161
atau b.laki-laki memasukkan suatu benda yang bukan merupakan bagian tubuhnya ke dalam vagina atau anus perempuan. Namun ada kelemahan terhadap ketentuan ini sehingga perlu
pula ditambahkan elemen 1 masuknya bagian dari tubuh pelaku dalam vagina atau anus perempuan misalnya, memasukkan jari-jari tangan, tangan, jari kaki, kaki, ke dalam vagina atau
anus, korban. Dan 2 laki-laki memasukkan lidah nya ke alat kelamin perempuan. Perluasan perbuatan perkosaan dalam R KUHP terkait dengan kejahatan perkosaan dalam Pasal
491 ayat 1 huruf a
Perbuatan perkosaan Penjelasan
Persetubuhan laki-laki memasukkan alat kelaminnya ke dalam vagina
perempuan bukan istrinya Sodomi
laki-laki memasukkan alat kelaminnya ke dalam anus perempuan bukan istrinya
Oral sex paksa dengan Felatio
laki-laki memasukkan alat kelaminnya ke dalam mulut perempuan bukan istrinya
memasukkan alat ke vagina
laki-laki memasukkan suatu benda yang bukan merupakan bagian tubuhnya ke dalam vagina bukan
istrinya
memasukkan alat ke anus
laki-laki memasukkan suatu benda yang bukan merupakan bagian tubuhnya ke dalam anus perempuan
bukan istrinya
Elemen yang belum dimasukkan dalam hal perkosaan memasukkan
bagian tubuh ke vagina
memasukkan jari-jari tangan, tangan, jari kaki, kaki, ke dalam vagina korban
memasukkan bagian
tubuh ke anus memasukkan jari-jari tangan, tangan, jari kaki, kaki, ke
dalam anus korban cuningulis
laki-laki memasukkan lidahnya ke alat kelamin perempuan
12.3. Ele e Bertentangan Dengan Kehendak atau Ta pa Persetujua dari Korban.
Bila di bandingkan dengan rumusan elemen-elemen perkosaan dalam KUHP yang saat ini ada, tentunya rumusan elemen-elemen delik perkosaan dalam R KUHP jauh lebih memadai. Hal
utama yang paling penting untuk di perhatikan yang ada kaitannya dengan elemen perkosaan adalah ele e e te ta ga de ga kehe dak atau ta pa pe setujua da i ko a .
Pasal 491 menyatakan bahwa: 1
Dipidana karena melakukan tindak pidana perkosaan, dengan pidana penjara paling singkat 3 tiga tahun dan paling lama 12 dua belas tahun:
a. laki-laki yang melakukan persetubuhan dengan perempuan di luar perkawinan,
bertentangan dengan kehendak perempuan tersebut;
162
b. laki-laki yang melakukan persetubuhan dengan perempuan di luar perkawinan, tanpa
persetujuan perempuan tersebut; Elemen penting dalam Pasal tersebut adalah: bertentangan dengan kehendak atau tanpa
persetujuan dari perempuan tersebut. Mengapa elemen ini merupakan elemen yang penting ? jika kita kembali melihat rumusan perkosaan dalam KUHP dan kita bandingkan maka
dirumuskannya elemen ini akan mengubah secara mendasar elemen perkosaan yang selama ini diterima dalam praktek-praktek pengadilan untuk kasus perkosaan. Lihat tabel
Rumusan elemennya KUHP
Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh dengan di di luar perkawinan, diancam
karena melakukan perkosaan R KUHP
laki-laki yang melakukan persetubuhan dengan perempuan di luar perkawinan, bertentangan dengan kehendak perempuan tersebut;
laki-laki yang melakukan persetubuhan dengan perempuan di luar perkawinan, tanpa persetujuan perempuan tersebut
Adanya elemen baru ini tentunya akan lebih membantu pembuktian dalam kejahatan perkosaan karena elemen ini lebih memudahkan dalam hal terpenuhinya elemen perkosaan
ketimbang elemen KUHP yang saat ini berlaku. Pengertian bertentangan dengan kehendak ini haruslah ditafsirkan secara luas yakni: pengertiannya mencakup apapun yang intinya
bertentangan dengan kehendak korban adalah termasuk pula perbuatan yang tidak di inginkan no consent dari korbannya.
Oleh karena itu bertentangan dengan kehendak tersebut bisa diartikan dengan menekan kehendak orang lain yang bertentangan dengan kehendak orang lain itu agar orang lain tadi
menerima kehendak orang yang menekan atau sama dengan kehendaknya sendiri. Misalnya dengan cara penipuan, penyesatan, lebih-lebih lagi jika perbuatan tersebut dilakukan dengan
cara-cara: perbuatan memaksa, perbuatan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan yang ditujukan baik terhadap korban, maupun pada orang lainnya pihak ke 3 untuk menundukkan
korban. Problem yang timbul adalah karena penjelasan dalam R KUHP untuk elemen ini tidaklah
memadai sepanjang terkait dengan bertentangan dengan kehendak dan juga elemen tanpa persetujuan, karena dalam prakteknya mungkin ada kesulitan untuk membedakan antara
e te ta ga de ga kehe dak de ga ta pa pe setujua .
12.4. Elemen Situasi yang Tidak Cukup Memadai