi pula preferensi pengunjung dalam memilih WWCN sebagai tempat tujuan wisata. Faktor Keempat: Motivasi Wisata Seseorang yang hendak melalukan perjalanan wisata memiliki motivasi yang mendorong mereka untuk berkunjung ke tempat yang dituju. Motivasi berkaitan dengan sesuatu hal yang mendorong orang untuk mengadakan perjalanan wisata. Dalam faktor motivasi berkunjung terdapat empat variabel yang mempengarui preferensi pengunjung terhadap WWCN yang terdiri dari keinginan untuk menikmati keindahan alam yang ada, pengaruh musim, sarana dan prasarana yang tersedia serta promosi. Sebagian besar pengunjung WWCN termotivasi untuk melakukan kunjungan karena ingin menikmati keindahan alam 59.09. Selain karena alam yang indah, musim juga mempengaruhi keinginan untuk berkunjung. Mereka mempertimbangkan keadaan musim, apakah dalam keadaan musim kemarau atau musim hujan. Pengunjung WWCN lebih senang berkunjung pada musim kemarau daripada musim hujan. Hal ini dikarenakan pada musim hujan dikhawatiran terjadi peristiwa alam seperti banjir yang akan membahayakan keselamatan pengunjung. Selain itu ketersediaan sarana dan prasarana dari suatu tempat wisata dapat menjadi motivasi untuk berwisata. Sarana dan prasarana yang lengkap seperti tempat parkir, toilet, mushola, jembatan, warung wisata dan lain-lain merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keinginan konsumen untuk berkunjung. Pengelola WWCN perlu memperhatikan faktor motivasi wisata supaya dapat menarik minat orang untuk berkunjung ke lokasi objek wisata tersebut. Faktor motivasi wisata ini memiliki nilai variansi sebesar 7.729. Hal ini berarti bahwa sebesar 7.729 konsumen memilih WWCN sebagai tempat tujuan wisata karena didorong oleh keinginan untuk berwisata. Variabel yang terdapat pada faktor motivasi berkunjung seluruhnya mempunyai korelasi positif. Artinya semakin tinggi faktor motivasi konsumen untuk mengunjungi WWCN maka semakin besar pula keinginan mereka untuk mengunjungi objek wisata tersebut. Faktor Kelima: Daya Tarik Wisata Faktor kelima dinamakan daya tarik wisata yang terdiri dari keunikan sumber daya alam, jenis sumber daya alam, dan jenis kegiatan wisata. Variabel yang terdapat pada faktor daya tarik wisata ini penting dimiliki oleh suatu objek wisata karena merupakan faktor yang dapat menarik minat konsumen untuk berkunjung. Keunikan sumber daya alam merupakan objek-objek yang memiliki ciri khas sumberdaya dalam suatu lokasi yang tidak dimiliki oleh lokasi lain. Objek WWCN memiliki keunikan berupa tiga curug yaitu curug kawung, curug daun dan curug nangka yang masing-masing memiliki karakteristik dan keunikan masing- masing. Banyaknya jenis sumber daya alam berkaitan dengan keragaman jenis flora maupun fauna yang khas yang dimiliki oleh objek wisata. Sedangkan jenis kegiatan wisata merupakan kegiatan-kegiatan wisata yang ditawarkan pada objek WWCN yang dapat menarik minat konsumen untuk berkunjung seperti berenang, camping, outbond, pengamatan burung Bird Watching dan lain-lain. Supaya dapat menarik minat untuk berkunjung ke WWCN, pengelola harus memperhatikan faktor daya tarik tersebut diantaranya tetap mempertahankan dan menjaga keunikan dari SDA yang ada, tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat mengganggu dan merusak kelesatarian SDA, serta meningkatkan kegiatan wisata di WWCN. Besarnya nilai variansi pada faktor daya tarik wisata ini sebesar 6.963. Hal ini menunjukkan bahwa kriteria konsumen dalam memutuskan berkunjung karena faktor ini sebesar 6.963. Nilai korelasi daya tarik wisata selurunya positif artinya semakin tinggi daya tarik yang dimiliki oleh WWCN maka konsumen akan semakin tertarik untuk mengunjungi tempat wisata tersebut.

3.5. Analisis Variabel yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan