Pengantar Pengertian Perdagangan Manusia dalam R KUHP

146 Bagian ke 11 Tindak Pidana Perdagangan Orang

11.1. Pengantar

Tindak pidana perdagangan orang dalam R KUHP di atur di dalam Bab XXI R KUHPidana yang terdiri dari 15 Pasal, yakni Pasal 555 sampai dengan Pasal 570. Kelima belas Pasal tersebut oleh diadopsi dari UU No 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana perdagangan orang UU TPPO. Mengadopsi rumusan dari UU TPPO kedalam R KUHP tersebut, sebenarnya positif, dengan catatan para perumus R KUHP cukup teliti melakukan transfer rumusan yang berkaitan dengan tindak pidana. Oleh karena itu rumusan R KUHP saat ini minimal harus melihat rumusan yang ada dalam UU TPPO.

11.2. Pengertian Perdagangan Manusia dalam R KUHP

Pengertian perdagangan orang dapat dilihat pada Pasal 555 R KUHP. Pasal 555 R KUHP menyatakan: Setiap orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang, atau memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut di wilayah negara Republik Indonesia, dipidana karena melakukan tindak pidana perdagangan orang dengan pidana penjara paling singkat 3 tiga tahun dan paling lama 15 lima belas tahun dan pidana denda paling sedikit Kategori III dan paling banyak Kategori IV. ‘u usa di atas jika di i i te di i da i agia aitu: i setiap o a g a g elakuka : perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseo a g; ii de ga e ggu aka : a a a keke asa , pe ggu aa keke asa , penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, pe je ata uta g, atau e e i a a a atau a faat; iii u tuk tujua : e geksploitasi orang tersebut. Dengan perumuskan seperti di atas, maka sebuah tindak pidana perdagangan orang dapat terpenuhi bila salah satu dari tiga bagian tersebut dilakukan. Misalnya, seorang melakukan perekrutan dengan menggunakan pemanfaatan posisi kerentanan untuk tujuan mengeksploitasi maka orang tersebut telah memenuhi Pasal ini. Pasal ini merupakan Pasal utama dan Pasal terpenting dalam menentukan tindak pidana lainnya yang berhubungan dengan perdagangan manusia, karena seluruh Pasal-Pasal lainnya yang 147 terkait dengan tindak pidana peerdagangan orang dalam R KUHP ini haruslah terlebih dahulu memenuhi unsur perdagangan orang Namun, Pasal ini maupun penjelasannya tidak menjelaskan seluruh definisi istilah-istilah penting yang digunakan dalam konteks kejahatan perdagangan orang. R KUHP hanya memberikan pengertian yang terbatas, dan pengertian tersebut justru ditemui dalam Pasal- Pasal yang dikualifikasikan mengatur kejahatan yang berbeda dengan perdagangan manusia. Selain itu Pasal ini justru menyempitkan ruang lingkup perdagangan orang dibandingkan dengan UU TPPO sendiri sejauh menyangkut tentang eksploitasi dilakukan di wilayah Negara Republik Indonesia

11.3. Tindak Pidana Perdagangan Orang lainnya dalam R KUHP