Pendapatan Karakteristik Pengunjung Wana Wisata Curug Nangka

untuk mengunjungi WWCN. Pekerjaan selanjutnya adalah sebagai wiraswasta sebesar 20.91, mahasiswa 16.36, pelajar dan pedagang dimana masing-masing memiliki persentase yang sama yaitu 7.27. Hanya sebesar 2.73 memiliki pekerjaan sebagai pegawai negeri dan lain- lain sebesar 6.36 yang terdiri pengacara 0.91, pegawai BUMN 3.64 dan ibu rumah tangga 1.82. Tabel 8. Jenis pekerjaan responden Pekerjaan Frekuensi orang Persentase Persentase Kumulatif Mahasiswa 18 16.36 16.36 Pelajar 8 7.27 23.63 Pegawai Swasta 43 39.09 62.72 Wiraswasta 23 20.91 83.63 Pegawai Negeri 3 2.73 86.36 Pedagang 8 7.27 93.64 Lainnya 7 6.36 100 Total 110 100

4.2.6. Pendapatan

Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rata-rata pendapatan per bulan yang diterima. Semakin tinggi pendapatan maka semakin besar pula daya beli konsumen terhadap suatu barang atau jasa. Bila responden telah berkeluarga, maka besarnya pendapatan adalah pendapatan perbulan suami, sedangkan bagi kalangan mahasiswa adalah besarnya uang saku perbulan yang diterima dari orang tua. Menurut Kasali 1998 pembagian kelas sosial ekonomi di Indonesia sering dikelompokkan menjadi lima kriteria, diantaranya Kelas A+ atau dinamakan kelas atas-atas, kelas A atau kelas atas bagian bawah, untuk kelas menengah bagian atas termasuk ke dalam kelas B+, kelas B atau kelas menengah bawah, kelas C+ atau kelas bawah bagian atas dan terakhir kelas bawah bagian bawah yang tergolong ke dalam kelas C. Pembagian kelas sosial ini biasanya disertai dengan pengelompokkan berdasarkan daya beli atau penghasilan individu yang disandang oleh masing-masing kelas. Dalam penelitian ini kelas C adalah golongan kelas dengan rentang pendapatan kurang dari Rp200.000, kelas C+ dengan rentang pendapatan Rp200.000 - Rp500.000, rentang pendapatan Rp500.000 - Rp2.350.000 termasuk ke dalam kelas B. Selanjutnya kelas B+ memiliki rentang pendapatan Rp2.350.000 - Rp3.500.000, kelas A dengan rentang pendapatan Rp3.500.000 - Rp5000.000 dan terakhir adalah rentang pendapatan lebih dari Rp5000.000 yang termasuk ke dalam kelas A+. Tabel 9. Pendapatan perbulan responden Pendapatan berdasarkan kelas sosial Frekuensi orang Persentase Persentase Kumulatif C 200.000 5 4.55 4.55 C+ 200.000-500.000 8 7.27 12.82 B 500.000-2.350.000 70 63.64 76.46 B+ 2.350.000-3.500.000 15 13.64 90.1 A 3.500.000-5.000.000 6 5.45 95.55 A+ 5.000.000 6 5.45 100 Total 110 100 Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa sebagian besar pengunjung WWCN termasuk ke dalam kelas B atau kalangan menengah ke bawah yaitu dengan pendapatan antara Rp500.000 - Rp2.350.000 63.64. Secara lebih terperinci karakteristik responden berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada Tabel 9. Informasi mengenai tingkat pendapatan dari pengunjung ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pengelola WWCN dalam menentukan kebijakan pemasaran yang efektif dalam hal penjualan jasa wisata. Misalnya dalam menentukkan kebijakan untuk tiket masuk atau biaya sewa dari fasilitas yang disediakan oleh pengelola disesuakan dengan kemampuan daya beli pengunjung.

4.3. Analisis Proses Pengambilan Keputusan Pembelian konsumen