Analisis Deskriptif Analisis Faktor

3.5.2. Analisis Deskriptif

Analisis selanjutnya adalah analisis proses pengambilan keputusan konsumen dilakukan analisis deskriptif. Studi deskriptif bertujuan untuk menguraikan tentang sifat-sifat karakteristik dari suatu keadaan serta mencoba untuk mencari suatu uraian yang menyeluruh dan teliti dari suatu keadaan Suprapto, 1991. Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik umum dan proses pengambilan keputusan konsumen untuk berkunjung ke WWCN. Karakteristik dan proses pengambilan keputusan konsumen tersebut diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner yang berkunjung ke WWCN yang ditabulasikan dalam kerangka tabel yang telah dipersiapkan. Pada analisis ini jawaban yang sama dikelompokkan dan dipresentasikan. Karakteristik umum yang dilihat meliputi jenis kelamin, status perkawinan, asal, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan rata-rata pendapatan RTkeluarga per bulan. Sedangkan analisis mengenai proses pengambilan keputusan konsumen untuk berkunjung ke WWCN meliputi pengenalan kebutuhan pengunjung, pencarian informasi yang dilakukan pengunjung terhadap tempat wisata yang dikunjungi, evaluasi alternatif, hasil, dan pasca pembelian pengunjung terhadap tempat wisata WWCN.

3.5.3. Analisis Faktor

Analisis yang digunakan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap WWCN adalah analisis faktor. Pengolahan analisis faktor ini dibantu dengan program SPSS Statistical Package for Social Science versi 11.5 for Windows. Secara matematis, analisis fakor menyerupai analisis regresi berganda dalam hal adanya kombinasi linear yang diperlihatkan setiap variabel pada faktor- faktor yang mendasarinya. Perbedaannya adalah dalam analisis regresi berganda dikenal dengan adanya dependent variabel variabel tak bebas dan independent variabel variabel bebas dimana analisis faktor adalah teknik yang bersifat interdependensi. Metode interdependensi adalah teknik yang mencoba untuk membagi suatu variabel menjadi beberapa kelompok atau untuk memberi arti pada sekelompok variabel Wibisono, 2000. Menurut Cooper 1998 analisis faktor merupakan deskripsi umum bagi beberapa teknik perhitungan tertentu dimana semua teknik tersebut bertujuan untuk mereduksi menurunkan jumlah variabel menjadi jumlah yang mudah ditangani dan memiliki karakteistik pengukuran yang tumpang tindih. Dalam penelitian ini, analisis faktor digunakan untuk menentukan variabel jasa dari wana wisata yang mempengaruhi preferensi konsumen dalam memilih objek wisata. Ada beberapa teknik analisis interdependensi variabel yang dapat dimasukkan dalam analisis faktor, yaitu Wibisono, 2000: 1. Analisis Komponen Utama Principle Component Analysis Merupakan teknik reduksi data yang bertujuan untuk membentuk suatu kombinasi linear dari variabel awal dengan memperhitungkan sebanyak mungkin jumlah variasi variabel awal yang mungkin. 2. Analisis Faktor Umum Common Factor Analysis Merupakan model faktor yang digunakan untuk mengidentifikasikan sejumlah dimensi dalam data faktor yang tidak mudah untuk dikenali. Proses dasar dari analisis faktor adalah sebagai berikut: Santoso, 2002 1. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis 2. Menguji variabel-variabel yang akan ditentukan, dengan menggunakan metode Barlett test of sphericity. Untuk menguji kesesuaian pemakaian analisis faktor, digunakan metode Kaiser-Meyer-Olkin KMO. KMO merupakan indeks pembanding besarnya koefisien korelasi observasi dengan besarnya koefisien korelasi parsial Wibisono, 2000. Menurut Kaiser dalam Wibisono 2000 tingkat kesesuaian harga KMO dijelaskan pada Tabel 2. Untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel sudah memadai atau tidak digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy MSA syarat minimum untuk besarnya nilai MSA adalah sebesar 0.5. Tabel 2. Tingkat kesuaian penggunaan analisis faktor dengan harga KMO Harga KMO Tingkat kesesuaian penggunaan analisis faktor 0.9 Sangat memuaskan 0.8 Memuaskan 0.7 Harga Menengah 0.6 Cukup 0.5 Kurang memuaskan 0.5 Dapat diterima 3. Melakukan proses inti pada analisis faktor, yakni factoring, atau menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel sebelumnya. 4. Melalukan proses Factor Rotation atau rotasi pada faktor yang telah terbentuk. Tujuan rotasi adalah untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu. Beberapa metode Rotasi adalah: ƒ Orthogonal Rotation, adalah dengan memutar sumbu 90 ke kanan. Proses rotasi dengan metode Orthogonal dapat dibedakan menjadi Quartimax, Varimax, dan Equimax. ƒ Oblique Rotation, adalah memutar sumbu ke kanan, namun tidak harus 90 . Proses rotasi dengan metode Oblique dapat dibedakan menjadi Oblimin, Promax, Orthoblique, dan lain-lain. 5. Interpretasi atas faktor yang terbentuk, khususnya memberi nama atas faktor yang terbentuk tersebut yang dianggap bisa mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut. Menurut Wibisono 2000 tahapan dalam interpretasi adalah 1. Dimulai dari variabel pada urutan pertama dengan menggerakan faktor paling kiri ke faktor paling kanan pada setiap baris untuk mencari bilangan yang nilai mutlak paling besar dalam baris tersebut. 2 Mengetahui variabel-variabel mana yang masuk dalam suatu faktor. 3 Mengulang point 1 dan 2 sehingga semua variabel telah tercakup dalam faktor- faktor hasil ekstraksi. 4 Mengevaluasi bila terdapat variabel yang tidak memiliki bobot yang signifikan untuk mengetahui relevansi variabel dalam penelitian yang dilakukan. 6. Validasi atas faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk telah valid. Validasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti 1 Membagi sampel awal menjadi dua bagian, kemudian membandingkan hasil faktor sampel satu dengan sampel dua. Jika hasil tidak banyak perbedaan, bisa dikatakan faktor yang terbentuk telah valid. 2 Dengan menggunakan metode Confirmatory Factor Analysis CFA dengan cara Struktural Education Modelling.

3.5.4. Regresi Logistik Ordinal