2. Objective Mengapa Membeli
Tujuan konsumen membeli produk dipengaruhi oleh faktor, diantaranya faktor sosial, ekonomi dan psikologis.
3. Occupant Siapa Konsumen
Konsumen dapat dibedakan berdasarkan umur, pendapatan, tingkat pendidikan, mobilitas, selera dan sebagainya. Perbedaan masing-
masing konsumen perlu dipelajari guna mengembangkan produk agar sesuai kebutuhan konsumen.
4. Occasion Kapan Membeli
Strategi pemasaran harus menyesuaikan dengan perbedaan tingkat pemakaian, yaitu pemakaian sering, ringan atau jarang. Tingkat
pemakaian akan berbeda pada masing-masing konsumen. 5.
Operation Bagaimana Membeli Pembelian bukanlah hanya satu tindakan saja bagi konsumen,
melainkan terdiri dari beberapa tindakan yang meliputi keutusan tentang jenis produk, bentuk, merek, jumlah penjual, waktu dan cara
pembayaran. Hal ini banyak dipengaruhi oleh kebiasaan konsumen. 6.
Organization Siapa yang Terlibat dalam Pembelian Salah satu tugas bagian pemasaran adalah menentukan siapa yang
mengambil keputusan dalam membeli suatu barang dan jasa. Pemasar perlu mengetahui berbagai peran yang dimainkan orang dalam
keputusan pembelian, yang mencakup pengambil inisiatif initiator, pemberi nasehat influencer, pengambil keputusan pembelian
decider, pelaku pembelian buyer, dan pengguna produk user.
2.7. Pariwisata
Undang-Undang no. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan mendefinisikan pariwisata sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan
wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Wisata terbagi ke dalam dua jenis, yaitu
wisata alam dan wisata terbatas. Wisata alam adalah kegiatan atau sebagian dari kegiatan yang dilakukan secara sukarela, bersifat sementara, untuk
menikmati gejala keunikan dan keindahan alam. Sedangkan wisata terbatas
adalah wisata alam yang kegiatannya terbatas pada mengunjungi, melihat dan menikmati keindahan alam.
Menurut Yoeti 1996 pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan sementara waktu dari satu tempat ke tempat lain dengan maksud
bukan untuk berusaha bisnis atau mencari nafkah di tempat wisata, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan
rekreasi atau untuk memenuhi keinginan lainnya. Suyitno 2001 membuat suatu kesimpulan bahwa wisata berbeda
dengan perjalanan dalam hal: -
Pemakaian waktu yang relatif cepat -
Melibatkan komponen wisata seperti objek wisata, toko cinderamata -
Wisata dilakukan dengan mengunjungi objek dan atraksi wisata daerah.
- Tujuan wisata untuk mendapatkan kesenangan.
- Tidak untuk mencari nafkah di tempat tujuan
Suyitno 2001 memberikan batasan produk wisata, yaitu: 1. Tidak berwujud intangible dalam arti wisata hanya memberikan
kesan atau pengalaman kepada wisatawan. 2. Wisata tidak dapat diukur secara kuantitatif unmeasurable,
pengukuran melalui kelas wisata, seperti deluxe, standard, economy, atau berdasar budget.
3. Wisata merupakan produk yang tidak tahan lama dan mudah kadaluarsa perishable serta masa jual terbatas.
4. Tidak dapat disimpan unstorable
5. Melibatkan konsumen wisatawan dalam proses produksinya.
6. Proses produksi dan konsumsi terjadi dalam waktu yang sama.
2.8. Wana Wisata
PT Perhutani aktif mengembangkan sektor kepariwisataan dengan memanfaatkan nilai estetika hutan. Hal ini dimaksudkan sebagai salah satu
upaya untuk mengoptimalkan fungsi hutan. Dengan tidak meninggalkan asas perlindungan dan kelestarian alam, lokasi objek wisata dikembangkan
menjadi objek wisata hutan yang disebut wana wisata.
Menurut Surat Edaran Direksi Perum Perhutani No. 034.7Dir tanggal 5 Nopember 1980 tentang Pedoman Pengembangan Wana Wisata
mendefinisikan wana wisata sebagai objek-objek wisata alam yang lokasinya di dalam kawasan hutan lindung dan hutan produksi.
Pembangunan dan pengembangan wana wisata dilakukan oleh Perum Perhutani. Wana wisata yang dikembangkan oleh Perum Perhutani pada
dasarnya dapat dibagi dalam dua macam diantaranya 1 Wana wisata bermalam yaitu dalam hal ini berupa Bumi Perkemahan. 2 Wana wisata tak
bermalam day recreation yaitu lapangan terbuka dengan sekedar fasilitas antara lain bangku piknik Himpunan Peraturan Perundang-Undangan
Bidang Kepariwisataan Perum Perhutani, 1994. Terdapat beberapa kegiatan lain yang dapat dilakukan di tempat wana
wisata, antara lain: Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Kepariwisataan Perum Perhutani, 1994
1. Lintas Jalan Kaki, yaitu suatu jalur jalan selebar kurang lebih 2 meter untuk jalan kaki yang tidak sukar sehingga orang dapat jalan dengan
santai selama lebih kurang 1.5 jam. 2. Lintas Hutan Indah, yaitu jalur jalan kaki yang disediakan dengan
tujuan untuk menikmati, mempelajari, mengkaji keindahan alam, fenomena alam, flora, fauna dan sebagainya yang terdapat di kanan
kiri jalur setapak dalam hutan. 3. Penangkaran Rusa, yaitu pembiakan rusa di alam bebas dalam rangka
pelestariannya sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan rekreasi, dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.
4. Perlindungan Jurang, yaitu usaha pengawetan tanah serta memperbaiki keseimbangan lingkungan dengan cara penutupan tanahjurang oleh
vegetasi hutan untuk melindungi tanah dari bahaya erosi dan lain-lain. Sebagai salah satu komponen wisata terdapat beberapa kelebihan dari
wana wisata yaitu sifatnya yang alami, udara yang bersih dan sejuk, objek yang menarik dan luas serta beberapa kelebihan lain. Kelebihan ini
menjadikan wana wisata mempunyai prospek yang baik dimasa mendatang
Menurut Atmajaya 2002, hutan wisata alam didefinisikan sebagai hutan yang mencakup bagian daratan maupun lautan terutama yang dapat
dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam out-bond, dengan kriteria sebagai berikut:
1 Memiliki keadaan alam yang menarik dan indah.
2 Memenuhi kebutuhan untuk rekreasi.
3 Berdekatan dengan zona pemukiman.
4 Memiliki jenis-jenis satwa baru.
5 Cukup luas dan keadaan lapangan tidak membahayakan.
2.9. Analisis Faktor